Postagens populares

Sidebar menu

RSS
Container Icon

Pages

UMAR BIN KHATTAB Setan Lari Jika Melihatnya

Allah memuliakan agama-Nya, dan salah satu yang Allah pilih untuk menegakkan agama ini adalah dengan seorang yang kuat badan maupun akalnya. Beliau adalah Umar bin Khattab. Orang terbaik sesudah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuma.
Nasab keturunan beliau: Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Royah bin Qurth bin Rozah bin Adi bin Ka’ab bin Luay. Kunyah (panggilan) beliau adalah Abu Hafsh, diambil nama dari salah satu putrinya yang bernama Hafshoh. Beliau memiliki gelar Al Faruq. Gelar tersebut adalah gelar yang memiliki arti ‘Pembeda’. Dan pemberi gelar tersebut adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Umar dilahirkan 13 tahun sesudah perang Gajah. Beliau berperawakan tinggi, besar, tegap, berkulit putih kemerah-merahan, memiliki obsesi yang kuat, berlaku adil, berfikir jernih dan penuh hikmah serta tidak senang melakukan kedhaliman.
Di zaman jahiliyah beliau selalu ditunjuk oleh kabilah Quraisy untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi antar sesama warga Quraisy, atau antara Quraisy dan kabilah lain, atau antara orang-orang Arab dan non Arab. Umarlah yang dijadikan oleh mereka sebagai duta.
Beliau termasuk orang yang pertama-tama masuk Islam. Tatkala beliau masuk Islam, jumlah kaum muslimin dari kalangan laki-laki sebayak 40 orang, sedang kaum wanita berjumlah 11 orang. Umar masuk Islam tahun ke 6 dari kenabian dan saat itu umur beliau 27 tahun. Masuk Islamnya Umar bin Khattab merupakan kemenangan bagi kaum muslimin. Bahkan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdoa agar Islam ini jaya dengan masuk Islamnya Umar dan Abu Jahal. Umar mendapatkan petunjuk dan Abu Jahal tetap dalam kekufurannya.
Anas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, “Suatu hari Umar keluar dengan membawa pedangnya. Di tengah jalan berjumpa dengan seseorang dari Bani Zuhroh seraya berkata,” Hendak kemana engkau ini, wahai Umar? Maka Umar menjawab, “Hendak membunuh Muhammad. Maka laki-laki tersebut berkata, “Bagaimana mungkin engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah (keluarga Rasulullah) jika engkau membunuh Muhammad?” Maka Umar menjawab, “Aku tidak melihat engkau kecuali kamu ini (kena sihirnya Muhammad), tidak waras dan telah meninggalkan agama nenek moyangmu. Maka laki-laki tersebut berkata lagi, “Maukah aku tunjukkan pada perkara yang aneh dan mengherankan, wahai Umar? Sesungguhnya iparmu dan saudara perempuanmu telah masuk Islam dan meninggalkan agama nenek moyangmu.” Maka Umar pun langsung menuju ke rumah saudaranya. Dan di rumah ada seorang yang bernama Khobbab. Ketika Khobbab mendengar kedatangan Umar, Khobbab sembunyi di rumah tersebut. Maka Umar pun masuk seraya berkata, “Suara apakah yang barusan aku dengar dari kalian? Waktu itu mereka sedang membaca surat Thoha. Saudara perempuan Umar dan suaminya berkata, “Obrolan biasa saja yang biasanya kami bicarakan.” Maka Umar berkata, “Mungkin kalian telah tersihir?” Maka iparnya menjawab, “Wahai Umar, bagaimana menurutmu jika agama yang benar adalah selain agama yang ada padamu?” Maka Umar langsung menyerang iparnya dan menginjaknya dengan keras. Kemudian istrinya membela suaminya, hingga Umarpun menamparnya dan wajahnya berdarah. Sambil marah saudara perempuannya itupun berkata, “Wahai Umar, jika agama yang benar selain yang kamu yakini, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Maka Umarpun berkata, “Kalau begitu berikan kepadaku kitab yang kalian baca, aku ingin tahu!” (Umar adalah orang yang bisa baca kitab-kitab suci). Kemudian saudara perempuannya menjawab, “Engkau ini najis, dan tidak boleh ada yang menyentuh kitab ini kecuali orang yang suci. Kalau begitu bangun, mandi dan berwudhulah.” Maka Umar pun bangun dan berwudhu, kemudian mengambil kitab tersebut seraya membaca surat Thoha dari awal ayat hingga firman Allah:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha: 14)
Maka Umar berkata, “Tunjukkan kepadaku di mana Muhammad!” Tatkala Khobbab mendengar pernyataan Umar, beliau keluar dari persembunyiannya dan berkata, “Kabar gembira wahai Umar, aku berharap ini merupakan doa Nabi yang beliau panjatkan di malam Kamis, “Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan Umar bin Khattab atau Amer bin Hisyam (Abu Jahal). Kemudian Umar menjumpai Nabi dan masuk Islam.
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kita selalu mulia dan perkasa sejak Umar masuk Islam.” Berikut beberapa hadits yang menunjukkan kemuliaan Umar dan sekaligus pelajaran berharga dari beliau:
1. Al Imam Turmudzi dan Al Hakim meriwayatkan dari Uqbah bin Amir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika sesudahku ada seorang Nabi maka Umarlah orangnya.”
2. Al Imam Turmudzi meriwayatkan dari jalur Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya aku melihat setan dari jenis manusia dan jin telah lari dari Umar.”
3. Al Imam Bazzar meriwayatkan dari jalan Ibnu Umar dan Ibnu Asakir dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Umar merupakan pelita penduduk surga.”
4. Ibnu Asakir mengeluarkan hadits dari jalan Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah ada malaikat yang berada di langit kecuali memuliakan Umar dan tidaklah ada setan di muka bumi kecuali lari dari Umar.”
5. Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidak ada laki-laki yang paling aku cintai di muka bumi ini selain Umar.”
6. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata, “Jika disebut nama orang-orang shaleh, maka sebutlah Umar.”
7. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Jika ilmu Umar itu ditimbang dengan ilmu penduduk di bumi maka niscaya ilmu Umar lebih banyak.”
8. Banyak kejadian yang diharapkan oleh Umar dan Allah pun meridhainya dengan menurunkan wahyu kepada baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantaranya:
a. Maqam Ibrahim dijadikan sebagai tempat pengimaman shalat. (QS. Al Baqarah: 125)
b. Masalah khamr (QS. Al Baqarah: 219)
c. Masalah hijab (QS. Al Ahzab: 53)
d. Perang Badar Tahun 13 H (QS. Al Anfal: 5)
9. Sebelum Abu Bakar meninggal, beliau menunjuk Umar untuk menjadi pengganti sesudahnya, dan Umar merupakan sebaik-baik pengganti dan di masanya berhasil menaklukkan berbagai negara. Di antaranya Damaskus (tahun 14 H), Yordania (tahun 15 H), Persia (Al Ahwaz dan Madain) (Tahun 16 H), Mesir (tahun 20 H), Alexandria (tahun 21 H), Azerbaijan (tahun 22 H).
10. Umar bin Khattab selama menjabat menjadi khalifah mampu melakukan perkara-perkara yang cemerlang dan diukir dalam sejarah. Di antaranya:
a. Pengaturan pengangkatan gubernur
b. Mempererat hubungan antara pejabat di wilayah-wilayah yang ada
c. Pemberian sangsi jika ada gubernur atau pejabat pemerintah yang melanggar
d. Pengaturan tentara dan penertibannya
e. Beliau orang yang pertama kali menetapkan tahun dengan hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Meninggalnya Umar bin Khattab radhiyallahu anhu
Di akhir bulan Dzulhijjah tahun 23 H, datanglah seorang yang bernama Abu Lu’luah pengikut agama Majusi. Dia mengendap-endap di kegelapan pagi -dan demikianlah sifat seorang pengecut, dia takut dengan wibawa Umar radhiyallahu anhu-. Siapapun di antara musuh Allah pasti takut dengan kewibawaannya. Beliau lebih menakutkan daripada pedang yang terhunus. Abu Lu’luah menunggu Umar hingga beliau datang ke masjid. Di antara kebiasaan Umar jika melewati shaff maka beliau berkata, “Istawuu...(luruskan).” Jika tidak didapati kekosongan (maksudnya sudah lurus dan rapi) dan semua telah saling merapat, maka beliau mulai bertakbir dan membaca Al Fatihah dan surat Yusuf atau An Nahl atau surat lainnya di rakaat pertama hingga orang-orang berkumpul untuk shalat. Namun waktu itu sesudah Umar bertakbir, Abu Lu’luah menusukkan khonjarnya yaitu sejenis belati yang memiliki 2 mata, dan ditusuklah dengan 3 kali tusukan. Salah satunya di bagian bawah pusar yang membuatnya terbunuh. Dan di saat yang sama Abu Lu’luah menusuk 13 shahabat dan 6 di antaranya wafat. Kemudian shalat tersebut dipimpin Abdurrahman bin Auf, sementara Abu Lu’luah mati bunuh diri.
Demikian akhir biografi Umar bin Khattab yang diukir dalam sejarah dengan tinta emas. Beliaulah satu-satunya shahabat yang mendapat gelar Al Faruq karena terang-terangan dalam berdakwah di kala kaum muslimin lemah, dan terang-terangan ketika Hijrah. Beliau tutup usia 63 tahun. Radhiyallahu ‘anhu Semoga Allah meridhainya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Penulis Majalah Al 'Ibar

1. Ust. Agus Andriyanto, Lc

2. Ust Rohmanto, Lc

3. Ust. Amri Suaji, Lc

4. Ust. Abdus Salam, Lc

5. Ust. Aris Munandar, S.S.

6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I

7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I

8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.

9. Ustadzah Umi Hajar, Lc

Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran

Pondok Pesantren Hamalatul Quran

Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 

Telp/Fax: 0274 372 602 

email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Tags

BTricks

BThemes