Postagens populares

Sidebar menu

RSS
Container Icon

Pages

Selamat Tinggal 1431

Ibarat perahu yang berlayar pada satu tujuan, itulah waktu kita. Ibarat pohon yang terus tumbuh dan berhenti tumbuh pada suatu masa, itulah kehidupan kita. Ibarat rambut kita yang mulai memutih, tulang-tulang kita yang semakin rapuh, kulit yang semakin mengkerut, paras wajah yang semakin ‘kurang menarik’ lagi, itulah diri kita.
Tak terasa waktu cepat berlalu. Banyak sudah nikmat, cobaan, dan berbagai kesibukan amalan yang kita rasakan di tahun 1431 ini. Susah senang datang silih berganti. Satu kesenangan beriringan satu kesedihan yang mengintai. Tengoklah kita, satu tahun yang lalu. Kita yang berbeda dari saat ini, atau masih kita yang saat ini. Lebih baikkah kita saat ini, atau sebaliknya, atau sama saja tanpa ada yang berubah. Namun pastilah semua sepakat saat ini dengan satu tahun lalu yang berbeda adalah usia kita. Waktu akan memakan siapapun tanpa pandang bulu. Iakah yang punya kuasa di dunia ini, atau iakah yang sekedar manusia yang ‘dikuasai’ manusia lainnya. Tak ada ampun manusia pasti termakan dengan waktunya sendiri.
Dengan jelangnya tahun baru 1432 ini, satu hal yang wajib kita lakukan adalah instropeksi diri. Seorang muslim akan menghitung-hitung amalan yang telah ia lakukan. Manakah yang dominan, kebaikankah atau keburukankah? Karena seorang muslim mengerti benar bahwa hari-harinya adalah sekedar kesempatan yang diberikan Allah untuknya supaya ‘menabung amal’ demi akhiratnya. Sangatlah merugi seseorang yang hari-harinya hanya ‘menabung’ untuk dunianya. Memikirkan perbekalan dunia yang tidak akan ada habisnya jika dituruti, dan bahkan akan mencelakakannya. Naudzubillah.
Banyak kejadian yang telah dilalui bangsa ini di tahun 1431, dan jika direnungkan ternyata musibah begitu mendominasi. Carut marut pemerintahan, keadilan yang sulit ditegakkan, bencana yang tiada henti, moral bangsa yang semakin membuat kita ‘ngelus dodo’ (prihatin), bercampurnya mana yang haq dan mana yang bathil, dan berbagai kemunduran lainnya.
Apakah tahun 1432 akan menjadi nasib baik bagi bangsa ini? Jawabannya ada pada setiap kita. Akankah kita tergerak mengubah nasib bangsa ini agar lebih dekat di dalam keridhaan Allah, atau semakin hina di mata Allah. Karena bangsa ini akan berubah berawal dari perubahan setiap individu di dalamnya. Allah menilai bukan dari mayoritas orang, namun per individu orang. Tidak ada yang mampu mengubah segalanya kecuali kita mendekatkan diri pada ajaran Allah. Memilah mana hal yang halal dikerjakan dan mana hal yang haram dilakukan. Teliti sebelum bertindak, itulah slogan setiap muslim. Rasulullah pun sebelum beliau wafat telah berwasiat kepada kita:
“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara, kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh pada keduanya: Al Quran dan Sunnahku. Keduanya tidak akan berpisah hingga menemuiku di haudh (telaga surga).” (HR. Hakim dan Malik. Hadits ini hasan)
Ibnu Taimiyah sempat berkata, “Sekiranya seseorang terasing di sebuah negeri atau pada suatu masa dengan membawa kebenaran yang dibawa oleh rasul dan tidak ada orang lain yang menolongnya. Maka Allah akan selalu menyertainya dan ia berhak mendapat pertolongan Allah.”
Semoga di tahun baru 1432 ini Allah semakin memperteguh kita dan bangsa kita dengan ajaran Al Quran dan Sunnah mulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Selamat tinggal 1431.@ . Abu Mujahid

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Penulis Majalah Al 'Ibar

1. Ust. Agus Andriyanto, Lc

2. Ust Rohmanto, Lc

3. Ust. Amri Suaji, Lc

4. Ust. Abdus Salam, Lc

5. Ust. Aris Munandar, S.S.

6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I

7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I

8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.

9. Ustadzah Umi Hajar, Lc

Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran

Pondok Pesantren Hamalatul Quran

Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 

Telp/Fax: 0274 372 602 

email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Tags

BTricks

BThemes