Postagens populares

Sidebar menu

RSS
Container Icon

Pages

Sudah Biasa

Tahun baru, Harga Baru (baca: harga naik). Mulai dari beras, minyak, sayuran, bumbu dapur sampai cabai semua naik. Cabai? Ya, cabai yang kebanyakan orang Indonesia tak bisa lepas darinya, bukan naik harga tapi ganti harga, begitu kata para penjual.
Harga-harga yang mahal bukan hanya membuat kantong makin terkuras habis, namun juga menjadi sumber masalah-masalah lain, seperti komunikasi, kesehatan, waktu, dan yang pasti pikiran! Sejatinya, permasalahan ini berujung pangkal dari KEBIASAAN yang tidak bisa ditinggal. Di sebuah gudang sembako di daerah Pundong Bantul, ternyata harga jagung gilingan (yang jika dimasak menjadi nasi jagung) hanya lebih mahal beberapa ratus rupiah dengan harga nasi aking (nasi sisa yang dikeringkan dan tidak sangat tidak baik untuk kesehatan). Namun orang tetap memilih nasi aking, daripada jagung gilingan. Tahu sebabnya? Karena belum dalih SUDAH BIASA makan nasi, meski harus nasi yang tidak sehat. Demikian juga dengan si cabai… Meski mahal, namun toh tetap dibeli oleh ibu-ibu. Tahu alasannya? “Kalau gak pakai cabai kurang mantap, mas… (dengan kata lain, sudah terbiasa),”demikian kata beberapa ibu. Padahal, gak pakai cabai pun sebenarnya tetap bisa makan kan..? Semuanya karena alasan SUDAH BIASA dan tidak mau mengubah yang sudah biasa tersebut.
Sebenarnya itulah kultur dari semua manusia, yaitu nyaman dengan yang sudah biasa dan perlu perjuangan dan ‘pengorbanan’ jika ingin mengubah sesuatu yang sudah biasa tersebut. Fakta di atas hanyalah sebuah gambaran ‘kesudah biasanya’ manusia. Tentu tak mengapa meneruskan sesuatu yang sudah biasa, jika sesuatu itu baik. Namun, celakanya jika sesuatu yang sudah biasa itu berlangsung lama padahal sebuah keyakinan atau amalan yang keliru menurut agama. Sesuatu itu seakan sudah benar, dan sulit sekali ditinggalkan kecuali mereka yang benar-benar beriman kepada Allah.
Dalam masalah keyakinan dan amalan manusia, jika sesuatu yang sudah biasa tadi berseberangan dengan ajaran Allah, manusia tidak boleh lagi meneruskan lagi. Wajib ditinggalkan saat itu juga, meski sesuatu itu warisan dari nenek moyang maupun leluhur mereka. Karena sesuatu yang SUDAH BIASA belum tentu BENAR menurut Allah.
Mari belajar berpikir pada hal-hal yang TIDAK BIASA sambil membandingkan baik dan buruknya dibanding yang SUDAH BIASA.
Redaksi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Penulis Majalah Al 'Ibar

1. Ust. Agus Andriyanto, Lc

2. Ust Rohmanto, Lc

3. Ust. Amri Suaji, Lc

4. Ust. Abdus Salam, Lc

5. Ust. Aris Munandar, S.S.

6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I

7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I

8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.

9. Ustadzah Umi Hajar, Lc

Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran

Pondok Pesantren Hamalatul Quran

Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 

Telp/Fax: 0274 372 602 

email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Tags

BTricks

BThemes