Postagens populares

Sidebar menu

RSS
Container Icon

Pages

KACAMATA AKHIRAT

Menarik sekali ketika manusia diberi pilihan amalan ahli surga dan amalan ahli neraka. Terkesan di kebanyakan orang bahwa amalan ahli neraka begitu indah dan menyenangkan jika dilakukan, dan amalan ahli surga begitu berat dan sangat membosankan jika dilakukan. Tanyalah satu orang yang melakukan sebuah kemaksiatan, kebanyakan mereka hanya beralasan kepuasan dan kesenangan semata. Memang demikianlah Iblis dalam misi mencari pengikutnya, yaitu menggambarkan kepada manusia hal-hala yang haram indah dirasa. Penjabaran masalah ini bisa Anda ikuti dalam rubrik Kisah Quran.
Satu contoh lagi adalah berkenaan dengan benda najis. Kotor belum tentu najis, sementara najis pastilah kotor. Ukuran ‘kotor’ yang mengenai tubuh maupun pakaian orang muslim, dan hendaknya cepat dibersihkan adalah apa yang disampaikan oleh syariat, bukan oleh ilmu manusia. Meski belum bisa dicerna oleh akal manusia, namun ittiba’ adalah pilihan pasti. Karena kita melakukan sesuatu atas dasar taat kepada Pencipta. Tentang macam-macam najis bisa Anda ikuti dalam rubrik Ibadah Shahihah.
Hal yang senada adalah apa yang ditanyakan Pembaca berkaitan dengan keramas dengan Khamr yang katanya mengandung protein yang baik untuk rambut. Semua akan dibahas detail dalam rubrik Konsultasi Syariah.
Maka orang yang sudah yakin dengan kebenaran Al Quran, dia tidak akan salah jalan dalam melalukan amalannya. Namun orang yang memiliki keyakinan yang salah atau tidak sesuai dengan Al Quran, maka amalannya otomatis juga keliru dan tak berarti lagi. Hal ini dibahas dalam rubrik refleksi.
Demikianlah memang, kaca mata manusia dalam menyikapi pada hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan adalah dengan kacamata akhirat yaitu segala hal yang berobsesi pada keselamatan dunia dan di akhirat. Hal ini tercapai dengan mendekat pada Al Quran dan As Sunnah. Singkirkan dahulu akal jika ada pada keduanya. Karena berasal dari Pencipta kita dengan segala apa yang ada di dunia lemah ini. Maka, sangatlah naïf sikap beberapa orang yang memilah-milah ayat maupun hadits mana yang sesuai akal dan mana yang tidak. Jika sesuai dilakukan, jika tidak, diingkari atau ditafsirkan dengan makna yang sesuai akal (baca:diakali).
Banyak rubrik lain yang semoga bisa menambah khasanah ilmu pembaca semua, dan semoga Allah membimbing akal pikiran kita dengan Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kami atas nama redaksi berdoa keberkahan, keselamatan dan kelapangan hidup kepada Pembaca yang setia membaca majalah Al ‘Ibar ini. Barakallahu fikum…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KISAH ADAM DI DALAM SURGA

Oleh ust. M Ulin Nuha Spd.I
وَيَا آَدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (19) فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآَتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ (20) وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ (21) فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآَتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ (22) قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (23)
19. (dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua Termasuk orang-orang yang zalim." 20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk Menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka Yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)".21. dan Dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah Termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua", 22. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" 23. keduanya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah Menganiaya diri Kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni Kami dan memberi rahmat kepada Kami, niscaya pastilah Kami Termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Al-A’rof: 19-23)
Kisah al-Qur’an
Allah menciptakan Adam pada hari Jumat, dan pada hari itu pula Allah memasukkannya ke dalam surga. Ibnu Abbas meriwayatkan: Ketika Adam berada di surga sendirian dan merasa tiada teman, lalu ia pun tertidur. Kemudian Allah menciptakan seorang wanita yang bernama Hawwa’ untuk menemaninya, dan supaya Adam lebih tentram bersamanya. Hawwa’ diciptakan dari tulang rusuk Adam yang pendek di bagian kiri. Ketika Adam terbangun tiba-tiba ia melihat ada seorang wanita di dekatnya, Adam bertanya kepadanya, “Siapa kamu?” “Aku adalah wanita yang diciptakan dari tulang rusukmu supaya kamu tentram bersamaku,” jawab Hawwa’.
Kemudian Allah berfirman, “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga! makanlah buah-buahan di mana saja yang kamu berdua sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon yang satu ini, jika kamu berdua melanggarnya kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al A’raf:19).
Juga firman-Nya:
“"Hai Adam, sesungguhnya ini (Iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan kekurangan pakaian, dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak pula akan ditimpa panas matahari di dalamnya". (QS. Thaaha:117-119).
Lalu keduanya tinggal di surga dalam kurun waktu yang lama. Kedua sangat bahagia, tidak kekurangan suatu apapun, tidak pernah haus, tidak pernah lapar, juga tidak pernah kepanasan, semuanya serba nikmat. Keadaan seperti ini membikin gerah Iblis, maka Iblis yang sudah dari awal punya cita-cita menyesatkan manusia mulai beraksi. Aksinya ini bertujuan untuk menelanjangi keduanya dan mengeluarkan keduanya dari surga.
Kemudian Iblis mendatangi Adam dan Hawwa di surga untuk membisikkan rayuan-rayuan sesat yang dibungkus dengan keindahan yang menipu. Allah menceritakan dalam Al Quran: Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya supaya aurat yang tertutup dari mereka menjadi terbuka. Syaitan berkata: "Tuhan kamu tidaklah melarangmu untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi Malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)". (al-A’rof:20).
Setan mengatakan di sini bahwa di balik larangan mendekati pohon ada sebabnya yaitu siapa saja yang memakan buahnya maka ia bisa berubah menjadi malaikat atau menjadi orang yang kekal atau tidak bisa mati, oleh karena itu Setan menyebutnya dengan buah Khuldi (buah keabadian). Padahal keterangan Setan tersebut tidaklah benar. Dari mana Setan mendapatkan berita ini. Ini hanyalah berita ngawur yang dibuat-buat oleh Iblis agar keduanya tersesat. Untuk meyakinkan rayuannya ini Setan bersumpah demi Allah bahwa keterangannya benar dan bersumpah bahwa ia menceritakan ini semua tidak lain hanyalah karena untuk kebaikan Adam dan Hawwa yaitu supaya bisa langgeng di surga.
Adam dan Hawwa rupanya terpengaruh dengan bisikan Setan tersebut, sehingga akhirnya keduanya memakan buah pohon larangan tersebut. Maka Allah pun murka kepada Adam dan Hawwa dan menghukum keduanya. Hukumannya yaitu Allah mengambil kembali perhiasan surga yang mereka berdua pakai sehingga aurat keduanya terbuka atau telanjang. Merasa badannya terbuka maka Adam dan Hawwa berusaha menutupi aurat dengan mengambil daun-daun surga yang berceceran di bawah. Lalu Allah berfirman, “Bukankah aku telah melarang kamu berdua: Jangan sampai mendekati pohon itu dan telah Aku katakan kepadamu bahwa: "Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian?" . (QS. Al A’raf: 22).
Dan firman-Nya, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu Barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha: 123).
Akhirnya keduanya dikeluarkan dari surga dan turun ke bumi. Adam dan Hawwa merasa berdosa, merasa bersalah atas pelanggaran yang mereka lakukan, maka keduanya berdoa memohon ampunan kepada Allah. Mereka berdoa dengan doa yang mereka dapatkan dari Allah sendiri, yaitu: Robbana Dholamna anfusana waillam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin: Ya Allah, ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah berbuat dhalim kepada diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak mengasihi kami niscaya kami menjadi orang-orang yang dhalim. Kemudian Allah menerima taubat mereka berdua dan menjadikan Adam sebagai pemakmur bumi dan penuntun kepada petunjuk Allah.
Berapa lama Adam dan Hawwa berada di surga?
Menurut hitungan Ibnu Jarir ath-Thabari, Adam dan Hawwa’ berada di surga selama 43 tahun lebih 4 bulan dalam hitungan hari-hari dunia. Hal ini diketahui dari hadits yang menyatakan Adam diciptakan pada jam terakhir dari hari jum’at setelah Ashar, sehari sama dengan 1000 tahun dan sejam sama dengan 83 tahun lebih 4 bulan. Dan dalam hadits juga disebutkan bahwa Adam diciptakan dari saripati tanah dan masih dalam bentuk tanah belum ada ruh di dalamnya selama 40 tahun, berarti Adam tinggal di surga selama 43 tahun lebih 4 bulan. (keterangan dari ibnu Katsir dalam Qashashul anbiya’ halaman 35 yang menyadur dari Ibnu Jarir ath-Thobari dalam Tafsirnya).
Pohon apa yang dilarang untuk didekati oleh Adam dan Hawwa?
Ada banyak riwayat mengenai pohon ini. Dan di dalam Al Quran tidak disebutkan nama pohon tersebut karena tanpa menyebutkan nama pohon tersebut hikmah kisah sudah bisa dipetik, namun tidak ada salahnya bila kami sebutkan untuk menambah khazanah ilmu. Diantara riwayat tersebut adalah: pertama: buah anggur. Ini adalah riwayat dari Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Said bin Jubair serta Ja’dah bin Jabirah. Oleh karena itulah kita diharamkan meminum khamr. Kedua: pohon gandum yang lebih manis dari pada madu dan lebih halus daripada susu kering. Ini adalah riwayat ibnu Abbas, Abu Malik dan Qatadah. Wahb bin Munabbih berkata: ketika taubat Adam diterima maka gandum dijadikan oleh Allah sebagai makanan pokok bagi keturunannya.
Hikmah yang bisa dipetik
1. Setan selalu mengintai manusia untuk menyesatkannya kapan saja dan di mana saja.
2. Setan selalu membungkus perbuatan dosa dengan nama atau istilah yang indah, yang bagus sehingga dosa tersebut terlihat hal yang baik.
3. Setan selalu menakut-nakuti manusia akan terkena musibah atau penderiataan. Ketika manusia telah takut dan khawatir , Setan menjerumuskan dalam kemaksiatan.
4. Agar terhindar godaan Setan hendaknya selalu bertaqwa kepada Allah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, berpegang tegung terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya dengan penuh keikhlasan.
5. Syariat islam yang sudah jelas-jelas dari Allah walau belum diketahui secara pasti alasannya , mengapa diperintahkan ini dan mengapa dilarang itu, maka syariat yang sudah jelas dari Allah harus tetap dijalankan. Adam dilarang mendekati pohon, Allah tidak menjelaskan sebabnya, yang jelas larangan tersebut adalah suatu ujian, apakah Adam mematuhinya atau melanggarnya.
6. Segera bertaubat dan memohon ampunan Allah bila tergelincir dalam perbuatan dosa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ZAID BIN TSABIT

Zaid bin Tsabit bin Zaid bin Laudzan bin Amer al Anshori al Khozroji, beliau adalah sahabat yang mulia, dari keluarga yang terhormat di zamannya. Karena ibu dan bapaknya dari keturunan yang baik, sudah barang tentu anaknya adalah anak pilihan serta terhormat di masanya. Kalau diurutkan maka garis keturunannya sampai Bani Najjar dari kaum suku Khozroj. Mereka adalah keluarga yang dikenal dengan kejujuran dan kesabarannya. Rasulullah bersabda,
“Sebaik-baik keluarga Anshor adalah Bani Najjar kemudian Bani Abdul Asyhal, kemudian Bani al Harits bin Khozroj kemudian Bani Saidah, dan tiap keluarga Anshor adalah baik.”
Bani Najjar adalah saudara baginda Nabi dari jalur ibunya karena ibu dari Abdul Mutholib adalah dari Bani Najjar, yang bernama Salma binti Amer yang bernasab mulia dan memiliki keistimewaan dibanding yang lain.
Ayah Zaid bin Tsabit wafat pada perang Buats. Perang Buats adalah peperangan yang terjadi di jaman jahiliyyah, antara suku Aus dan Khozroj. Suku Aus diketuai oleh Khudoir, ayah dari Usaid bin Khudoir dan suku Khozroj dipimpin oleh Amer bin Nu’man al Bayadhi. Kedua pemuka tersebut wafat di peperangan Buats. Pada awal peperangan tersebut dimenangkan Khozroj, sesudah Khudoir membakar semangat tentaranya maka peperangan direbut oleh Aus.
Zaid bin Tsabit memiliki ibu yang bernama an-Nawar binti Malik, termasuk Shohabiyah. Tatkala suaminya, Tsabit wafat, maka an-Nawar dinikahi oleh Umaroh bin Hazm, termasuk pemuka Anshor, beliau masuk Islam dan ikut perang Badar dan semua peperangan. Di tangan Umarohlah Zaid terbimbing hingga dewasa.
Amaroh memiliki kedudukan yang tinggi di sisi kaumnya sehingga beliau dipilih oleh Bani Malik bin an Najjar membawa panji-panji di waktu Fathu Makkah, kemudian Rasulullah mengambil dan menyerahkan kepada Zaid bin Tsabit, maka Amaroh berkata, “ya Rasulullah, apakah ada berita sesuatu yang menyampaikan kepada engkau?”beliau menjawab, “Tidak, akan tetapi Al Quran membuat segala hal yang dengannya dia akan berada di depan. Zaid lebih banyak hafalannya daripada engkau.” Amaroh (ayah tiri Zaid) wafat di tahun II di waktu perang Yamamah.
Di saat ibu Zaid wafat, maka Zaidlah yang menshalatkan ibunya. Beliau besar dengan didikan ibunya. Ayah tirinya dan besar di sisi baginda nabi.
Aliman Sya’by berkata, “Suatu ketika Zaid bin Tsabit menshalatkan jenazah, kemudian ada seseorang yang mendekatkan Bighal(sejenis keledai) agar dinaiki, maka datanglah Ibnu Abbas yang memegang kendalinya. Zaid berkata,’Biarkanlah, wahai anak paman Rasulullah’. Ibnu Abbas berkata,’Demikianlah kami memperlakukan terhadap para ulama dan pemuka’. Sebagian hadits menerangkan bahwa Zaid berkata,’Demikianlah kami diperintahkan agar menghormati keluarga nabi kita Muhammad’.” Zaid selalu memperdalam ilmu agama sejak keIslamannya dan jadilah beliau orang yang paling pintar dalam ilmu waris di antara para sahabat nabi, menghafal Al Quran dengan baik dan termasuk terdepan dalam hal fatwa.
Keinginan yang kuat untuk jihad
Dituturkan dalam sejarah, bahwasanya sesudah Zaid masuk Islam maka beliau termasuk sederetan sahabat yang belia untuk berperang. Demikianlah orang-orang Islam di sekeliling nabi tatkala Zaid mendengar bahwa kaum muslimin hendak menghadang kafilah Abu Sofyan yang pulang dari Syam menuju Makkah, maka beliaupun mendatangi baginda nabi untuk disertakan menuju Badar.
Sesudah Zaid berada di hadapan baginda nabi maka beliau tidak memperkenankannya karena masih kecilnya umur yaitu beliau berumur 12 tahun. Zaid ingin menampakkan keberaniannya dengan berperang dan sekalipun umur masih kecil tidak menciutkan nyalinya. Tetapi karena baginda nabi tidak memperbolehkan maka Zaidpun pulang dalam keadaan sedih karena tidak memperoleh pahala. Perang kala itu merupakan peperangan antara haq dan bathil yaitu perang Badar dan Zaid pulang penuh harapan untuk bisa mengikuti peperangan lainnya. Sesudah perang Badar berlalu maka di sana ada upaya lain untuk melakukan peperangan yang lain maka sebagian sahabat pun hendak ikut perang tersebut karena pemimpin Quraisy hendak melakukan balas dendam atas kekalahan perang Badar maka dari kalangan sahabat baik kecil atau besar menyambut baik untuk melakukan perlawanan. Di antara sederetan anak kecil yang hendak ikut perang di antara mereka adalah Zaid bin Tsabit, Rafiq bin Hudai, Samuroh, Usamah bin Zaid, Abdullah bin Umar, al-Barra’ bin ‘Azib, Amr bin Hazan, ‘Uraba’ bin Aus, Sa’ad bin Khaththab. Tatkala baginda nabi melihat mereka maka beliaupun merasa kasihan karena kecilnya umur mereka dan beliaupun menolak dengan baik maka berkatalah sebagian sahabat kepada Rasul, “Sesungguhnya Rafi’ bin Hudaij orang yang pandai memanah”maka baginda nabi memperkenankannya dan Rafi’ kala itu berusia 15 tahun. Tatkala Rafi’ diperbolehkan berperang, kemudian ada yang berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Samuroh mampu mengalahkan Rafi’”kemudian beliaupun memperbolehkan Samuroh untuk berperang, Samurohpun berumur 15 tahun tatkala itu. Peperangan yang dimaksud adalah perang Uhud. Di antara mereka yang ditolak adalah Zaid bin Tsabit, mereka semua diminta untuk menjaga penduduk di Madinah, waktu itu Zaid berusia 13 tahun. Hari demi hari dilalui Zaid sehingga harapan ikut berperang pun akhirnya datang tatkala perang Khandaq yang merupakan peperangan yang pertama kali diikuti bersama Rasulullah. Di perang tersebut Zaid berperang dengan baik dan Rasulullah pun merasa senang apalagi dengan kemenangan berada di pihak kaum muslimin. Sepeninggal Rasulullah, Zaid bin Tsabit memiliki andil yang besar dalam masa kekhalifahan Abu Bakar as-Shidiq. Beliau ditunjuk untuk menjadi pengurus dalam hal harta rampasan perang Yarmuk, dimana perang Yarmuk merupakan perang yang besar dengan harta rampasan yang banyak dan melimpah. Ibn Abdul bar menyebutkan bahwa Zaid bin Tsabit ikut perang Yamamah yaitu perang yang terjadi di zaman Abu Bakar as-Shidiq tatkala muncul orang-orang murtad dari kalangan Arab. Di waktu itulah Zaid terkena panah, akan tetapi tidak mempengaruhi atau melemahkan hidupnya.
Peran beliau dalam pengumpulan Al Quran
Zaid bin Tsabit memiliki peran besar dalam pengumpulan Al Quran tepatnya adalah sesudah perang Yamamah, yaitu perang yang dilakukan di zaman Abu Bakar as-Shidiq untuk memerangi kaum Murtadin yang dikepalai Musailamah al Kadzab. Pengumpulan ini atas usulan Umar bin Khathab karena banyaknya para Qura’ yang wafat. Hal tersebut disampaikan Umar kepada khalifah yang kemudian ditindaklanjuti dengan menunjuk Zaid bin Tsabit sebagai pelopornya. Pada mulanya Zaid menolak karena Rasulullah tidak pernah melakukannya. Umar berkata, “Demi Allah itu adalah perkara yang baik.”Zaid berkata, “Sesudah beberapa kali Umar menemuiku maka Allahpun melapangkan dadaku sehingga aku memiliki pendapat seperti pendapatnya.” Perkara ini adalah perkara yang besar, karena kekhawatiran Umar dan Abu Bakar para penghafal akan meninggal satu persatu. Abu Bakar pernah berkata kepada Zaid, “Engkau adalah pemuda yang berakal dan kami tidak melihat kekurangan apapun dan engkau adalah orang yang menulis wahyu untuk Rasulullah, maka tulislah Al Quran dan jadikanlah satu kumpulan.” Zaid berkata , “Demi Allah jika aku diberi tugas untuk memindahkan gunung tentunya lebih mudah daripada mengumpulkan Al Quran.”
Abdurrahman As Sulami berkata, “Zaid bin Tsabit pernah mengkhatamkan Al Quran dua kali di tahun di mana Rasulullah wafat.”
Wafatnya Zaid bin Tsabit
Zaid bin Tsabit menghabiskan waktu mudanya dengan penuh kebaikan. Beliau gunakan umurnya dengan ketaatan di antaranya dengan memperbanyak ibadah, menuntut ilmu dan mengajar. Abu Zinad berkata, “Tatkala Zaid bin Tsabit wafat, Marwan menshalatkannya. Maka datanglah perempuan-perempuan dari Awali (daerah yang terletak dari Madinah 4 mil) dan datang pula wanita-wanita Anshor dalam keadaan menangis. Ada seorang wanita yang bernama Kharijah memberikan nasihat agar kaum wanita tidak menangis maka mereka menjawab, “Kami tidak akan mendengar ucapan engkau dan kami akan menangisi kepergiannya tiga kali dan wanita-wanita tersebut tetap menangisinya.” Abu Hurairah berkata, “Tatkala Zaid wafat, telah meninggal tintanya umat ini.” Semoga Allah menggantikan Abdullah bin Abbas sebagai penggantinya. Dan beliau wafat tahun 45 H dan berumur 56 tahun.@

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MACAM-MACAM NAJIS DAN CARA MENGHILANGKANNYA

( bag. terakhir dari 2 tulisan)

5.Mani
Mani adalah sesuatu yang keluar dari kemaluan laki-laki disebabkan rasa nikmat. Keluarnya mani ini mewajibkan seseorang mandi karena hadast besar. Mani ini suci berdasarkan hadist shohih, namun disunnahkan agar mencucinya ketika basah dan mengeriknya ketika kering. Telah diriwayatkan dari Aisyah bahwa ia pernah berkata kepada seseorang yang mencuci pakaiannya oleh sebab terkena mani:


فَقَالَتْ عَائِشَةُ إِنَّمَا كَانَ يُجْزِئُكَ إِنْ رَأَيْتَهُ أَنْ تَغْسِلَ مَكَانَهُ فَإِنْ لَمْ تَرَ نَضَحْتَ حَوْلَهُ وَلَقَدْ رَأَيْتُنِى أَفْرُكُهُ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَيُصَلِّى فِيهِ (اخرجه مسلم)

Maka Aisyah berkata:
"Sesungguhnya cukup bagimu jika melihatnya untuk mencuci bagian yang terkena. Jika kamu tidak melihatnya, percikan air pd bagian sekitarnya, dan engkau sendiri telah menyaksikan aku mengeriknya dari pakaian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam lalu beliau melaksanakan shalat dengan memakai pakaian tersebut. (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain disebuntukan,"Sesungguhnya aku mengeriknya dengan kuku dari pakaian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan kering.” (HR. muslim)

6. Jalalah (Binatang yang memakan kotoran makhluk)
Binatang yang memakan kotoran makhluk lain hukumnya najis.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang riwayatnya sampai pada beliau,"Beliau melarang menaiki atau meminum susu unta pemakan kotoran (tahi).

7.Tikus
Jika ada tikus yang jatuh di minyak samin, baik minyak itu cair ataupun beku, bagian di sekitar minyak tersebut harus dibuang. Dari Maimunah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya tentang seekor tikus yang jatuh di minyak samin, beliau bersabda:
أَلْقُوْهَا وَمَا حَوْلَهَا فَاطْرَحُوْهُ وَكُلُوْا سَمْنَكُمْ (اَخْرَجَهُ الْبُخَارِىُّ)

"Ambilah tikus itu dan bagian yang ada disekitarnya lalu buanglah untuk kemudian makanlah minyak samin kalian itu.” (HR. Bukhari).
Catatan jika minyak samin yang tersisa tersebut tidak terdapat bekas najis yang berupa bau, rasa atau warna. Jika masih terdapat bekas najis. Maka najis tersebut harus dibuang, selanjutnya kedudukan minyak itu kalau sudah dibersihkan seperti air, yaitu kalau tidak ada satupun dari sifat-sifatnya yang mengalami perubahan oleh najis, ia tetap suci.

Jika di pakaian atau badan atau tempat shalat terdapat najis, kemudian org yang mengerjkan shalat teringat hal demikian ditengah-tengah atau setelah shalat. Ada beberapa penjelasan mengenai hal ini:
1. Jika ia teringat hal itu ketika saat melakukan shalat, dia boleh menghilangkan atau menyingkirkan najias yang ada padanya dengan syarat tidak membuka aurat. Sesudah itu ia boleh terus melanjuntukan shalat, dan sholatnya tetap sah
2. Jika ia tidak bisa menghilangkan najis tersebut di tengah-tengah shalat karena ia khawatir kalau membuang najis tersebut akan terbuka auratnya, atau najis itu mungkin ada di badannya, maka pada saat itu ia menghentikan shalatnya, baru kemudian ia menghilangkan najis tersebut selanjutnya ia mengulangi shalatnya.
3. Jika ia teringat setelah shalat selesai, bahwa ia telah shalat dengan memakai pakaian najis atau shalatnya di tempat yang ada najis atau shalat padahal di badannya ada najis, shalatnya tetap sah.
Hal ini berdasarkan pada hadist Abu Sa'id Al khudri radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita, "Pada suatu hari kami pernah melaksanakan shalat bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam setelah mengerjakan beberapa rakaat, beliau melepaskan kedua terompahnya lalu beliau meletakkannya di sebelah kirinya. Ketika orang-orang menyaksiskn hal, itu mereka pun lalu melepaskan terompah mereka.Setelah selesai shalat beliau bertanya:"Mengapa kalian melepaskan terompah kalian? Mereka menjawab: kami menyaksiksan engkau melepas terompah engkau, sehingga kami pun melepaskan terompah kami. Maka beliau pun bersabda:
« إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِى فَأَخْبَرَنِى أَنَّ بِهِمَا خَبَثاً فَإِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيَقْلِبْ نَعْلَيْهِ فَلْيَنْظُرْ فِيهِمَا فَإِنْ رَأَى فِيهَا خَبَثاً فَلْيَمْسَحْهُ بِالأَرْضِ ثُمَّ لِيُصَلِّ فِيهِمَا (اخرجه احمد)

"Sesungguhnya Jibril telah mendatangiku sambil memberitahukan kepadaku bahwa pada kedua terompahku ada kotoran najis sehinnga aku pun melepaskan kedua terompahku.Oleh sebab itu, barang siapa mendatangi masjid hendaklah ia memperhatikan kedua terompahnya. Jika melihat kotoran pada keduanya, atau beliau bersabda: 'najis' hendaklah dia menghilangkannya lalu shalat dgan mengenakan keduanya.(HR. Ahmad)

Yang demikian itu khusus berkenaan masalah penghilangan najis, adapun bagi orang yang mengerjakan shalat lalu ia teringat pada saat itu atau selesai shalat bahwa ia mengerjakan shalat tanpa berwudhu', atau ia teringat bahwa ia dalam keadaan junub, shalatnya tidak sah secara keseleluruhan. Ketetapan ini berlaku sama, baik dia teringat ketika shalat atau setelah shalat.
Hal ini berdasarkan pada sabda Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam:

لاَ تُقْبَلُ صَلاَةٌ بِغَيْرِ طُهُورٍٍٍ(اخرجه مسلم)

Tidak diterima shalat tanpa bersuci..(HR. Muslim)



8.Khamer
Mayoritas ulama berpendapat bahwa khamer adalah najis.
Syikhul Islam Ibnu Taimiyyah Ra mengatakan:"Seluruh minuman yang memabukkan adalah najis karena Allah Subhanahu wata’ala telah menyebutnya sbg rijs. Rijs adalah kotoran dan najis yang harus dijauhi. Disamping itu Allah Subhanahu wata’ala secara mutlak telah memerintahkan agar menjauahi seluruh minuman yang memabukkan, baik dengan tidak meminum, tidak menyentuh dan lainnya. Dia memerintahkan untuk menumpahkan dan membuangnya, sedangkan Nabi sendiri juga melaknat barang tersebut.
Namun meskipun demikian ada beberapa ulama yang berpendapat tentang sucinya khamr. Wallahu a'lam bishawab
(Sumber Kitab Sholatul Mukmin karya Dr. Sa'id
Bin 'Ali Wahf Al=Qahthani)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Susunan Shaff, Jual Beli ASI

Konsultasi5
From:
enenkwira
wiren_mulya@yahoo.co.id

Message:
Assalamu'alaikum...
Begini ustad, saya masih ragu susunan saff yang benar ketika sholat
berjamaah dengan suami. mohon penjelasannya ustad. terimakasih
Assalamu'alaikum...
Jawab:
Wa’alaikumussalam
Seorang suami diperbolehkan untuk menjadi imam shalat untuk isterinya namun posisi isteri itu di belakang suaminya. Tidak boleh bagi isteri untuk satu shaf dengan suaminya. Dalilnya adalah ketika Nabi mengerjakan shalat bersama Anas dan seorang anak yatim serta Ummu Sulaim Nabi letakkan Ummu Sulaim di belakang shafnya Anas dan anak yatim tersebut. Padahal Ummu Sulaim adalah ibunya Anas.
Dalil yang lain dalam masalah ini adalah hadits berikut
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ : ( أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى بِهِ وَبِأُمِّهِ أَوْ خَالَتِهِ قَالَ فَأَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ وَأَقَامَ الْمَرْأَةَ خَلْفَنَا ) رواه مسلم ( المساجد ومواضع الصلاة/1056 )
Dari Anas bin Malik, sesungguhnya pada suatu hari Rasulullah mengerjakan shalat bersama Anas dan ibunya atau bibinya. Anas mengatakan, “Nabi memposisikan aku di sebelah kanannya sedangkan perempuan Nabi letakkan di belakang kami” (HR Muslim).
قال الكاساني : إذا كان مع الإمام امرأة أقامها خلفه .
Al Kasani al Hanafi mengatakan, “Jika bersama imam laki-laki terdapat seorang perempuan maka posisi makmum perempuan tersebut adalah di belakang imam”.
وقال ابن رشد الحفيد : ولا خلاف في أن المرأة الواحدة تصلي خلف الإمام وأنها إذا كانت مع الرجل صلى الرجل إلى جانب الإمام والمرأة خلفه .
Ibnu Rusyd al Maliki mengatakan, “Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa seorang makmum perempuan itu mengerjakan shalat di belakang imam. Jika ada juga seorang makmum laki-laki maka seorang makmum laki-laki tersebut posisinya di samping imam sedangkan posisi makmum perempuan ada di belakang makmum laki-laki”.
From:
icha
akira_meili@yahoo.com

Message:
assalamu'alaikum ustadz saya pernah membaca di sebuah di internet, di
sana dijelaskan bahwa bir itu dapat digunakan untuk keramas karena
mengandung protein yang baik untuk rambut...
yang saya tanyakan bagaimana hukumnya menggunakan bir itu untuk
keramas, padahal kita tahu bir itu haram...
jazakumullah...
Jawab:
Wa’alaikumussalam
Birr itu termasuk khamr dan khamar itu najis menurut mayoritas ulama.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٩٠)
Yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, meminta pilihan terbaik dengan menggunakan panah adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS al Maidah:90).
يفهم مِن هذه الآية الكريمة أن الخمر نجسة العين ، لأن الله تعالى قال : إنها رجس ، والرِّجْس في كلام العرب كل مستقذر تعافه النفس. وقيل : إن أصله من الركس ، وهو العذرة والنتن .
Syaikh Muhammad Amin asy Syinqithi mengatakan, “Bisa dipahami dari ayat di atas bahwa khamr adalah benda najis karena Allah mengatakan bahwa khamr itu rijs sedangkan rijs dalam bahasa Arab maknanya adalah suatu yang kotor dan menjijikkan. Ada juga yang mengatakan bahwa rijs itu diambil dari kata-kata riks yang artinya adalah tahi dan sesuatu yang busuk.
قال بعض العلماء : ويدل لهذا مفهوم المخالفة في قوله تعالى في شراب أهل الجنَّة { وَسَقَاهُمْ رَبُّهُمْ شَرَاباً طَهُوراً } [ الإنسان : 21 ] ، لأن وصفه لشراب أهل الجنة بأنه طهور يفهم منه ، أن خمر الدنيا ليستْ كذلك ،
Sebagian ulama mengatakan bahwa di antara dalil yang menunjukkan najisnya khamr adalah pemahaman yang bisa disimpulkan dari firman Allah tentang minuman penghuni surga, “Dan tuhan mereka memberikan kepada mereka minuman yang bersih” (QS al Insan:21). Allah mengatakan bahwa minuman penghuni surga-yang diantaranya adalah khamar- adalah minuman yang bersih. Bisa dipahami dari ayat ini bahwa khamr dunia itu tidak seperti itu.
وجماهير العلماء على أن الخمر نجسة العين لما ذكرنا ، وخالف في ذلك ربيعة واللَّيث ، والمزني صاحب الشافعي ، وبعض المتأخِّرين من البغدادِيِّين والقرويِّين ، كما نقله عنهم القرطبي في تفسيره .
Mayoritas ulama berpendapat bahwa khamr adalah benda najis sebagaimana penjelasan di atas. Pendapat mayoritas ulama ini diselisihi oleh Rabi’ah-guru dari Imam Malik-, al Laits dan al Muzanni, murid dari Imam Syafii. Demikian pula diselisihi oleh sebagian ulama generasi belakangan dari Baghdad dan Quraiwan sebagaimana dikutip oleh al Qurthubi dalam tafsirnya” [Adh-waul Bayan hal 223-224, Darul Kutub Ilmiyyah Beirut cetakan pertama 1424 H].
Menimbang uraian di atas saya sarankan untuk tidak menjadikan khamr sebagai sampo untuk rambut kepala. Masih banyak alternatif lain yang lebih baik yang bisa dimanfaatkan.

From:
selvy
shelvyoctaviani@ymail.com

Message:
ass.ustad,,,,
saya selvy,bgaimanakah hukumnya bagi orang yang memperjualkan
ASI?????
Jawab:
وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ (233)
Yang artinya, “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran sesuai dengan kadar yang patut” (QS al Baqarah:233).
Ayat di atas menunjukkan sudah adanya jual beli ASI di masa silam dalam bentuk menyusukan anak kepada orang lain. Hal ini Allah bolehkan dengan syarat upah yang diserahkan kepada wanita yang mau menyusui anak kita adalah upah dengan kadar yang patut dan pantas untuk pekerjaan semacam ini di masyarakat.
Namun patut untuk kita camkan bahwa ASI yang dijual seorang ibu untuk diberikan kepada seorang bayi itu akan menyebabkan bayi tersebut menjadi anak persusuan bagi ibu susu. Anak persusuan itu mahram bagi ibu persusuan, bapak persusuan, anak-anak ibu persusuan dan paman karena persusuan.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ فِيمَا أُنْزِلَ مِنَ الْقُرْآنِ عَشْرُ رَضَعَاتٍ مَعْلُومَاتٍ يُحَرِّمْنَ. ثُمَّ نُسِخْنَ بِخَمْسٍ مَعْلُومَاتٍ فَتُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَهُنَّ فِيمَا يُقْرَأُ مِنَ الْقُرْآنِ.
Dari Aisyah, beliau bercerita bahwa dulu di antara ayat al Qur’an yang telah diturunkan adalah ayat yang berisi bahwa anak persusuan itu menjadi mahram jika minum ASI sebanyak sepuluh penyusuan. Aturan tersebut lantas dihapus, cukup dengan lima kali penyusuan sudah me-mahramkan. Ketika Rasulullah wafat, ayat kedua tersebut adalah diantara ayat al Qur’an yang dibaca (HR Muslim no 3670).
Yang dimaksud dengan satu kali persusuan adalah satu kali menyusu yang mengenyangkan si bayi sehingga dia berhenti menyusu dengan sendirinya, boleh jadi dengan menetek langsung ataupun dengan menggunakan wadah semisal botol susu.

From:
abu_nuh
this_is_mysite@yahoo.co.id

Message:
Bismillah.
Assalamu'alaikum.
Barokallahu fiikum.

Bagaimana hukum bisnis Valuta Asing?
Contoh kita menjual dolar dengan rupiah di mana harga jual dolar bagi orang lain yang akan menjual rupiah nantinya akan lebih rendah daripada harga belinya kepada kita. Mohon penjelasannya. Syukron.
jazakallahu khoiron.
Jawab:
Wa’alaikumussalam
Menjual dolar dengan rupiah itu dinilai sama seperti barter emas dengan perak. Tentang hal ini nabi memberikan penjelasan sebagai berikut:
ولا بأس ببيع الذهب بالفضة والفضة أكثرهما يدا بيد وأما نسيئة فلا ولا بأس ببيع البر بالشعير والشعير أكثرهما يدا بيد وأما نسيئة فلا
“Tidaklah mengapa barter emas dengan perak dalam kondisi perak lebih banyak asalkan kontan, kalau ada yang tertunda tidak boleh. Gandum halus bisa dibarter dengan gandung kasar dalam posisi gandum kasar itu lebih berat asalkan dengan cara tunai, tidak boleh jika ada yang tertunda” [HR Abu Daud no 3349 dari Ubadah bin Shamit, dinilai sahih oleh al Albani].
فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذِهِ الأَصْنَافُ فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَدٍ
“Jika barang yang dibarter adalah barang ribawi yang berbeda jenis-semisal emas dengan perak- maka perjualbelikanlah sebagaimana yang anda inginkan asalkan tunai” [HR Muslim no 4147 dari Ubadah bin Shamit].
Berdasarkan dua hadits di atas dolar bisa ditukar dengan rupiah dalam kondisi penjual mengambil keuntungan dengan adanya selisih harga asalkan masing-masing dari dolar dan rupiah diserahkan saat transaksi dilakukan.
Arifin Ahmad
Apakah ada hadits Nabi yang menyatakan "Mintalah nasihat kepada hatimu"
Jawab:
عَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَدٍ الأَسَدِىِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ لِوَابِصَةَ :« جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ وَالإِثْمِ؟ ».
قَالَ قُلْتُ : نَعَمْ. قَالَ : فَجَمَعَ أَصَابِعَهُ فَضَرَبَ بِهَا صَدْرَهُ وَقَالَ :« اسْتَفْتِ نَفْسَكَ ، اسْتَفْتِ قَلْبَكَ يَا وَابِصَةُ - ثَلاَثاً - الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ ، وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِى النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِى الصَّدْرِ وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ »
Dari Wabishah bin Ma’bad al Asadi, Rasulullah pernah berkata kepada Wabishah, “Engkau datang untuk bertanya mengenai kebaikan dan dosa?”. “Ya”, jawabku. Nabi lantas mengumpulkan semua jari jemarinya lalu beliau pukulkan ke dadanya sambil berkata, “Mintalah fatwa kepada dirimu sendiri, mintalah fatwa kepada hatimu sendiri wahai Wabishah-beliau ucapkan sebanyak tiga kali-. Kebaikan adalah segala yang menenangkan jiwa dan hati. Sedangkan dosa adalah segala yang menggelisahkan jiwa dan membuat hati ragu-ragu meski banyak orang yang berusaha menenangkan hatimu” [HR Darimi no 2533, dalam Arbain Nawawiyyah pada hadits ke-27, an Nawawi mengatakan, “Hadits hasan”].
Terkait dengan meminta nasihat atau fatwa kepada hati, ini tidaklah berlaku untuk semua hati namun hanya berlaku khusus untuk hati orang yang benar-benar beriman dan hanya berlaku dalam masalah-masalah yang tidak terdapat dalil tegas dari al Qur’an dan sunnah. Jika telah terdapat dalil tegas dari al Qur’an dan sunnah maka yang menjadi patokan adalah ketentuan yang berasal dari Allah dan rasul-Nya meski tidak sesuai dengan kata hati.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MENGANJURKAN IBADAH DALAM KELUARGA

Rasulullah  sangat baik pergaulannya dengan isteri dan sangat baik akhlaknya, beliau tidak pernah bosan menasehati para istri dan keluarga beliau untuk gemar beribadah (khususnya mengerjakan sholat) dan berbuat kebaikan. Itulah yang diperintahkan Allah  dalam firmannya;
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
Artinya; Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah dalam mengerjakannya, kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang member rezeki kepadamu. Dan akibat yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa." (Thoha; 132).
Aisyah Radhiallahu 'anha berkata; " Rasulullah  sedang mengerjakan sholat malam sedangkan aku dalam keadaan tidur membujur diatas kasurnya, maka apabila beliau ingin berwitir, beliau membangunkan aku." (HR. Bukhari Muslim).
Rasulullah  menjelaskan tentang keutamaan seorang suami yang sholat dan ia membangunkan istrinya kemudian istrinya ikut sholat, bila menolak maka ia perciki wajah istrinya dengan air, begitu pula sebaliknya, dalam sabdanya;
عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " رحم الله رجلا قام من الليل فصلى وأيقظ امرأته فصلت فإن أبت نضح في وجهها الماء . رحم الله امرأة قامت من الليل فصلت وأيقظت زوجها فصلى فإن أبى نضحت في وجهه الماء " . رواه أبو داود والنسائي

Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah  bersabda; " Allah merahmati seorang suami yang bangun dimalam hari lalu sholat dan ia membangunkan isterinya kemudian isterinya ikut sholat. Bila menolak maka ia perciki wajah istrinya dengan air. Allah merahmati seorang istri yang bangun dimalam hari lalu shalat dan ia membangunkan suaminya kemudian sholat. Bila suaminya menolak ia perciki wajahnya dengan air." (HR. Abu Dawud, An Nasa'i).
إذا أيقظ الرجل أهله من الليل فصليا أو صلى ركعتين جميعا كتبا في الذاكرين والذاكرات ( رواه أبو داود)
Apabila seorang laki-laki bangun dari tidurnya dan membangunkan istrinya, kemudian keduanya melaksanakan sholat, keduanya ditulis termasuk diantara golongan orang-orang yang banyak berdzikir. (HR. Abu Dawud)
Nabi  pernah mendatangi rumah Ali dan Fathimah dimalam hari dan bertanya, " Apakah kalian tidak sholat malam?"
Beberapa contoh istri sholihah yang membangunkan suaminya untuk melakukan ibadah sholat lail
Al-Husain bin ‘Abdirrahman berkata: “Sebagian Sahabat kami bercerita kepadaku, ia mengatakan: ‘Isteri Hubaib, yakni Ummu Muhammad mengatakan bahwa ia terjaga pada suatu malam sedangkan suaminya tidur, lalu ia membangunkannya pada waktu sahur seraya mengatakan, ‘Bangunlah wahai pria, sebab malam telah berlalu dan siang pun tiba, sedangkan di hadapanmu ada jalan yang panjang dan perbekalan yang sedikit. Para kafilah orang-orang shalih di depan kita, sedangkan kita di belakang.’”
Riyah al-Qaisi menikahi seorang wanita, lalu dia membangun rumah tangga dengannya. Pada suatu malam Riyah tidur untuk menguji isterinya, ternyata ia bangun pada seperempat malam, kemudian memanggilnya seraya mengatakan, “Bangun, wahai Riyah.” Dia menjawab, “Aku akan bangun.” Tapi ia tidak bangun. Lalu ia bangun pada seperempat malam yang terakhir, kemudian memanggilnya seraya mengatakan, “Bangun, wahai Riyah.” Dia menjawab, “Aku akan bangun.” Maka ia mengatakan, “Malam telah berlalu dan orang-orang yang berbuat kebajikan meraih keuntungan, sedangkan engkau tidur. Duhai siapa yang tega menipuku hingga aku menikah denganmu, wahai Riyah?” Lalu ia bangun pada seperempat waktu yang tersisa.”
Setiap muslim yang membina rumah tangga pasti berharap rumah tangga yang dijalani menjadi rumah tangga yang sakinah, sehingga untuk mewujudkan harapan tersebut berbagai usaha dilakukan, baik itu dengan bekerja dan berusaha agar semua kebutuhan sandang, pangan dan papan dapat dipenuhi, tak jarang seorang istripun ikut bekerja membantu suami agar dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya, meskipun mencari nafkah adalah kewajiban suami. Akan tetapi yang luput dari perhatian kebanyakan suami istri yang membina rumah tangga adalah kesadaran untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah  dengan beribadah kepada_Nya, padahal ini adalah hal terpenting yang harus dilakukan agar rumah tangga yang dibina menjadi rumah tangga yang sakinah. Keluarga yang berlimpah harta dan kekayaan belum tentu keluarga tersebut menjadi keluarga sakinah. Betapa banyak keluarga yang secara materi berkecukupan tetapi berujung dengan retaknya bangunan rumah tangga tersebut disebabkan jauhnya dari nilai-nilai ajaran agama.
Baik atau Buruknya ibadah yang dilakukan oleh suami istri akan mempengaruhi baik atau buruknya hubungan pergaulan suami istri dalam berumah tangga.. Wallahu A'lam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Wanita Muslimah adalah Wanita yang Taat kepada Allah dan Rasul-Nya

Wanita muslimah tidak boleh lupa bahwa dia diberi kewajiban syariat yang diperintahkan Allah kepadanya. Kedudukannya dalam hal ini sama dengan laki-laki, tidak ada perbedaan di antara keduanya kecuali dalam masalah-masalah secara khusus memang diperintahkan untuk wanita, bukan bagi kaum laki-laki atau yang dikhususkan bagi kaum pria, bukan bagi kaum wanita. Selain pengecualian ini maka laki-laki dan wanita mempunyai tanggung jawab yang sama di hadapan Allah.
Firman Allah:
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)
Dalam ayat di atas Allah menyebutkan sifat-sifat tang harus dimiliki oleh hamba Allah yang akan mendatangkan ampunan dan pahala dari Allah, baik laki-laki maupun wanita yaitu islam, iman, taat, jujur, sabar, khusyu’, suka bersedekah, rajin berpuasa, menjaga kemaluan, selalu berdzikir kepada Allah.
Wanita muslimah harus melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya, dengan penuh keyakinan bahwa dia nanti akan ditanya tentang apa yang dilakukan selama hidupnya, jika baik akan mendapatkan balasan yang baik, jika buruk akan mendapatkan balasan yang buruk pula. Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy memberikan contoh yang mengagumkan tentang bagaimana ia mengikuti perintah Allah dan rasulNya . Sebelum beliau menikahinya, tepatnya pada saat ia diminta persetujuannya untuk dinikahkan dengan bekas budak beliau yang kemudian menjadi anak angkat beliau, Zaid bin Haritsah, beliau sudah berkomitmen menikah dengan tujuan hal penetapan hukum syariat. Tujuan itu adalah sebagai berikut:
1.Untuk menciptakan persamaan hak secara di antara manusia. Dengan adanya pernikahan seorang gadis Quraisy yang cantik, putri keturunan Abdi Hisyam, sekaligus putri bibi Rasulullah dengan seorang bekas budak. Padahal saat itu bekas budak adalah status sosial yang jauh lebih rendah dari bangsawan. Jurang perbedaan tersebut tidak akan dapat dihilangkan kecuali dengan tindakan nyata dari Rasulullah. Dengan cara inilah pandangan tersebut dapat dihilangkan, sehingga tidak ada keutamaan di antara manusia kecali dengan taqwa
2.Untuk menghapuskan tradisi anak angkat yang berlaku di masyarakat jahiliyah. Lewat pernikahan Rasulullah yang sebelumnya menjadi istri anak angkat beliau, Zaid bin Haritsah, dengan menghadirkan bukti nyata, bahwa andaikan Zaid benar-benar anak beliau , tentunya pernikahan beliau dengan Zainab tidak terjadi kecuali atas perintah Allah yang dinyatakan di dalam Al Quran.
Dan ternyata pilihan untuk mewujudkan 2 jenis ketetapan syariat tersebut jatuh pada Zainab putri bibi Rasulullah agar semua manusia bisa mengambil pelajaran dengan jiwa yang tenang untuk taat dan patuh kepada perintah Allah dan Rasulnya.
Pada mulanya dia tidak setuju dengan pernikahan tersebut karena dia merasa tidak sederajat dengan Zaid. Dia berkata,”Saya tidak akan menikah dengannya,saya adalah keturunan Abdi Syams.” Tetapi Rasulullah tetap mendesaknya, “Menikahlah dengannya!”
Pada saat itu turunlah ayat:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 36)
Seketika itu pula Zainab menjadi ridha terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya, dia berkata, “Kalau begitu aku tidak akan mendurhakai Allah dan Rasulnya, Aku mau menikah dengannya.”
Tatkala terjadi perselisihan antara Zainab dan suaminya, yang kemudian menyebabkan perceraian mereka berdua, dan setelah masa iddahnya habis maka turun ayat:
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: "Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. (QS. Al Ahzab: 27)
Rasulullah mengucapkan ayat tersebut dan tersenyum, lalu bersabda, “Siapa yang ingin menemui Zainab untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya bahwa Allah telah menikahkan dirinya denganku dari atas langit.”
Seakan-akan Allah memberikan imbalan kepada Zainab atas ketaatannya yang utuh kepada Allah dan rasul-Nya,sebab dia ridha terhadap ketetapan Allah dan Rasul-Nya untuk menikah dengan Zaid, orang yang sebenarnya tidak dia sukai. Akhirnya dia hidup serumah dengan Rasulullah dan menjadi istri beliau atas perintah dari Allah, tertulis dalam Kitab-Nya yang selalu dibaca kaum muslimin sampai hari kiamat. Ini merupakan kehormatan tersendiri bagi Zainab, yang tidak diperoleh wanita lain bahkan istri-istri nabi yang lain. Karena itu dia membanggakan diri kepada istri-istri beliau yang lain, dengan berkata, “Kalian dinikahkan keluarga kalian, sedang aku dinikahkan Allah dari atas langit tujuh.”
Demikian seharusnya seorang wanita, ketaatan kapada Allah dan Rasulnya di atas segalanya, mengalahkan bisikan nafsunya dan keinginan- keinginannya yang lain, terutama dalam hal yang wajib dan haram tidak ada pilihan kecuali harus taat. Menutup aurat, tidak menampakkan kecantikannya,taat pada suami, tidak bermuamalah dengan riba dan lain sebagainya. Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah untuk menjadi hambanya yang taat. Amiin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Komodo, Binatang Langka Salah Satu Keajaiban Dunia

Komodo saat ini dianggap sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia yang baru. Komodo,(Varanus komodoensis) adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Pulau Komodo dinyatakan oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai salah satu tempat yang dilindungi. World Wildlife Federation dan Conservatioan International menyatakan bahwa pelestarian komodo akan menjadi prioritas konservasi global.
Termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera, komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m. Ukurannya yang besar ini berhubungan dengan gejala gigantisme pulau, yakni kecenderungan meraksasanya tubuh hewan-hewan tertentu yang hidup di pulau kecil terkait dengan tidak adanya mamalia karnivora di pulau tempat hidup komodo, dan laju metabolisme komodo yang kecil. Karena besar tubuhnya, kadal ini menduduki posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Komodo ditemukan oleh peneliti barat tahun 1910. Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
Anatomi Komodo
Di alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki massa sekitar 70 kilogram, namun komodo yang dipelihara di penangkaran sering memiliki bobot tubuh yang lebih besar. Spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang sebesar 3.13 meter dan berat sekitar 166 kilogram, termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya. Meski komodo tercatat sebagai kadal terbesar yang masih hidup, namun bukan yang terpanjang. Reputasi ini dipegang oleh biawak Papua (Varanus salvadorii). Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar 2.5 cm, yang kerap diganti. Air liur komodo sering kali bercampur sedikit darah karena giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik selama makan. Kondisi ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka. Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang. Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang hitam.
Karakteristik Fisiologi
Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga. Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun karena retinanya hanya memiliki sel kerucut, hewan ini agaknya tak begitu baik melihat di kegelapan malam. Komodo mampu membedakan warna namun tidak seberapa mampu membedakan obyek yang tak bergerak. Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap. Dengan bantuan angin dan kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4—9.5 kilometer. Lubang hidung komodo bukan merupakan alat penciuman yang baik karena mereka tidak memiliki sekat rongga badan. Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya, hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di bagian belakang tenggorokan.
Sisik-sisik komodo, beberapa di antaranya diperkuat dengan tulang, memiliki sensor yang terhubung dengan saraf yang memfasilitasi rangsang sentuhan. Sisik-sisik di sekitar telinga, bibir, dagu dan tapak kaki memiliki tiga sensor rangsangan atau lebih.
Komodo pernah dianggap tuli ketika penelitian mendapatkan bahwa bisikan, suara yang meningkat dan teriakan ternyata tidak mengakibatkan agitasi (gangguan) pada komodo liar. Hal ini terbantah kemudian ketika karyawan Kebun Binatang London ZSL, Joan Proctor melatih biawak untuk keluar makan dengan suaranya, bahkan juga ketika ia tidak terlihat oleh si biawak.
Kehidupan Komodo
Komodo secara alami hanya ditemui di Indonesia, di pulau Komodo, Flores dan Rinca dan beberapa pulau lainnya di Nusa Tenggara. Hidup di padang rumput kering terbuka, sabana dan hutan tropis pada ketinggian rendah, biawak ini menyukai tempat panas dan kering ini. Mereka aktif pada siang hari, walaupun kadang-kadang aktif juga pada malam hari. Komodo adalah binatang yang penyendiri, berkumpul bersama hanya pada saat makan dan berkembang biak. Reptil besar ini dapat berlari cepat hingga 20 kilometer per jam pada jarak yang pendek; berenang dengan sangat baik dan mampu menyelam sedalam 4.5 meter; serta pandai memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat. Untuk menangkap mangsa yang berada di luar jangkauannya, komodo dapat berdiri dengan kaki belakangnya dan menggunakan ekornya sebagai penunjang. Dengan bertambahnya umur, komodo lebih menggunakan cakarnya sebagai senjata, karena ukuran tubuhnya yang besar menyulitkannya memanjat pohon.
Untuk tempat berlindung, komodo menggali lubang selebar 1–3 meter dengan tungkai depan dan cakarnya yang kuat. Karena besar tubuhnya dan kebiasaan tidur di dalam lubang, komodo dapat menjaga panas tubuhnya selama malam hari dan mengurangi waktu berjemur pada pagi selanjutnya. Komodo umumnya berburu pada siang hingga sore hari, tetapi tetap berteduh selama bagian hari yang terpanas. Tempat-tempat sembunyi komodo ini biasanya berada di daerah gumuk atau perbukitan dengan semilir angin laut, terbuka dari vegetasi, dan di sana-sini berserak kotoran hewan penghuninya. Tempat ini umumnya juga merupakan lokasi yang strategis untuk menyergap rusa.
Perilaku makan
Komodo adalah hewan karnivora. Walaupun mereka kebanyakan makan daging bangkai, penelitian menunjukkan bahwa mereka juga berburu mangsa hidup dengan cara mengendap-endap diikuti dengan serangan tiba-tiba terhadap korbannya. Ketika mangsa itu tiba di dekat tempat sembunyi komodo, hewan ini segera menyerangnya pada sisi bawah tubuh atau tenggorokan. Komodo dapat menemukan mangsanya dengan menggunakan penciumannya yang tajam, yang dapat menemukan binatang mati atau sekarat pada jarak hingga 9,5 kilometer.
Reptil purba ini makan dengan cara mencabik potongan besar daging dan lalu menelannya bulat-bulat sementara tungkai depannya menahan tubuh mangsanya. Untuk mangsa berukuran kecil hingga sebesar kambing, bisa jadi dagingnya dihabiskan sekali telan. Isi perut mangsa yang berupa tumbuhan biasanya dibiarkan tak disentuh. Air liur yang kemerahan dan keluar dalam jumlah banyak amat membantu komodo dalam menelan mangsanya. Meski demikian, proses menelan tetap memakan waktu yang panjang; 15–20 menit diperlukan untuk menelan seekor kambing. Komodo kadang-kadang berusaha mempercepat proses menelan itu dengan menekankan daging bangkai mangsanya ke sebatang pohon, agar karkas itu bisa masuk melewati kerongkongannya. Dan kadang-kadang pula upaya menekan itu begitu keras sehingga pohon itu menjadi rebah. Untuk menghindari agar tak tercekik ketika menelan, komodo bernafas melalui sebuah saluran kecil di bawah lidah, yang berhubungan langsung dengan paru-parunya. Rahangnya yang dapat dikembangkan dengan leluasa, tengkoraknya yang lentur, dan lambungnya yang dapat melar luar biasa memungkinkan komodo menyantap mangsa yang besar, hingga sebesar 80% bobot tubuhnya sendiri dalam satu kali makan. Setelah makan, komodo menyeret tubuhnya yang kekenyangan mencari sinar matahari untuk berjemur dan mempercepat proses pencernaan. Kalau tidak, makanan itu dapat membusuk dalam perutnya dan meracuni tubuhnya sendiri. Dikarenakan metabolismenya yang lamban, komodo besar dapat bertahan dengan hanya makan 12 kali setahun atau kira-kira sekali sebulan. Setelah daging mangsanya tercerna, komodo memuntahkan sisa-sisa tanduk, rambut dan gigi mangsanya, dalam gumpalan-gumpalan bercampur dengan lendir berbau busuk, gumpalan mana dikenal sebagai gastric pellet. Setelah itu komodo menyapukan wajahnya ke tanah atau ke semak-semak untuk membersihkan sisa-sisa lendir yang masih menempel; perilaku yang menimbulkan dugaan bahwa komodo, sebagaimana halnya manusia, tidak menyukai bau ludahnya sendiri.
Dalam kumpulan, komodo yang berukuran paling besar biasanya makan lebih dahulu, diikuti yang berukuran lebih kecil menurut hirarki. Jantan terbesar menunjukkan dominansinya melalui bahasa tubuh dan desisannya; yang disambut dengan bahasa yang sama oleh jantan-jantan lain yang lebih kecil untuk memperlihatkan pengakuannya atas kekuasaan itu. Komodo-komodo yang berukuran sama mungkin akan berkelahi mengadu kekuatan, dengan cara semacam gulat biawak, hingga salah satunya mengaku kalah dan mundur; meskipun adakalanya yang kalah dapat terbunuh dalam perkelahian dan dimangsa oleh si pemenang.
Mangsa biawak komodo amat bervariasi, mencakup aneka avertebrata, reptil lain (termasuk pula komodo yang bertubuh lebih kecil), burung dan telurnya, mamalia kecil, monyet, babi hutan, kambing, rusa, kuda, dan kerbau. Komodo muda memangsa serangga, telur, cecak, dan mamalia kecil. Kadang-kadang komodo juga memangsa manusia dan mayat yang digali dari lubang makam yang dangkal. Kebiasaan ini menyebabkan penduduk pulau Komodo menghindari tanah berpasir dan memilih mengubur jenazah di tanah liat, serta menutupi atasnya dengan batu-batu agar tak dapat digali komodo. Ada pula yang menduga bahwa komodo berevolusi untuk memangsa gajah kerdil Stegodon yang pernah hidup di Flores. Komodo juga pernah teramati ketika mengejutkan dan menakuti rusa-rusa betina yang tengah hamil, dengan harapan agar keguguran dan bangkai janinnya dapat dimangsa; suatu perilaku yang juga didapati pada predator besar di Afrika.
Karena tak memiliki sekat rongga badan, komodo tak dapat menghirup air atau menjilati air untuk minum (seperti kucing). Alih-alih, komodo ‘mencedok’ air dengan seluruh mulutnya, lalu mengangkat kepalanya agar air mengalir masuk ke perutnya.
Pada akhir 2005, peneliti dari Universitas Melbourne, Australia, menyimpulkan bahwa biawak Perentie (Varanus giganteus) dan biawak-biawak lainnya, serta kadal-kadal dari suku Agamidae, kemungkinan memiliki semacam bisa. Selama ini diketahui bahwa luka-luka akibat gigitan hewan-hewan ini sangat rawan infeksi karena adanya bakteria yang hidup di mulut kadal-kadal ini, akan tetapi para peneliti ini menunjukkan bahwa efek langsung yang muncul pada luka-luka gigitan itu disebabkan oleh masuknya bisa berkekuatan menengah. Para peneliti ini telah mengamati luka-luka di tangan manusia akibat gigitan biawak Varanus varius, V. scalaris dan komodo, dan semuanya memperlihatkan reaksi yang serupa: bengkak secara cepat dalam beberapa menit, gangguan lokal dalam pembekuan darah, rasa sakit yang mencekam hingga ke siku, dengan beberapa gejala yang bertahan hingga beberapa jam kemudian. Sebuah kelenjar yang berisi bisa yang amat beracun telah berhasil diambil dari mulut seekor komodo di Kebun Binatang Singapura, dan meyakinkan para peneliti akan kandungan bisa yang dipunyai komodo.
Di samping mengandung bisa, air liur komodo juga memiliki aneka bakteri mematikan di dalamnya; lebih dari 28 bakteri Gram-negatif dan 29 Gram-positif telah diisolasi dari air liur ini. Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan septikemia pada korbannya; jika gigitan komodo tidak langsung membunuh mangsa dan mangsa itu dapat melarikan diri, umumnya mangsa yang sial ini akan mati dalam waktu satu minggu akibat infeksi. Bakteri yang paling mematikan di air liur komodo agaknya adalah bakteri Pasteurella multocida yang sangat mematikan; diketahui melalui percobaan dengan tikus laboratorium. Karena komodo nampaknya kebal terhadap mikrobanya sendiri, banyak penelitian dilakukan untuk mencari molekul antibakteri dengan harapan dapat digunakan untuk pengobatan manusia.
KORAN ANAK INDONESIA, Yudhasmara Publisher

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

RUMUS HIDUP BAHAGIA

Hidup bahagia adalah dambaan setiap manusia. Semua manusia tanpa terkecuali akan selalu mencarinya, dan berkorban apa saja untuk mendapatkannya. Lihatlah diri dan sekitar kita, semua manusia menyibukan diri dengan segala jalan dan sarana untuk mendapatkannya.
Namun, jalan dan cara mendapatkannya berbeda antara satu orang dengan yang lain. Setiap manusia dalam rentang berbagai masa berbeda dalam memahami apa itu hidup bahagia. Di antara mereka berpendapat bahwa hidup bahagia adalah dengan harta yang banyak, rezki yang melimpah, anak-anak yang menyenangkan, jabatan, kehormatan dan lain sebagainya. Namun Allah telah membatasi makna hidup bahagia kepada kita, dan jalan mendapatkannya di dalam firman-Nya:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
"Barang siapa yang beramal shaleh, baik lelaki maupun perempuan sedangkan ia beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (Qs. an-Nahl: 97).
Allah menghubungkan antara orang yang berjalan menuju kehidupan yang baik (bahagia) dengan jalan beriman dan beramal shalih, dengan orang-orang yang tidak mengetahui nilai iman dan urgennya amal shalih dalam firman-Nya:
فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (56) وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ (57) سورة آل عمران
“Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang lalim.” (qs. Ali Imran: 56-57)
Hidup baik, atau hidup yang menyenangkan sejatinya memiliki rumus dan pondasi yang berpijak padanya. Pondasi tersebut ada dua hal:
Pertama: Keimanan
Dalam keimanan ini dituntut berbagai hal, diantaranya:
1. Yakin, dan penuh ketawakalan kepada Allah
Yakin dan tawakkal adalah factor tercapainya kehidupan yang menyenangkan serta keluasan rezki dan keberkahan usia.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (Ath Thalaq 2-3)
2. Ridha Pasrah dengan ketentuan dan takdir Allah
Allah berfirman:
وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (Ali Imran: 145)
Rasulullah bersabda:
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ آمِنًا فِي سِرْبِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barangsiapa yang di pagi hari sehat badannya, tenang jiwanya, dan dia mempunyai makanan di hari itu, maka seolah-olah dunia ini dikaruniakan kepadanya.” (Ibnu Majah dan Turmudzi)
Hasan Bashri berkata:
Aku tahu bahwa rezkiku tak seorang pun mampu mengambilnya, maka aku merasa tenang
Aku tahu bahwa amalanku tak mungkin dilakukan seorang pun, maka sendiri aku sibukkan diri dengannya
Aku tahu bahwa Allah selalu muncul di hadapanku maka aku malu Ia ‘kan melihatku dalam kemaksiatan
Aku tahu bahwa kematian selalu menungguku maka aku persiapkan bekal untuk menghadap Rabbku
3. Istiqamah dan menjauhi maksiat
Istiqamah dan menjauhi maksiat adalah faKtor terpenting tercapainya kehidupan yang membahagiakan. Allah berfirman:
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakanmu untuk main-main dan bahwasanya kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun: 115)
Allah menciptakan kita karena ada misi khusus yaitu:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Rasul bersabda:
“Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga menutupi hatinya. Itulah karat yang disebut-sebut Allah dalam ayat, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.” (HR Tarmidzi)
2. Amal Shalih
Perkara yang kedua ini juga menuntut beberapa hal:
1. Berbaik baik dengan sesama makhluk
Allah berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)
Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ شَىْءٍ يُوضَعُ فِى الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ
“Tidak ada sesuatu amalan yang jika diletakkan dalam timbangan lebih berat dari akhlaq yang mulia. Sesungguhnya orang yang berakhlaq mulia bisa menggapai derajat orang yang rajin puasa dan rajin shalat.”[Turmudzi dalam sunannya]
2. Cinta beramal shalih dan selalu menjaganya
Allah selalu menghubungkan amal shalih dengan keimanan kepada-Nya. Karena keimanan adalah dalam perkataan dan perbuatan. Dia berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih merekalah sebaik-baik makhluk. (Al Bayyinah: 7)
Dari Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya diantara manusai ada yang menjadi kunci-kunci pembuka kebaikan dan penutup keburukan. Dan diantara manusia ada pula yang menjadi kunci-kunci pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Maka beruntunglah orang yang Allah jadikan kunci-kunci kebaikan di tangannya dan celakalah bagi orang-orang yang Allah jadikan kunci-kunci keburukan di tangannya”.[bnu Majah dishahihkan Al Albani]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Diabetes Mellitus / Kencing Manis / Penyakit Gula Darah

Diabetes melitus adalah suatu penyakit gangguan kesehatan di mana kadar gula dalam darah seseorang menjadi tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh. Diabetes Mellitus / DM dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah atau kencing manis yang mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak di Indonesia juga di seluruh dunia.
Pada orang yang sehat karbohidrat dalam makanan yang dimakan akan diubah menjadi gula atau yang disebut glukosa masuk kedalam aliran darah. Glukosa merupakan sumber bahan bakar utama bagi tubuh.Organ tubuh yang disebut pankreas memproduksi insulin. Peranan dari insulin adalah mengangkut glukosa dari darah menuju otot, lemak, dan sel-sel hati, diamana digunakan sebagai bahan bakaryang akan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk dijadikan energi. Penderita diabetes memiliki kadar gula darah yang tinggi. Ini disebabkan karena pankreas tidak dapat memproduksi insulin ataupun otot, lemak dan sel-sel hati tidak merespon insulin secara normal. Ataupun kedua-duanya.
Kadar gula yang tinggi akan dibuang melalui air seni. Dengan demikian air seni penderita kencing manis akan mengandung gula sehingga sering dikerubuti semut. Selanjutnya orang tersebut akan kekurangan energi / tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya. Kandungan atau kadar gula penderita diabetes saat puasa adalah lebih dari 126 mg/dl dan saat tidak puasa atau normal lebih dari 200 mg/dl. Pada orang normal kadar gulanya berkisar 60-120 mg/dl.
Banyak faktor resiko diabetes, termasuk diantaranya:
1. Ayah atau Ibu, saudara laki-laki atau perempuan yang menderita diabetes (faktor keturunan)
2. Kegemukan
3. Usia diatas 45 tahun
4. Gestational diabetes atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 Kg
5. Tekanan darah tinggi
6. Angka Triglycerid (salah satu jenis molekuk lemak) yang tinggi
7. Level kolesterol yang tinggi
8. Gaya hidup modern yang cenderung banyak mengkonsumsi makanan instan.
9. Perokok
10. Stress
Gejala-gejala penyakit gula diantaranya:
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Gatal –gatal pada kelamin luar
10. Gairah seksual menurun dan cenderung impotensi
11. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
12. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit gula antara lain:
1. Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner, pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.
2. Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain retinopati diabetika (mengenai retina mata/kebutaaan) dan nefropati diabetika (mengenai ginjal/gagal ginjal).
3. Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan berkurang atau tebal pada kaki atau kaki terasa terbakar/bergetar sendiri.
Pengobatan dan Penanganan Penyakit Diabetes
1. Keyakinan dan optimisme bahwa penyakit ini pasti dapat disembuhkan
2. Olah raga teratur untuk memperbaiki resistensi insulin baik di lakukan pada pagi hari kisaran pukul 05.00-07.00.
3. Mengatur diet makanan, antara lain hindari makanan minuman manis, mengurangi porsi makanan.
4. Menggunakan herbal yang berfungsi menurunkan gula darah, memperbaiki pankreas dan membantu kerja insulin seperti mengkonsumsi daun mimba, pare, daun salam, sambiloto dan brotowali dan minum jus kacang panjang, pare, wortel dan tauge.
5. Konsumsilah lebih banyak sayuran, terutama sayur bayam dan daun singkong.
6. Melakukan terapi untuk memperbaiki pankreas akupuntur dan akupressur.
7. Berpuasa sesering mungkin
8. Makan nasi yang di campur dengan jagung lakukan terapi ini tiap hari.
Resiko terkena diabetes dapat dikurangi dengan mengatur pola makan yang sehat, rajin olahraga, tidur yang cukup, menghindari rokok dan lain sebagainya. Bagi anda yang sudah terkena diabetes sebaiknya berolahraga setiap pagi, makan makanan yang bergizi rendah karbohidrat dan lemak namun tinggi protein, vitamin dan mineral. Perbanyak makan sayuran dan makanan berserat tinggi lainnya. Rajin-rajin memeriksakan kandungan gula darah anda dan menginjeksi insulin ke dalam tubuh dan minum obat jika diperlukan sesuai petunjuk

Untuk mengobati penyakit diabetes mellitus ini, ada beberapa ramuan tradisional yang bisa digunakan, yaitu :

Ramuan tradisional penyakit diabetes 1 :
4 biji rambutan disangraai hingga kering kemudian ditumbuk halus . setelah itu bubuk biji rambutan direbus dengan air secukupnya.
Pemakaian :
Minum selagi hangat, 2 kali sehari

Ramuan tradisional penyakit kencing manis 2 :
2 - 3 sendok makan bubuk kedelai diseduh dengan air secukupnya , kemudian diminum
Pemakaian :
Konsumsi 2 kali sehari



Ramuan tradisional penyakit diabetes 3 :
30 gram rambut jagung dan 100 gram batang kangkung direbus dengan air secukupnya .
Pemakaian :
Minum selagi hangat, konsumsi 2 kali sehari

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Memberi Maaf adalah Sedekah

لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضَى وَلَا عَلَى الَّذِينَ لَا يَجِدُونَ مَا يُنْفِقُونَ حَرَجٌ إِذَا نَصَحُوا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ مَا عَلَى الْمُحْسِنِينَ مِنْ سَبِيلٍ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (91) وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّوْا وَأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلَّا يَجِدُوا مَا يُنْفِقُونَ (92)
Yang artinya, “Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka belanjakan (untuk bisa ikut berperang)” [QS at Taubah:91-92].
Ayat di atas menceritakan sebuah kejadian terkait dengan perang Tabuk. Ketika itu Nabi wajibkan semua kaum muslimin yang mampu untuk berperang dan bisa berangkat perang untuk berangkat perang. Beberapa sahabat yang miskin sangat ingin ikut berperang bersama Nabi namun mereka tidak memiliki unta sebagai kendaraan mereka menuju Tabuk mendatangi Nabi untuk minta kendaraan. Ternyata Nabi pun tidak bisa membantu mereka untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan. Padahal perjalanan jauh sehingga orang yang bisa berangkat berperang adalah orang-orang yang memiliki kendaraan. Akhirnya mereka pulang ke rumahnya masing-masing menangis. Menurut keterangan Ibnu Sa’ad, salah seorang pakar sejarah, orang-orang miskin yang akhirnya pulang sambil beruraian air mata karena tidak bisa berangkat berjihad adalah Salim bin ‘Umair, ‘Ulbah bin Zaid, Abu Laila al Mazini, ‘Amr bin ‘Anamah, Salamah bin Shakhr, al ‘Irbadh bin Sariyah. Di sebagian riwayat terdapat tambahan nama, Abdullah bin Mughaffal dan Ma’qil bin Yasar. Ibnu Ishaq mengatakan bahwa termasuk mereka adalah ‘Amr bin al Humam bin al Jamuh [Zadul Maad juz 3 hal 462].
Khusus untuk ‘Ulbah bin Zaid adalah kisah menarik yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim sebagai berikut ini:
Pada malam harinya, ‘Ulbah bin Zaid bangun malam untuk shalat malam setelah selesai beliau menangis dan berdoa, “Ya Allah, Engkau perintahkan dan menyemangati kami untuk berjihad kemudian Engkau tidak memberikan kepadaku harta yang bisa aku manfaatkan untuk turut berjihad bersama rasul-Mu. Demikian pula, tidaklah Kau berikan kepada rasul-Mu harta sehingga Rasul-Mu bisa memberi kendaraan untukku. Aku bersedekah kepada setiap muslim yang pernah menzalimi harta, badan atau kehormatanku (dengan kumaafkan mereka semua)”.
Ketika pagi tiba, ‘Ulbah berkumpul bersama para sahabat yang lain. Pada saat itulah Nabi bersabda, “Siapakah yang semalam bersedekah?”. Tidak ada seorang pun yang berdiri. Nabi lantas mengulangi pertanyaannya, “Siapakah yang semalam bersedekah?”. Akhirnya Nabi berdiri mendekati ‘Ulbah dan menyampaikan kabar gembira dengan mengatakan, “Bergembiralah-demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya- sungguh sedekahmu semalam telah tercatat sebagai zakat (baca: sedekah) yang diterima oleh Allah”. Syaikh Syuaib al Arnauth mengatakan, “Hadits Shahih dan memiliki sanad yang bersambung sebagaimana yang dikatakan oleh al Hafiz Ibnu Hajar dalam al Ishobah 2/493” [Zaadul Maad juz 3 hal 462-463 terbitan Massasah Risalah Beirut cetakan keempat tahun 1425 H].
Petikan pelajaran
Sedekah itu tidak hanya terbatas dengan harta karena sedekah itu memiliki makna luas dan makna sempit. Makna luas dari sedekah adalah segala amal kebajikan sebagaimana sabda Nabi
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ - رضى الله عنهما - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ »
Dari Jabir bin Abdillah, Nabi bersabda, “Setiap amal kebajikan itu sedekah” [HR Bukhari no 5675].
Sedangkan makna sempit dari sedekah adalah bersedekah dengan harta, boleh sedekah tersebut adalah sedekah wajib alias zakat ataupun sedekah yang dianjurkan. Dalam kisah di atas memaafkan kezaliman yang dilakukan oleh orang lain Nabi sebut dengan sedekah. Sedekah yang dianjurkan itu bisa juga disebut dengan zakat. Dalam hadits di atas Nabi mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh ‘Ulbah tercatat sebagai zakat yang Allah terima.
Seorang muslim hendaknya merasa sedih ketika tidak mampu melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya meski sebenarnya dia tidaklah berdosa karena hal tersebut. Lihatlah betapa sedihnya ‘Ulbah ketika dia tidak bisa berangkat berjihad bersama Rasulullah meski sebenarnya dia tidak berdosa karenanya karena beliau memang tidak memiliki kemampuan untuk berangkat berjihad. ‘Ulbah tidaklah bersorak sorai gembira karena punya alasan untuk tidak pergi jihad yang taruhannya adalah nyawa. Sebaliknya beliau bersedih bahkan beruraian air mata minimal dua kali. Pertama saat pulang dari rumah Rasulullah bersama kawan-kawannya yang lain karena minta bantuan kendaraan kepada Rasulullah sebagaimana yang diceritakan oleh ayat di atas. Kedua, di rumahnya sendiri di tengah malam yang sepi saat beliau mengucapkan untaian doa di atas.
عَنْ أَبِى الأَحْوَصِ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ لَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنِ الصَّلاَةِ إِلاَّ مُنَافِقٌ قَدْ عُلِمَ نِفَاقُهُ أَوْ مَرِيضٌ إِنْ كَانَ الْمَرِيضُ لَيَمْشِى بَيْنَ رَجُلَيْنِ حَتَّى يَأْتِىَ الصَّلاَةَ
Dari Abul Ahwash, Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Sungguh aku ingat bahwa dahulu di masa Nabi tidak ada orang yang meninggalkan shalat berjamaah kecuali munafik yang telah diketahui kemunafikannya atau orang sakit. Meski sungguh ada orang sakit yang harus berjalan tertatih-tatih dibantu berjalan oleh dua orang yang ada di kanan dan di kirinya supaya bisa mengerjakan shalat di masjid” [Riwayat Muslim no 1519].
Orang sakit yang harus dipapah oleh dua orang untuk bisa berjalan bukanlah orang yang sakit sembarang sakit namun tentu orang yang sakit parah. Meski demikian sahabat Nabi yang sakit parah ini tetap berupaya agar bisa mengerjakan shalat berjamaah di masjid. Padahal dia memiliki alasan yang dibenarkan oleh syariat untuk tidak shalat berjamaah di masjid. Sahabat Nabi yang sakit sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Mas’ud tidaklah bergembira ria dengan kondisi dirinya yang sakit sehingga punya kesempatan untuk tidak harus bercapek-capek ke masjid. Sebaliknya dia memilih untuk bisa tetap shalat ke masjid meski dengan perjuangan yang sangat melelahkan.
Di antara yang Allah perintahkan kepada kita adalah mendakwahkan Islam meski hanya sekedar materi pengajian yang sudah pernah kita dengarkan.
أَلاَ لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ الْغَائِبَ
“Hendaknya yang hadir (dalam pengajian ini) menyampaikan materi yang dia dengar kepada yang tidak hadir” [HR Bukhari No 105].
Sudahkah kita giat melaksanakannya??
Tidak semua tangisan lelaki adalah tangisan cengeng yang tercela, boleh jadi malah tangisan yang terpuji. Semisal seorang laki-laki yang menangis karena teringat dosa atau sebagaimana tangisan ‘Ulbah. Itulah tangisan orang yang menyesali kondisi dirinya yang tidak mampu memenuhi panggilan Allah dan rasul-Nya.
Para sahabat Nabi adalah manusia-manusia yang berhati lembut sehingga mudah bagi mereka yang merupakan manusia-manusia tangguh di medan jihad untuk meneteskan air mata karena Allah dalam kesempatan yang lain.
عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ وَعَظَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمًا بَعْدَ صَلاَةِ الْغَدَاةِ مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ
Dari al ‘Irbadh bin Sariyah, beliau bercerita, “Suatu pagi setelah selesai shalat subuh Nabi menyampaikan nasihat yang mengharukan sehingga mata para sahabat bercucuran dan hati mereka merasa ketakutan” [HR Tirmidzi no 2676, dinilai sahih oleh al Albani].
Marilah kita berkaca, berapa kalikah dalam hidup ini kita menangis karena takut kepada Allah? Ya Allah, ampunilah keteledoran kami.
Shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih semisal para sahabat Nabi.
عَنْ بِلاَلٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الْجَسَدِ »
Dari Bilal sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Hendaknya kalian mengerjakan shalat malam karena shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Sesungguhnya shalat malam adalah amalan yang mendekatkan kepada Allah, mencegah dari perbuatan maksiat, menghapus dosa dan mengusir penyakit dari badan” [HR Tirmidzi no 3549 dinilai hasan li ghairihi oleh al Albani kecuali kalimat “mengusir penyakit dari badan”].

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUSLIM TIONGHOA INDONESIA

Sebuah sejarah memang harus diluruskan sesuai dengan alur cerita yang asli terjadi dan bila kita mengetahuinya kadang malah tak menyangka atas kebenaran yang tersimpan.Seperti sejarah Muslim Tionghoa yang ada di bumi nusantara yang mendahului para muslim asli Indonesia yang tentunya mengejutkan. Ada berbagai sumber yang dapat dipakai sebagai dasar rujukan sejarah tersebut.Sedikit kita korek informasi yang ada tentang keberadaannya dan eksistensinya hingga sekarang di bumi Indonesia.
Sebagai agama, Islam masuk dan berkembang di negeri Cina, melalui jalur perdagangan. Begitu pula Islam masuk ke Nusantara. Kebanyakan sarjana berpendapat bahwa peristiwa masuknya agama Islam ke Cina, terjadi pada pertengahan abad VII. Saat itu kekhalifahan Islam yang berada di bawah kepemimpinan Utsman bin Affan (557-656M) telah mengirim utusannya yang pertama ke Cina, pada tahun 651 M. Ketika menghadap kaisar Yong Hui dari Dinasti Tang, utusan Khalifah tersebut memperkenalkan keadaan negerinya beserta Islam. Sejak itu mulai tersebarlah Islam di Cina.
Islam masuk ke Cina melalui daratan dan lautan. Perjalanan darat dari tanah Arab sampai kebagian barat laut Cina dengan melalui Persia dan Afghanistan. Jalan ini terkenal dengan nama “jalur sutra”. Sedangkan perjalanan laut melalui Teluk Persia dan Laut Arab sampai ke pelabuhan-pelabuhan Cina seperti Guangzhou, Quanzhou, Hangzhou, dan Yangshou dengan melalui Teluk Benggala, Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.
Islam sudah masuk ke China sejak 1.400 tahun lalu ketika Said bin Abu Waqos membangun Mesjid di Guangzhou, China, sementara di Indonesia Islam baru masuk 700 tahun lalu
Muslim Tionghoa di Nusantara ada yang berasal dari imigram Muslim asal Cina lalu menetap di Nusantara. Ada pula yang memeluk Islam karena interaksi antar etnis Tionghoa yang sudah ada di Nusantara dengan mereka yang beragama Islam. Kedatangan imigran Musim Tionghoa ke Nusantara, sebelum dan pada zaman kerajaan-kerajaan di Nusantara, secara individu-individu. Kedatangan etnis Tionghoa ke Nusantara dari negeri Cina sebagian besar dengan cara kolektif (rombongan) beserta keluarga. Kebanyakan dari mereka adalah non Muslim. Mereka juga hidup terpisah dari penduduk setempat dan tinggal di Pecinan, terutama di masa kolonial.
Kedatangan etnis Tionghoa dan Muslim Tionghoa dari negeri Cina ke Nusantara, tujuannya adalah untuk meningkatkan taraf kehidupan ekonomi mereka, bukan tujuan menyampaikan Islam atau berdakwah. Pada umumnya mereka berasal dari daerah-daerah Zhangzhou, Quanzhou dan provinsi Guangdong. Tapi di zaman pemerintah Belanda pernah mendatangkan etnis Tionghoa ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di perkebunan dan pertambangan milik Belanda.
Meski kedatangan etnis Tionghoa Muslim tidak untuk berdakwah, namun keberadaan mereka punya dampak dalam perkembangan dakwah. Salah satunya karena proses asimilasi, perkawinan dengan penduduk setempat yang kemudian menjadi Muslim.
Demikian pula dengan muhibah pelayaran Laksamana Zheng He (Cheng Ho) ke Nusantara, pada abad ke XV. Latar belakang muhibah ini adalah perdagangan dan bermaksud mempererat hubungan antara negara Cina dan Negara-negara Asia Afrika. Banyak dari anggota muhibah dan anak buah Laksamana Zheng He adalah Muslim, seperti Ma Huan, Guo Chong Li dan Ha San Sh’ban dan Pu He-ri. Ma Huan dan Guo Chong-li pandai berbahasa Arab dan Persia. Keduanya bekerja sebagai penerjemah. Ha San adalah seorang ulama Masjid Yang Shi di kota Ki An. Maka tidaklah aneh pada daerah-daerah yang disinggahi oleh muhibah tersebut penduduknya banyak yang beragama Islam.
Sejarah tentang perjalanan muhibah Cheng Ho, hingga saat ini masih tetap diminati oleh berbagai kalangan, baik kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya, maupun masyarakat keturunan Tionghoa. Chneg Ho telah menjadi duta pembauran negeri Tiongkok untuk Indonesia yang diutus oleh kaisar Dinasti Ming pada tahun Yong Le ke-3 (1405). Dalam tujuh kali perjalanan muhibahnya ke Indonesia, Laksamana Cheng Ho berkunjung ke Sumatera dan Pulau Jawa sebanyak enam kali.
Kunjungan pertama adalah ke Jawa, Samudera Pasai, Lamrbi (Aceh Raya), dan Palembang. Sebagian besar daerah yang pernah dikunjungi Cheng Ho menjadi pusat dagang dan dakwah, diantaranya Palembang, Aceh, Batak, Pulau Gresik, Semarang (di sekitar Gedong Batu), Surabaya, Mojokerto, Sunda Kelapa, Ancol, dan lain-lain. Gerakan dakwah pada masa itu telah mendorong kemajuan usaha perdagangan dan perekonomian di Indonesia.
Pada perkembangannya, jarak yang muncul dengan etnis Tionghoa mengundang beberapa Muslim Tionghoa untuk memperbaiki kerenggangan tersebut. Salah satunya adalah Haji Yap Siong yang berasal dari kota Moyen, Cina. Setelah belajar Islam ia menjadi Muslim pada tahun 1931 dan mendirikan organisasi dakwah yang diberi nama Persatuan Islam Tionghoa (PIT) di kota Deli Serdang, Sumatera Utara. Dakwah beliau dimulai dari Sumatera Utara ke Sumatera Selatan dan menyeberang ke Jawa Barat sampai Jawa Timur. Berdakwah dalam bahasa Mandarin dan memperoleh izin dakwah pada waktu itu dari pejabat-pejabat Kolonial Belanda.
Pada tahun 1950 bersama Haji Abdul Karim Oei Tjing Hien, kelahiran Bengkulu yang pada tahun 1930 telah menjadi Konsul Muhamadiyah untuk daerah Sumatera Selatan. Keduanya bertemu di Jakarta dan mengembangkan PIT. Pada tahun 1953, Kho Guan Tjin mendirikan organisasi dakwah pula dengan nama Persatuan MUslim Tionghoa (PMT), di Jakarta. Pada tahun 1954, kedua Organisasi dakwah itu difusikan. Namun perjalanannya, organisasi ini bubar karena berbeda pandangan menjelang pemilihan umum pertama tahun 1955.
Pada awal tahun 1972, Kejaksaan Agung RI dengan alasan bahwa agama Islam adalah agama universal, menganggap PITI tidak selayaknya ada. Tidak ada Islam Tionghoa atau Islam-Islam lainnya. Maka pada tanggal 15 Desember 1972, Dewan Pimpinan Pusat PITI memutuskan untuk melakukan perubahan organisasi menjadi Pembina Iman Tauhid Islam.
Pertumbuhan Muslim Tionghoa di Indonesia semakin pesat, khususnya di Jakarta, Surabaya, dan Semarang, kata Wakil Ketua Bidang Kesra DPP Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Budijono.
“Di Jakarta saja jumlah Muslim Tionghoa saat ini sudah ratusan ribu orang,” kata Budijono yang juga memiliki nama Nurul Fajar, di sela Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural antar Pimpinan Pusat dan Daerah Intern Agama Islam di Pontianak, Kalbar, Rabu.
Dari 238 juta jiwa penduduk Indonesia, menurut dia 15 persen di antaranya adalah warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, dan sebanyak lima persen dari 15 persen tersebut adalah Muslim.
Dan semakin lama semakin berkembang semoga semakin lestari dan harmonis.
dari berbagai sumber

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Restrukturisasi Kepengurusan dan Perubahan Jadwal Kegiatan

Pesantren ibarat sebuah perahu yang memiliki nahkoda, dan penumpangnya. Gerak laju perahu sangat ditentukan oleh kebijakan sang empunya, maupun siapa yang ditunjuk untuk menjalankannya. Ke mana arah yang dituju dan apa misi pergi ke tempat tersebut.
Dengan niat perapatan shaff dan harapan ke depan yang lebih baik, Yayasan Hamalatul Quran di tahun 2011 ini melakukan sedikit perubahan kepengurusan. Mulai tahun ini ditunjuklah Wakil Ketua Yayasan yang sebelumnya belum ada, yaitu Ustadz Amri Suaji, Lc. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris. Sementara Ustadz Rohmanto yang sebelumnya menjabat sebagai Bendahara bergeser menggantikan jabatan Sekretaris, kemudian jabatan lamanya dipegang oleh Ustadz Samhudi. Sementara jabatan ustadz-ustadz lain masih tetap seperti semula, artinya tidak ada perubahan.
Kegiatan keseharian pesantren juga sedikit dirubah. Untuk pagi hari dibentuk halaqah (kelompok) yang rata-rata setiap kelompok dipegang oleh dua ustadz; satu ustadz senior, dan satu ustadz pengabdian. Satu halaqoh rata-rata sebanyak 12 santri. Sistemnya masih seperti biasa, setelah selesai Shalat Subuh dan mengikuti kajian terjemah, tafsir dan I’rab Al Quran, para santri akan menuju kepada halaqahnya masing-masing. Kemudian mereka duduk melingkar dengan ustadz pengampunya, dan menghafalkan Al Quran sendiri-sendiri sesuai urutan hafalan Al Quran yang dimiliki masing-masing. Setelah selesai, kemudian hafalan mereka disetorkan kepada ustadz. Jumlah yang disetorkan tidak mengikat, sesuai dengan kemampuan santri. Namun rata-rata santri mampu menghafal 1-2 halaman per-pertemuan. Setoran hafalan ini berakhir hingga jam 06.30, namun bagi santri yang sudah menyetor hafalannya boleh pergi ke kamarnya minimal jam 06.00. Harapan dari program ini tentu adalah hafalan Al Quran santri lebih meningkat dan terpantau. Sedang acara sore setelah shalat Ashar juga dirubah. Mulai kali ini kegiatan rutin santri adalah mengikuti kajian Kitab Kuning yang diampu oleh ustadz-ustadz senior. Kajian Kitab Kuning ini adalah: At Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran, Hilyah Thalibil ‘Ilmi, Ushuluts Tsalatsah, Matan Ghayat Wat Taqrib, Qawaid Fiqhiyyah, dan Mulakhas Nuril Yaqin. Sementara untuk kelas 1 dan 2 Madrasah Salafiyyah Wustho masih mengikuti pendalaman Bahasa Arab dari tiga buku: An Nahwu Al Wadhih, Amtsilatu Tasrifiyyah, dan Durusul Lughoh. Kegiatan setelah Maghrib dan Isya’ hingga jam 20.30 sama dengan kegiatan ba’da Shubuh, yaitu setoran hafalan Al Quran bersama dengan halaqahnya masing-masing.
Tak kalah penting juga untuk dikabarkan, di bulan ini Pondok Pesantren ikut berbahagia atas kelahiran putri Ustadz Samhudi, yang diberikan nama Hanum Farhana. Semoga Allah memberikan keberkahan kepada keluarga beliau, dan menjadikan putri beliau putri yang shalihah, penuh manfaat bagi agama Islam.
Pada akhirnya, rasa terima kasih terucap kepada para donator tetap dari Jakarta, Nur Ramadhan Wisata, Jamaah Pasca Haji KBIH Rindu Ka’bah, Jamaah Pengajian, Orang tua-orang tua asuh, dan seluruh donator lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Semoga amal kebaikan Bapak Ibu semua menjadi bukti sebagai hamba yang terbaik di sisi Allah Subahahu wa ta’ala. Dan dibalas dengan balasan yang lebih dari sisi-Nya. Allahumma Amiin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MASJID QIBLATAIN

Masjid Qiblatain berarti Masjid dengan dua qiblat yaitu satu ke arah Al Quds di Palestina dan satu lagi ke arah Baitullah di Makkah. Beberapa pertanyaan tentu timbul dalam pikiran. Mengapa dua Qiblat? Mengapa, bagaimana dan kapan perubahan tersebut terjadi? Siapa yang memerintahkan perubahan? Apa akibat dari perubahan ini?
Pada awalnya Qiblat (atau arah shalat) untuk semua Nabi adalah Baitullah di Makkah yang dibangun pada masa Adam AS. Allah berfirman:

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. Ali Imran: 96)
Nabi Ibrahim dan Ismail alaihimassalam mengikuti Qiblat ini. Kemudiannya Al Quds ditetapkan sebagai Qiblat untuk sebagian dari Para Nabi dari bangsa Israel. Para Nabi ini ketika shalat di dalam Al Quds, biasa menghadap pada arah sedemikian rupa sehingga kedua-duanya Al Quds dan Baitullah di Makkah saling berhadapan.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam biasa berdiri sedemikian rupa antara Hajar Aswad dan Rukun Yamani sehingga kedua-duanya rumah Allah subhanahu wata’ala Al Qud dan Baitullah berada di depan beliau.
Seperti disebutkan didalam Bukhari, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan shalat di Madinah menghadap ke arah Al Quds untuk enam belas atau tujuh belas bulan. Beliau secara total patuh kepada perintah Allah. Bagaimanapun beliau menginginkan Qiblat yang sama dengan Adam ‘alaihissalam dan Ibrahim ‘alaihissalam. Nabi Muhammad sangat berharap bahwa permohonannya akan dikabulkan. Beliau biasa menantikan kedatangan wahyu (tentang permohonan beliau) dan menengadah ke langit berulang-ulang seperti disebutkan didalam Al Baqarah ayat 144:

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.”
Dengan cara ini Allah mengabulkan permohonan Nabi Muhammad. Bahwa hanya Allah yang dapat memerintahkan perubahan Qiblat dan ini bukanlah berdasarkan keputusan dari seorang Nabi.
Akibat dari perubahan Qiblat adalah dua kali lipat. Segera setelah Yahudi mengetahui Qiblat kaum Muslim adalah Baitullah bukan Al Quds, mereka berkelakar dan memperolok kaum Muslim. Mereka berkata, “Agama seperti apa yang mengubah Qiblat?” Pada waktu yang sama Yahudi was-was terhadap perubahan itu. Selama ini kaum Muslim sedikit banyak bisa diterima oleh Yahudi. Perubahan Qiblat itu menandakan kaum Muslim adalah suatu bangsa atau kelompok lain yang terpisah. Karenanya bangsa Yahudi meningkatkan perlawanan terhadap kaum Muslim dan menghormati musuh mereka.

Lagipula, Allah mempunyai kebijaksanaan dan rencana sendiri. Perubahan Qiblat adalah untuk memisahkan orang munafik dari kaum Muslim yang tulus ikhlas. Allah berfirman:

Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (QS. Al Baqarah: 143).
Menurut sebuah hadits di dalam Bukhari dan Muslim, perubahan Qiblat terjadi ketika Nabi Muhammad memimpin Shalat Ashar (dalam beberapa riwayat disebutkan Dzuhur) di dalam Masjid Qiblatain. Nabi shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya berganti arah Qiblat selama shalat ini.
Beberapa Sahabat menyelesaikan shalat mereka dan kembali ke masyarakat mereka. Mereka mencatat bahwa saudara laki-laki mereka sedang shalat di dalam Masjid lingkungan mereka menghadapi ke arah Al Quds. Seorang Sahabat dengan nyaring memberi tahu mereka bahwa mereka baru saja shalat dengan Nabi Muhammad menghadap ke arah Baitullah. Mendengar ini, saudara laki-laki mereka memutar arah shalat mereka, tanpa meributkan atau bertanya apapun juga. Ini menandakan bahwa kredibilitas satu orang sebagai saksi sudah cukup dalam beberapa hal didalam Islam.
Berita dari perubahan Qiblat mencapai Quba hari berikutnya. Seperti disebutkan di dalam Bukhari dan Muslim, masyarakat Quba juga mengganti arah Qiblat mereka pada waktu shalat ketika mendengar pemberitahuan hanya dari satu orang saja. Itu juga menunjukkan begitu besarnya rasa saling menghormati, saling percaya dan mempercayai yang disukai dan dilakukan para Sahabat Nabi Muhammad.
Firman Allah:

“Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai.” (QS. Al Baqarah: 144)
Hadiah ini diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dan umatnya di dalam Masjid Qiblatain.
Sebelum perubahan Qiblat Nabi Muhammad biasa memimpin shalat di dalam Masjid Nabawi dari suatu tempat di seberang dari Bab (Pintu) Jibriil yang dahulu menghadap ke arah utara. Setelah perintah untuk perubahan Qiblat, beliau memimpin shalat dari pilar/tiang Aisyah untuk beberapa hari dan kemudian seterusnya memimpin shalat dari Mihrab Nabawi. Dengan perubahan Qiblat, beliau menghadapi ke arah selatan (Baitullah).
Dengan perubahan Qiblat, area di seberang Bab Jibriil yang lama kini menjadi bagian belakang Masjid Nabawi. Area ini diperuntukkan untuk Ashab-Us-Suffah menginap dan belajar mereka. Ini juga menjelaskan bahwa panggung petugas penjaga yang berada di Masjid Nabi bukanlah lokasi untuk Ashab-Us-Suffah seperti yang dipahami oleh banyak pengunjung.@Sumber: web imtiyazahmad

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Yakin

Orang sakit tidak ragu untuk minum obat, yang rasanya pahit, meski ia disuguhi makanan atau minuman yang jauh manis dan enak rasanya. Tak hanya sampai pada hal itu, bahkan tak jarang ia rela berobat di tempat yang jauh dari rumahnya, pada seorang dokter yang diyakini mampu memberikan obat yang cocok dengan penyakitnya. Padahal, (mungkin) obat yang diberikan dokter kepadanya tak beda dengan obat yang diberikan dokter di dekat rumahnya. Namun, keyakinan memantapkan hatinya untuk lebih memilih dokter yang jauh itu, dari pada dokter dekat rumah, yang bahkan mungkin tanpa biaya kerana masih tetangganya.
Di saat lain, ada beberapa orang yang bekerja pada suatu tempat dengan gaji yang sangat jauh di bawah standar minimal pegawai namun ia nyaman bekerja di tempat itu. Ia tetap tak mau meninggalkan pekerjaannya tersebut, meski ada tawaran di tempat lain yang jauh lebih besar gaji bulanannya. Berbagai alasan dalam hal ini; karena atasan yang menyenangkan dan selalu menghargai pekerjaan, karena teman-teman yang menentramkan, karena tempat kerja yang dekat dengan rumah, karena gengsi yang tinggi di tempat kerja seperti itu, dan ada juga yang beralasan karena pengin ‘ngalap berkah’ di tempat kerjanya tersebut.
Inilah pentingnya kata ‘yakin’ di balik sebuah amalan. Orang yang hobi panjat tebing, akan cuek dengan perkataan seseorang yang berkata, “Dasar kurang kerjaan!” Demikian juga pemain bola tak akan menghiraukan seseorang yang berkata kepadanya, “Satu bola aja direbutin….” Bukan hanya hirau, mungkin ia sampai serius menerangkan kepada ‘komentator’ itu tentang pentingnya bermain bola. Mulai alasan ekonomi, budaya, sosial, bahkan politik, harga diri hingga loyalitas pada negara! (Mungkin Anda pun bisa berkata seperti itu).
Demikianlah keyakinan menggerakkan perbuatan. Dalam masalah keyakinan, manusia akan melakukan segalanya berdasar keyakinannya. Hal-hal yang kadang menurut orang lain tidak masuk akal, ide gila, serta aneh tetap keukeuh dilakukan karena dasar keyakinannya tersebut. Permasalahannya adalah, kalau keyakinannya baik, maka amalannya akan baik juga. Namun jika keyakinannya buruk, pastinya amalannya akan buruk juga. Nah, yang kedua inilah yang jadi masalah.
Banyak manusia yang jatuh ke dalam kebinasaan karena keyakinannya yang salah. Fir’aun menjadi manusia paling hina di muka bumi ini karena keyakinannya bahwa dia adalah Tuhan.
Bani Israil disebut oleh Allah sebagai para manusia yang sesat, dan mereka banyak yang masih dalam kekafirannya karena keyakinan mereka bahwa tak pantas Muhammad menjadi Nabi karena bukan dari keturunan mereka.
Para pengumpul harta, begitu rajin menumpuk hasil kekayaannya dan bakhil membelanjakannya di jalan Allah karena berkeyakinan bahwa harta akan mengekalkannya, dan harta akan menjamin kebahagiaan hidupnya.
Para penyubur tradisi nenek moyang yang berseberangan dengan tauhid dan ajaran Islam akan tetap dalam kesyirikannya, karena mereka yakin perbuatannya adalah hal yang mulia (padahal perbuatan terhina di muka Allah adalah kesyirikan).
Para penurut hawa nafsu dan syahwat akan selalu berada dalam kemaksiatannya atas dasar keyakinan sumber kebahagiaan dan kepuasan atau anggapan itu mata pencahariaan satu-satunya.
Namun, lihatlah orang-orang dermawan yang senang membelanjakan hartanya di jalan Allah, orang-orang yang senang melakukan shalat, orang-orang yang berdzikir dan membaca Al Quran. Lihat juga, orang-orang yang ringan dalam membantu sesamanya, meski dirinya pun pantas dibantu. Juga, orang-orang yang melakukan apa saja yang diperintahkan Allah, dan berusaha menjaga dirinya agar tidak terperosok ke dalam perbuatan yang tidak disukai Allah.
Terkadang perbuatan mereka ini menurut orang lain seakan merugikan harta, keluarga, kehormatan, jabatan bahkan harga dirinya. Namun, ada keyakinan mantap di hatinya tatkala melakukan perbuatan ini.mereka begitu yakin, bahwa amalannya tidak akan sia-sia. Harta, diri, waktu, tenaga, dan segala yang ia keluarkan untuk Allah pasti berbalas kebahagiaan abadi. Yaitu, balasan langsung dari Allah Penguasa dirinya dan seluruh jagat raya ini. Di akhirat sana, ada surga yang abadi selama-lamanya, sebagai ganti dari seluruh amal shalihnya. Ia yakin dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.” (QS. Al Kahfi 107-108)
Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang berobsesi terhadap akhirat, dan tidak terlena dengan kehidupan dunia yang fana ini. Allahummahdinaa…@ Rohmanto

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Penulis Majalah Al 'Ibar

1. Ust. Agus Andriyanto, Lc

2. Ust Rohmanto, Lc

3. Ust. Amri Suaji, Lc

4. Ust. Abdus Salam, Lc

5. Ust. Aris Munandar, S.S.

6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I

7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I

8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.

9. Ustadzah Umi Hajar, Lc

Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran

Pondok Pesantren Hamalatul Quran

Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 

Telp/Fax: 0274 372 602 

email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Tags

BTricks

BThemes