Postagens populares

Sidebar menu

RSS
Container Icon

Pages

Mina

Mina adalah perkampungan kecil yang dihuni oleh manusia setahun sekali dengan tujuan mabit (bermalam) dalam rangka manasik haji, karena itu orang Arab menyebutnya Mina. Mina merupakan tempat Masy’aril Haram dan termasuk juga tanah Haram (tanah suci) karena lokasinya berdekatan dengan Makkah, kurang lebih 7 km jaraknya.
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ تَعَجَّلَ فِي يَوْمَيْنِ فَلا إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَنْ تَأَخَّرَ فَلا إِثْمَ عَلَيْهِ لِمَنِ اتَّقَى وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barang siapa yang ingin menangguhkan keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.” (QS.Al-Baqarah:203)
Pada hari-hari biasa Mina merupakan desa kosong dan sedikit dihuni penduduk, walaupun terlihat bangunannya permanen. Tanah di Mina tidak boleh dimiliki oleh perorangan, yang boleh adalah menempati untuk keperluan ibadah saja.Sesuai dengan riwayat isteri Nabi saw, Aisyah ra: ”Ya Rasullullah SAW, perlukah kami buatkan di Mina untuk anda berteduh?” , Rasulullah saw menjawab: “Jangan, sesungguhnya Mina adalah tempat duduk orang yang lebih dahulu datang”.
Mina mulai penuh didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal disini sehari semalam sehingga dapat melakukan sholat lima waktu. Kemudian setelah sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah. Kemudian Jamaah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah yaitu tanggal 10 sampai dengan tanggal 13 Dzulhijah dan wajib untuk bermalam dan melempar jumrah pada hari hari tersebut. Tempat atau lokasi melempar jumroh terdapat di Mina, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Kubra’. Tentu ketiga jamarat itu memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi umat islam yang berkaitan erat dengan sejarah nabi Ibrahim dan puteranya Ismail as.
Menurut riwayat ibnu Abbas ra. dikisahkan bahwa ketika Ibrahim as.diperintahkan untuk mengerjakan manasik, beliau ditemani oleh Malaikat Jibril as menuju Jumrah Aqabah, kemudian setan menghalanginya, lalu Ibrahim melemparnya dengan 7 batu kerikil kecil hingga pergi. Setan pun menghalanginya lagi ketika sampai di Jumrah Wustha, maka Ibrahim pun melemparnya lagi dengan 7 butir batu kerikil dan iapun pergi dan demikian seterusnya.
Di Mina nabi Ibrahim as menyembelih domba sebagai tebusan korban anaknya Ismail as. Sunnah ini di ikuti oleh Rasulallah saw dengan melempar jumrah dan meyembelih domba ketika melakukan haji wada’ yang kemudian diikuti dan dijadikan teladan bagi umat Islam.
“Aku menyembelih korban di sini, dan seluruh Mina ialah tempat menyembelih, maka sembelihlah korban dalam perjalanan kalian”. (Shahih Muslim)
Di Mina terdapat beberapa masjid bersejarah, yakni;
Masjid Al-Kheif


Rasulallah saw bersabda “Telah shalat di masjid Kheif 70 Nabi, diantara mereka nabi Musa as, seolah-olah aku melihatnya memakai dua pakaian ihram terbuat dari katun, ia berihram di atas unta” (HR al-Mundhiri di kitab al-Targhib wa al-Tarhib)
Masjid ini terletak di sebelah selatan bukit Mina, tidak berjauhan dengan tempat lempar Jumratul Shughra’. Yakni di tepi turunan bukit yang keras dan di atas tempat turunnya air. Makanya dinamakan masjid al-Kheif yang artinya dalam bahasa Arab tempat naik dan turun permukaan gunung.
Masjid Kheif merupakan tempat shalat Rasulallah saw selama tinggal di Mina, dan telah ditentukan tempatnya shalat beliau di masjid tersebut. Tempat shalat Nabi saw dulu sebelum direnovasi sangat popular dan diketahui yaitu di kubbah yang letaknya di tengah masjid. Syeikh Al-Azraqi meriwayatkan dari kakeknya dari Abdul Majid dari Ibnu Juraih dari Ismalil bin Umayah sesungguhnya Khalid bin Madhras mengabarkan bahwa ia melihat beberapa orang tua dari kabilah al-Anshar mencari tempat solat Rasulallah saw di Masjid Kheif di muka menara masjid dekat dengannya.
Menurut riwayat dari Abdurrahman ibnu Muadz mengatakan bahwa Rasulullah saw pernah berkhutbah di Mina, kemudian menyuruh kaum Muhajirin untuk datang ke masjid Khaif, lalu mereka pun datang dari arah depan. Begitu pula Rasulullah saw menyuruh kaum Ansar untuk datang ke masjid Khaif dan mereka pun datang dari arah belakang. Setelah itu, berkumpullah semua manusia.


Masjid Kheif mewakili masjid masjid bersejarah dalam islam dan melambangkan shi’ar islam yang menonjol di kawasan Mina. Mesjid ini sekarang telah diperluas dan dipugar pada tahun 1407 H dan menjadi masjid terbesar di Mina yang bisa menampung ribuan orang.
Masjid Al-Bai’at

Masjid al-Bai’at terletak kurang lebih 300 meter dari Jumrah Aqabah. Masjid ini mempunyai nilai penting dalam sejarah perkembangan Islam. Di tempat ini Rasulallah saw menerima bai’at 12 orang laki laki dari kabilah Aus dan Khazraj yang datang dari Madinah. Mereka bertemu dengan Rasulallah di Aqobah dan menggelar bai’at untuk beriman kepada Allah dan Rasul Nya, tidak mempersekutkan Nya, menta’ati perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya. Baiat ini dinamakan baiat Al-Aqobah pertama terjadi pada tahun 12 H.
Kemudian di tempat yang sama pada tahun 13 H, Missi dari kota Yatsrib (Madinah) datang kembali dengan bilangan 73 orang laki laki dan 2 orang perempuan. Mereka menghubungi Nabi saw untuk bertemu di Aqobah. Rasulallah saw datang bersama pamannya Abbas menggelar bai’at kedua di Aqobah. Di sana terjadi kesepakatan untuk melindungi Rasulallah saw jika berhijrah ke Madinah, memerangi orang yang memerangi mereka dan berdamai dengan orang yang ingin berdamai dengan mereka. Rasulallah saw meminta kepada missi dari Yatsrib agar memilih 12 orang diantara mereka berbaiat dengan apa apa yang telah disepakati. Dan dipilihlah 9 orang dari kaum Khazraj dan 3 orang dari kaum Ous. Bai’at ini dinamakan Baiat Al-Aqobah kedua.
Untuk mengenang peristiwa bersejarah, ditempat yang penuh barokah ini telah dibangun sebuah masjid yang diberi nama masjid Al-Bai’ah yang sekarang telah dibongkar untuk perluasan jalan ke arah jumrah.
Masjid Al-Kabsy (Masjid An-Nahr)
Diriwayatkan dari Said bin Jubair dari Ibnu Abbas ra ia berkata: “Batu karang yang terletak di Mina yang berasal dari Tsabir adalah batu yang telah diketahui bahwa nabi Ibrahim as menyembelih dombanya sebagai tebusan dari anaknya Ismail as. Domba itu turun dari Tsabir lalu disembelihnya oleh ibrahim as”. Kemudian di tempat itu dibangun sebuah masjid oleh Lubabah puteri Ali bin Abdullah bin Abbas yang dikenal dengan masjid al-Kabsy atau masjid an-Nahr.
Masjid ini terletak diantara dua jumrah shughra’ dan wustha’. Konon masjid Kabsy atau Nahr pernah dipugar oleh raja Quthbuddin Abubakar bin al Mansur dari Yaman pada tahun 645 H. Masjid ini sekarang telah dibongkar dipergunakan untuk perluasan dan perlebaran jalan menuju ke tempat tempat jumrah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Penulis Majalah Al 'Ibar

1. Ust. Agus Andriyanto, Lc

2. Ust Rohmanto, Lc

3. Ust. Amri Suaji, Lc

4. Ust. Abdus Salam, Lc

5. Ust. Aris Munandar, S.S.

6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I

7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I

8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.

9. Ustadzah Umi Hajar, Lc

Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran

Pondok Pesantren Hamalatul Quran

Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 

Telp/Fax: 0274 372 602 

email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Tags

BTricks

BThemes