Wanita adalah anggota bagian dari masyarakat. Saat ini jumlah wanita lebih dari separuh jumlah penduduk di dunia. Peran wanita sangat besar dalam kehidupan manusia terutama karena wanita sangat besar perannya dalam mencetak generasi yang akan datang, mereka juga mendidik dan membangun akhlak mulia serta menjadikan hidup penuh kasih sayang. Hingga tercapainya rumah penuh aman dan damai.
Akan tetapi saat ini banyak didapati kehidupan wanita yang banyak ketimpangan. Berlebih-lebihan dalam satu sisi, dan kurang pada sisi yang lain. Terkadang terlihat wanita muslimah yang shalihah dan bertakwa, namun kurang menjaga kebersihan dirinya. Atau rajin beribadah tetapi tidak memiliki pemahaman yang betul tentang alam, kehidupan dan manusia. Atau berkomitmen dalam beragama tetapi kurang bisa menahan lidahnya dari ghibah (menggunjing) dan adu domba. Atau terdapat wanita yang beragama dengan baik tetapi terhadap orang tua tidak bisa menghormatinya, atau berbuat baik dengan kedua orang tuanya tetapi tidak berlaku baik dengan suaminya. Tidak peduli dengan penampilannya di depan suami, sementara ketika keluar rumah berpenampilan mempesona. Atau terkadang baik dengan suami tetapi tidak mendukung suami untuk berbuat baik, bertakwa dan beramal shalih. Atau dia baik dengan suami tetapi melalaikan tugas mendidik dan mengarahkan anak-anaknya. Terkadang juga semuanya baik tetapi kurang perannya dalam masyarakat. Tidak pernah memperhatikan urusan kaum muslimin dan muslimat, atau semuanya baik tetapi tetapi dia merasa pandai sehingga tidak pernah mengasah otaknya untuk menambah ilmu dan tsaqafah. Banyak hal lain yang ini semua merupakan sebuah kelalaian, acuh tak acuh atau terkadang karena tidak mengetahui konsep keseimbangan dalam Islam yang memberikan setiap sesuatu ada haknya, tidak dengan melalaikan hak orang lain.
Memang mengharapkan wanita yang sempurna segalanya tidaklah suatu yang mudah. Akan tetapi dengan selalu belajar dan mengkaji serta introspeksi diri akan mendekatkan kita menjadi pribadi wanita seperti yang diharapkan atau digambarkan dalam Al Quran dan As Sunnah. Juga dukungan dari semua pihak terutama yang bertanggung jawab terhadap wanita tersebut, baik ayahnya atau suaminya. Karena merekalah yang diseru Allah untuk menjaga keluarga mereka dari neraka. Firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim:6)
Maka kajian ini dan edisi berikutnya, Insya Allah, akan memaparkan tentang kepribadian wanita muslimah seperti yang dijelaskan dalam Al Quran dan As Sunnah. Meliputi bagaimana hubungannya dengan Khaliknya, bagaimana seharusnya dia sebagai hamba Allah, dengan diri sendiri, dengan orang tua, suami, kerabat yang jauh maupun yang dekat, dan lain-lain dengan disertai dalil dari Al Quran dan As Sunnah. Semoga dapat membantu kita menjadi pribadi yang baik sehingga dapat menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kami akan mengambil tema-tema yang perlu dibahas dan diberi perhatian saja. Kajian ini kami sarikan dari kitab Syahsiyah Mar’ah Muslimah karya Muhammad Ali Al Hasyimi.
Dari kajian terhadap nash-nash Al Quran dan AS Sunnah, kita mendapati bahwa rahmat Allah terhadap wanita sangatlah besar. Di mana Islam telah menyelamatkan wanita dari kehinaan, kerendahan, dikubur hidup-hidup dan menjadi budak laki-laki. Islam telah membebaskan wanita dari kewajiban mencari nafkah sekalipun dia kaya. Wanita mempunyai hak penuh atas hartanya, wanita mempunyai posisi yang sama dengan laki-laki dalam hal kemanusiaan dan beban-beban hukum syara’ secara umum. Wanita mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana laki-laki. Wanita dan laki-laki sama di depan Allah yang mereka akan mendapatkan pahala dan siksa. Bahkan tidak itu saja, Islam juga memperhatikan dan membimbing bagaimana wanita bisa menjadi mulia, mempunyai kepribadian yang baik dan sempurna baik sebagai individu anggota keluarga maupun anggota masyarakat, sehingga menjadi wanita yang mulia seperti yang pernah ada dalam sejarah yang hanya ada dalam agama Islam saja.
WANITA MUSLIMAH SEBAGAI HAMBA ALLAH
• Memiliki Keimanan dan keyakinan yang kuat
Hajar, istri nabi Ibrahim adalah contoh wanita yang kuat iman dan takwanya kepada Allah. Ketika Nabi Ibrahim meninggalkannya di sisi rumah Allah, Makkah Al MUkarramah, yang tidak ada siapapun di sana saat itu, juga tidak ada air, dan dia hanya bersama dengan bayinya yang masih menyusu, Ismail, ketika itu ia berkata kepada Ibrahim dengan tenang, “Apakah Allah menyuruhmu melakukan ini, wahai Ibrahim?” Ibrahim menjawab, “Ya.” Maka dengan penu ketawakalan dan keyakinan dia menjawab, “Kalau begitu Dia tidak akan menyia-nyiakan kami.”
Sungguh situasi yang sangat sulit, seorang suami meninggalkan istri dan bayinya di tempat yang tandus, tanpa tumbuhan, air dan manusia, menuju ke tempat yang jauh hanya dengan bekal sedikit air dan kurma. Kalau bukan karena imannya yang kuat yang memenuhi jiwa Hajar, kalau bukan karena tawakkalnya yang kuat kepada Allah tentu tidak akan sanggup menghadapi situasi yang sulit tersebut. Karena itu hingga sekrang wanita tersebut masoih disebut oleh orang-orang yang berhaji dan umrah, siang malam ketika mereka minum zam zam dan melakukan Sa’I antara Shafa dan Marwa sama seperti sa’inya wanita tersebut saat itu.
Inilah yang membedakan wanita muslimah dengan yang lainnya yaitu imannya yang mendalam kepada Allah dan keyakinannya yang kuat bahwa apa yang terjadi di dunia ini dan akibatnya adalah qadha’ dan qadar Allah. Manusia hanya perlu menempuh jalan kebaikan saja. Beramal shaleh dalam agama dan dunianya, bertawakal kepada Allah, menyerahkan urusannya kepada Allah, manusia sangat memerlukan pertolongan Allah dan ridhanya.
Keimanan yang kuat dapat melahirkan buah yang menakjubkan pada kehidupan seorang muslim dan muslimah. Karena dia akan merasa bahwa Allah selalu bersamanya, mengetahui sampai hal-hal yang tersembunyi sehingga bisa memunculkan juga rasa takut kepada Allah di manapun dia berada baik ketika sepi maupun di depan orang lain.
Aqidah keimanan seperti inilah yang harus dimiliki oleh seorang muslimah yang akan menjadikan kepribadiannya menjadi kuat, yang meyakini bahwa dunia ini hanya tempat ujian dan cobaan yang akan dipetik hasilnya di akhirat nanti. Semua amal manusia akan dibalas, yang baik akan dibalas dengan kebaikan, yang jelek akan dibalas dengan kejelekan, tanpa ada kedhaliman sedikitpun. Allah berfirman:
الْيَوْمَ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (QS. Al Mu’min:17)
Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah untuk menjadi hamba-hamba Allah yang taat, yang kembali kepada aturan Allah yang pandai bersyukur dan dapat menyiapkan bekal ke akhirat nanti dengan sebaik-baik bekal. Amiin.@
WANITA MUSLIMAH SEBUAH TUNTUTAN DAN HARAPAN
MATA UANG ISLAM DAN REMPAH-REMPAH
Perkembangan niaga Islam pada abad ke-7 hingga ke-11 telah mencapai Eropa, Inggris, dan Rusia. Fakta ini dibuktikan dengan penemuan mata uang Islam yang tersebar di Rusia, Finlandia, Swedia, dan Norwegia. Terdapat juga peninggalan uang Islam di Inggris, Irlandia, dan Baltik, Skandinavia. Penemuan ini sebagai bukti betapa luasnya pengaruh ekonomi perdagangan dan budaya Islam di masa itu, di dunia Barat. Namun sejarah ini sangat langka diperoleh informasinya secara benar. Tidak berbeda sejarah mata uang yang pernah dikeluarkan oleh Kesoeltanan Mataram Yogyakarta, Kesoeltanan Banten dan yang lainnya, tidak pernah disejarahkan.
Peran aktif wirausahawan Nusantara tidak pernah dituturkan sama sekali dalam dunia perniagaan internasional. Padahal, rempah-rempah yang diperdagangkan di pasar Eropa, dihasilkan dari Nusantara Indonesia. Rempah-rempah itu juga merupakan komoditi perniagaan yang sangat penting dalam dunia niaga saat itu. Dampaknya, tempat dan jalan menuju ke pusat rempah-rempah dirahasiakan. Pengaruhnya, nama-nama kepulauan di Nusantara menjadi tidak tersebutkan dalam penulisan sejarahnya.
Barangkali, hal ini pula yang mengakibatkan Barat belum memahami betapa luasnya Nusantara Indonesia. Mereka hanya memahami nama wilayah India dan Cina. Apa yang sebenarnya yang disebut dengan India, Barat juga tidak mengetahuinya. Dampaknya dalam pandangan Barat terdapat banyak wilayah yang disebut dengan, India.
Barat baru memahami India dan Nusantara Indonesia atau saat itu disebut sebagai kepulauan India, setelah masuk abad ke-16, setelah benar-benar Barat atau Keradjaan Katolik Portugis masuk anak benua India. Ternyata, setelah sampai ke India, baru disadari India bukan pusat rempah-rempah yang sebenarnya.
Barat masih merasa perlu melanjutkan penguasaan wilayah, menuju ke Nusantara Indonesia sebagai wilayah penghasil rempah-rempah sebenarnya. Dikuasainya Malaka, 1511, sebagai pusat pasar Islam di Asia Tenggara yang menyuplai kebutuhan rempah-rempah dan berbagai komoditi produk Asia, India, dan Cina untuk dipasarkan ke pasar-pasar Timur Tengah dan Eropa. Kemudian mencoba meluaskan jajahannya dengan mendekati Kesoeltanan Todire, Ternate dan Ambon. Di wilayah ini pula, ditemuinya banyak wirausahawan Arab Muslim yang menguasai pemasaran rempah-rempah tersebut.
Sebagai catatan, J.C. Van Leur dalam Indonesian Trade Society-Perniagaan Indonesia dan Masyarakatnya menyatakan, Islam semula tidak memiliki lembaga dakwah khusus. Tetapi, Islam mengajarkan setiap Muslim untuk dapat bertindak sebagai propagandis atau dai yang mendakwahkan ajaran Islam, walaupun baru mengenal satu ayat. Oleh karena itu, wirausahawan Arab Muslim dan wirausahawan pribumi Muslim, menjadikan pasar-pasar di Nusantara Indonesia sebagai medan penyampaian ajaran Islam.
Pada umumnya sejarawan Barat sangat tahu tentang Yunani dan Romawi. Namun seolah-olah mereka tidak mau tahu dari mana pasar Yunani dan Romawi memperoleh komoditi produk negara-negara Asia dan Timur Tengah. Sepertinya dengan sengaja mereka tidak mau menyebutkan peranan niaga Arabia, mereka hanya memfokuskan perhatiannya ke India dan Cina.
Mungkinkah pasar Yunani dan Romawi yang berposisi di sebelah barat daya Mesir dan Arabia, dapat memiliki produk niaga dari Cina dan India, serta Nusantara Indonesia jika tanpa melalui pasar niaga di Arabia. Perlu dipahami, sebenarnya seluruh aktivitas perniagaan Timur Tengah tidak dapat dilepaskan hubungan dengan aktivitas niaga di Arabia. Dengan kata lain, pasar Arabia merupakan media pasar-pasar antara Cina, India, Nusantara Indonesia dengan Timur Tengah lainnya serta dengan pasar di Eropa.
Penguasaan Maritim, Pasar, Pesantren, dan Masjid
Kekuatan penyebaran Islam terletak pada (1) penguasaan pasar, (2) kemasjidan dan pendidikan, (3) kekuasaan politik atau kesultanan, (4) penguasaan maritim dengan niaga lautnya (5) kesadaran Hukum Islam. Dari kelima masalah ini, masalah maritim atau kebaharian, jarang dituliskan sejarahnya, oleh para sejarawan Muslim sendiri.
Dalam hal politik Islam pun, musuh Islam adalah penjajah Barat. Dalam menghadapi perlawanan bersenjata terhadap penjajah Barat, Islam Indonesia berhadapan dengan kerajaan-kerajaan imperialis Barat: Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, dan Inggris. Dengan adanya perlawanan bersenjata terhadap penjajah Barat tersebut, menjadikan perkembangan Sejarah Islam Indonesia, tidak dapat dinilai sebagai Sejarah Lokal, melainkan sebagai Sejarah Internasional.
Dampak lanjut pengaruh perjuangan umat Islam Indonesia, membangkitkan kesadaran kesamaan sejarah dan sekaligus membangkitkan kesadaran nasional.
Para Ulama dan Santri berperan serta memimpin perlawanan bersenjata terhadap penjajah Barat. Dengan adanya kontak dengan Barat ini, periode Sejarah Islam Indonesia disebut sebagai Sejarah Modern Indonesia. Dan Sejarah Modern ini terjadi pada masa Wali Sanga.
GAMBAR-GAMBAR:
1. Mata Uang Dinar Kesultanan Goa 1669-1674 M
Garis tengah 0,98 cm – Koleksi Museum Nasional Jakarta
Sisi muka tertera huruf Arab: As Sultan Amir Hamzah, sisi belakang tertera huruf Arab: Haladaulah Malik wa Sultan Amin. Sampai dengan abad ke-17 M, para Sultan telah memiliki konsep gambar mata uang Islami. Bandingkan setelah proklamasi 17 Agustus 1945 walaupun Menteri Keuangan dan Direktur Bank Indonesia seorang Muslim, tidak pernah melahirkan gambar mata uang dengan gambar masjid atau prasasti Islami lainnya.
2. Mata Uang Perak VOC Tahun 1747 M
Garis tengah 2,3 cm – Koleksi Musem Nasional
Sisi muka bertuliskan huruf Arab dan Bahasa Arab: Al Jazirat Jawa Al Kabir dengan bunga Mawar di atasnya. Sisi belakang bertuliskan huruf Arab dan Bahasa Arab Indonesia: Derham min Kompeni Welandawi Artinya Dirham dari Kompeni Belanda. Pada abad ke-18 rakyat tidak mengenal huruf Latin hanya mengenal Huruf Arab berkat pengaruh Islam. Walaupun VOC penjajah tetap menghormati huruf rakyat jajahannya. Bandingkan mata uang RI, pernah terdapat Huruf Arab Melayu pada koin P. Diponegoro selanjutnya dihapuskan. Gambar mata uang RI, adanya deislamisasi gambar mata uang lebih banyak menggambarkan Candi Borobudur atau Candi Prambanan, walaupun mayoritas rakyat Indonesia adalah Islam. (Dikutip dari Buku Api Sejarah karya Ahmad Mansur Suryanegara penerbit Salamadani)
Belajar dari Lampu Senter
Lampu senter, alat ini populer dikenal para satpam, dan petugas pos kamling. Lampu ini seolah menjadi perangkat wajib bila bertugas malam. Lampu senter menjadi alat penerangan alternatif di tengah kegelapan. Saat listrik padam, atau menyusuri lorong-lorong hutan lampu senter juga bak penyelamat. Perannya juga sangat dinantikan pada saat mencari benda asesoris kecil yang hilang di sudut – sudut ruangan sempit.
Memang, lampu senter ini menjadi vital saat malam hari tiba. Adapun di saat siang lampu ini tidak berguna. Tak ada bedanya menenteng lampu senter atau tidak di siang hari. Hal ini mengingat lampu senter adalah bekal yang hanya diperlukan pada saat yang tepat. Namun demikian, perangkat ini harus selalu tersedia bila kita hendak berpetualang dalam gua – gua panjang. Begitu pun ketika menyusuri hutan, ataupun menolong korban bencana di pedalaman dalam waktu yang lama. Siapa saja yang enggan bersusah payah membawa senter di ranselnya, akibatnya baru terasa saat kegelapan mulai menyapa.
Belajar dari lampu senter ini, tak ubahnya dengan ibadah kita. Amal shalih dan ibadah kita juga hanya akan berfungsi dengan baik pada saat yang tepat. Di dunia ini, seolah tak ada beda antara ahli ibadah dan ahli maksiat. Logika awam akan mengatakan ibadah maupun tidak ibadah, sama – sama tidak akan membuat kaya bila tidak berikhtiar.
Pemandangan di depan mata justru memberikan kesan shalat seolah tidak bermanfaat. Padahal perbedaannya terletak pada saat kegelapan kiamat tiba. Shalat, zakat, qurban dan haji kita akan menjadi penerang. Ibadah kita ibarat lampu senter tadi, sebagai perbekalan pada saat tidak ada lagi penerangan dan syafaat.
Perjalanan panjang yang akan dilewati manusia sejatinya untuk ibadah. Pengabdian seorang hamba kepada Allah untuk menggapai ridha-Nya. Firman Allah, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah.” (QS. Ad-Dzariat: 59)
Manusia berjuang mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan yang akan datang. Namun ada saja yang merasa malu, dan malah enggan untuk mempersiapkan diri. Hal ini sebagaimana seseorang yang enggan membawa ransel perbekalan. Malu membawa lampu senter di siang hari, padahal perjalanan menyongsong malam sangat membutuhkan alat penerangan.
Tidak perlu enggan dan malu untuk menyiapkan bekal terbaik, demi menyongsong perjalanan menuju kampung akhirat. Allah berfirman, “Berbekallah kalian, karena sesungguhnya sebaik- baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197). Wallahu a’lam
Masjidil Haram
Yang dimaksud Masjidil Haram meliputi Ka’bah, tempat thawaf di sekelilingnya, dan bangunan maupun halaman untuk shalat, termasuk meliputi pula semua bagian perluasan yang dimulai pada masa Umar ibn al-Khattab sampai Raja Fahd ibn Abdul Aziz sekarang ini.
Keutamaan Masjidil Haram
Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu diriwayatkan bahwa dia berkata, “Wahai Rasulullah, masjid apakah yang dibangun pertama kali di muka bumi ini? Rasulullah menjawab, “Masjidil Haram.” Lalu apa lagi?”, tanyaku kembali. Beliau menjawab, “Masjidil Aqsha?”. Berapa lama antara keduanya?” timpalku. “40 tahun” kata Rasulullah. (HR. Muslim, al Masajid, (1161))
Menurut Ibnu al-Qayyim, yang dimaksud dengan pembangunan Masjidil Aqsha tersebut ialah pembangunan yang dilakukan oleh Nabi Ya’kub ibn Ishaq ‘alaihimassalam, yang kemudian direnovasi kembali oleh Nabi Sulaiman ‘alaihissalam.
Sedangkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu dikisahkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Shalat di masjidku ini adalah 1000 kali lebih utama daripada shalat di masjid selainnya, kecuali Masjidil Haram. Karena shalat di Masjidil Haram ialah lebih utama 100 ribu kali daripada shalat di masjid lain.” Shalat di Masjidil Haram keutamaannya sama dengan shalat di tempat lain selama 55 tahun-6bulan-20 malam.
Penataan Shaff di sekitar Ka’bah
Pada mulanya, dahulu orang shalat bersama imam di belakang Maqam Ibrahim. Namun, lama kelamaan dirasa semakin sempit, sehingga menuntut Khalid ibn Abdullah al Qusary, yaitu Gubernur Mekah (wafat 120 H) untuk menata dan menertibkan shaff orang-orang shalat. Perbuatan ini mendapat dukungan dari ulama-ulama besar dari tabi’in dan para ulama salaf yang shalih. Maka diteruskanlah upaya baik menata shaff tersebut.
Setelah perluasan Saudi pertama dan kedua, sulit bagi orang-orang yang shalat untuk melihat langsung Ka’bah sebab kadang-kadang terhalang bangunan atap, tempat sa’i, halaman sekitar masjid, dan lain sebagainya. Sehingga mengharuskan pemerintah Kerajaan Saudi di bahwa komando Raja Fahd untuk memberi garis melingkar di lantai pada sekeliling dan sekitar Ka’bah guna memudahkan orang-orang yang shalat membuat shaff menghadap Ka’bah.
Perluasan Masjidil Haram Sepanjang Sejarah
Masjidil Haram tidak terdapat dinding pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maupun pada masa Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Sekelilingnya diliputi oleh halaman, dan pada masa Umar (17 H/639 M) dirasa oleh penduduk semakin sempit, maka ia membeli halaman untuk memperluas Masjidil Haram. Ketika ada sebagian orang berusaha mencegah jual beli tersebut, Umar berkata, “Kalian semua memang diturunkan di Ka’bah, tetapi Ka’bah tidak diturunkan untuk kalian, melainkan karena keabadiannya.” Kemudian, uang untuk membayar harga halaman tersebut dikumpulkan di lemari Ka’bah, lalu diambilnya. Umar-lah orang orang yang pertama kali memberi dinding atau tembok di sekeliling Masidil Haram, membuat pintu-pintunya, dan melapisi lantai tempat thawaf dengan batu-batu kerikil.
Setelah itu Perluasan Masjidil Haram berlangsung sepanjang gerak zaman, hingga yang dilakukan oleh Raja Abdullah saat ini. Hingga pada perluasan Saudi II yaitu pada masa Raja Fahd luas permukaan dasar 19.000 m persegi yang mencakup ruang bawah tanah, lantai dasar, lantai atas dan lantai atap. Sehingga luas keseluruhan tempat shalat menjadi 76.000 m persegi. Luas total dengan halaman menjadi 278.000 m persegi yang dapat menampung 694 ribu jamaah.
Halaman sekitar Masjid
Berdasarkan petunjuk dari Raja Fahd ibn Abdul Aziz, maka halaman yang mengelilingi Masjidil Haram disiapkan untuk dapat menampung jemaah shalat. Oleh karena itu, lantainya dibuat marmer dingin bercorak bundar dan bergaris untuk shaff shalat, serta dilengkapi dengan sistem pencahayaan yang cukup.
Pintu-pintu Masjidil Haram
Ketika kaum Quraisy masih menempati rumah-rumah di sekitar thawaf dekat Ka’bah, mereka sengaja membiarkan gang-gang antar rumah untuk keluar masuk ke tempat thawaf dan Ka’bah. Namun, ketika Umar ibn Al-Khattab memperluas Masjidil Haram, beliau membangun dinding atau tembok di sekeliling Masjid dan membuatkan pintu-pintu, yang kemudian ditambah dan diperbanyak hingga sekarang ini, setelah perluasan yang dilakukan oleh Raja Fahd jumlahnya mencapai 95 buah pintu, termasuk yang ada di terowongan bawah tanah, lantai dasar, lantai atas, tangga, penyeberangan di tempat sa’i, dan jembatan masuk di arah Syamiyyah. Penomorannya dimulai dari Babul Malik Abdul Aziz (Pintu Raja Abdul Aziz) yaitu nomor 1 dan seterusnya hingga berakhir di pintu nomor 95 pada bangunan perluasan Raja Fahd yaitu Sullam Malik Abdul Aziz (tangga Raja Abdul Aziz).
Akan tetapi, perlu diingatkan juga bahwa penomoran tersebut belum termasuk pintu-pintu yang dibuka belakangan ini, yaitu pintu masuk pada jembatan di samping Bab Bani Syaibah (Pintu Bani Syaibah) di tempat sa’i, dan beberapa pintu yang dibuka di Marwa.
Menara Masjidil Haram
Bangunan Masjidil Haram memiliki 9 menara, 8 diantaranya berada pada pintu masuk utama, seperti Babul Malik Abdul Aziz, Babul Fath, Babul Umrah, dan Babul Malik Fahd. Sedangkan satu menara lagi berada di samping Shafa, yaitu pada tempat permulaan sa’i. setiap menara dibangun di atas fondasi seluas 7 meter persegi dan di tengahnya terdapat tangga melingkar menuju ke duan balkon menara, yang dapat digunakan suatu saat bilamana perlu. Menara tersebut terbagi ke dalam 6 bagian dengan ketinggian masing-masing sebagai berikut.
Tangga Elektronik
Pada masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz, telah dibangun tangga-tangga elektronik untuk melayani jamaah yang ingin shalat di lantai atas dan lantai atap. Jumlahnya ada 7 buah, dengan luas 375 m persegi, yaitu di Babu Ajyad dan Shafa, di Marwa, Babul Fath, di al-Syamiyyah, dan di samping bangunan perluasan kedua. Setiap tangga mengangkut rata-rata 1500 orang/jam.
Pusat Pendingin Udara
Telah dibangun sentral pendingin udara untuk bagian bangunan perluasan kedua dan lantai dasar tempat sa’i yang berjarak 600 m dari Masjidil Haram, yaitu di Jalan Ajyad. Sentral tersebut terdiri dari gedung 6 tingkat yang dilengkapi dengan sistem pendingin udara canggih. Udara dingin disalurkan lewat terowongan yang menghubungkan antara sentral dengan satuan-satuan pendingin udara pada bangunan perluasan dan disalurkan pula ke satuan-satuan pendingin udara yang terdapat pada tiang-tiang Masjid.
Toilet dan Tempat Wudhu
Toilet dan tempat wudhu untuk lelaki dan perempuan dibangun secara terpisah, masing-masing terdiri dari dua lantai di bawah tanah, yaitu yang berada di halaman pasar kecil (depan Babul Mailik Abdul Aziz), dan yang dekat dengan halaman Marwa yang luas keseluruhannya mencapai 14.000 m persegi. Toilet dan tempat wudhu tersebut didesain mengikuti model terbaru, dan dilapisi dengan marmer, serta dilengkapi pula dengan tempat untuk ganti baju baik di tempat wudhu laki-laki maupun perempuan. Selain itu terdapat pula beberapa toilet dan tempat wudhu di arah Syamiyyah Masjid.
Saluran dan Penampungan Air
Masjidil Haram terletak di tengah lembah, oleh karena itu, aliran air akibat hujan dan lain sebagainya sangat membahayakan bangunan Masjid. Maka Umar ibn al-Khattab dan para khalifah sesudahnya sepanjang masa selalu berupaya untuk mengantisipasi bahaya banjir akibat aliran air yang akan menggenang di lembah. Sehingga Raja Fahd ibn Abdul Aziz memerintahkan untuk melaksanakan proyek besar dalam hal ini guna mengalihkan aliran air sekaligus membuat tempat penampungannya di terowongan bawah tanah.
Terowongan Bawah Tanah untuk Kendaraan
Untuk menghindari kemacetan lalu lintas, dibuatlah terowongan sepanjang 1500 m yang terbentang dari jembatan Syubaikah sebelah Barat sampai ke jembatan Abi Qubais di sebelah Timur. Dilengkapi empat terminal, sistem pencahayaan, pengaturan udara, dan kamera pemantau yang baik.
(Dikutip dari Buku Sejarah Mekah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani)
Sofware Bajakan, Makan dengan Sendok dan Sumpit
From:
mzrwan
mzrwan@yahoo.com
Message:
Assalamu'alaikum , Ustadz bagaiman hukumnya di agama Islam makan menggunakan sendok atau sumpit ? Tolong jelaskan. Jazakallahu khairon.
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Tentang hukum makan dengan sendok, para ulama ahlu sunnah di zaman ini memiliki beberapa pandangan.
Syaikh Hamud al Tuwaijiri dalam kitabnya al Idhah wa al Tabyin hal 184 mengatakan, “Termasuk tasyabbuh (menyerupai) dengan para musuh Allah (baca:orang-orang kafir) adalah merasa jijik jika makan dengan tangan dan membiasakan diri makan dengan sendok atau semisalnya padahal tangan tidak bermasalah”.
Syaikh Al Albani memiliki pandangan yang berbeda. Dalam Silsilah Dhaifah 3/201 beliau mengatakan, “Anehnya ada orang yang merasa tidak nyaman jika makan dengan sendok karena dia beranggapan bahwa makan dengan sendok itu menyelisihi sunnah. Pada makan dengan sendok adalah masalah non ibadah, bukan perkara ibadah. Makan dengan sendok itu semisal dengan naik mobil, pesawat terbang ataupun sarana transportasi modern yang lain. Orang yang menolak untuk makan dengan sendok lalu beralih dengan makan dengan tangan kemudian beralasan karena lupa atau pura-pura lupa, adalah menyelisih tuntunan Nabi”.
Beliau -dalam kaset Silsilah al Huda wa al Nur no 807-juga mengatakan, “Anda semua tentu tahu bahwa dalam hadits yang sahih Nabi makan dengan menggunakan tangan kanan dan makan dengan menggunakan tiga jari. Saat ini kedua sunnah Nabi ini tidak lagi dilakukan. Tidak ada satupun yang mempraktekkan sunnah Nabi ini dan menjadikan Nabi sebagai teladan. Tidak ada satupun yang makan dengan tiga jari. Sekarang supaya kita berpikir realistis, terkadang makanan itu berbentuk cairan sehingga ada orang yang bertanya-tanya. Bagaimana cara kaum muslimin terdahulu memakan makanan yang berbentuk cairan? Jika dengan menggunakan tiga jari maka hampir-hampir tidak ada makanan yang terambil.Wallahu a’lam, dulu kaum muslimin menggunakan semacam mangkuk kecil lalu makanan yang cair tersebut mereka minum langsung dengan mulut mereka.
Saat ini makanan semisal nasi tidaklah dimakan dengan menggunakan tiga jari. Nampaknya jika ada orang yang ingin makan nasi dengan hanya menggunakan tiga jari maka dia tidak akan mampu menerapkan sabda Nabi,
حَسْبُ الآدَمِىِّ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ
“Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan yang bisa menegakkan tulang punggungnya” (HR Ibnu Majah no 3349, dinilai sahih oleh Al Albani).
Berdasarkan hadits ini maka kita makan dengan mengambil beberapa suapan saja lalu berhenti. Namun tidak semua orang cukup dengan beberapa suapan. Hadits di atas maknanya adalah motivasi bukan mengharamkan makan lebih dari beberapa suapan. Kita boleh makan sampai kenyang akan tetapi tidak boleh lebih dari pada itu.
Saat ini saya berkeyakinan bahwa makan dengan menggunakan lebih dari tiga jari disamping menyelisihi sunnah Nabi juga menyebabkan pelakunya terjerumus ke dalam berbagai larangan tanpa disadarinya. Oleh karena itu dalam kondisi semisal ini, saya berpandangan hendaknya seorang itu makan dengan menggunakan sendok. Dengan pertimbangan pokok, menggunakan sendok itu membantu seseorang untuk tidak menyelisihi sunnah.
Ketika aku sampaikan hal ini, bukan berarti aku mengatakan bahwa orang yang makan dengan menggunakan sendok itu telah melakukan suatu yang ideal berdasarkan sunnah Nabi karena dia tidak makan dengan menggunakan tiga jari. Akan tetapi orang yang makan dengan menggunakan sendok itu tidak menyelisihi sunnah dengan makan menggunakan genggaman.
Dalam hal ini, sendok hanyalah menggantikan peran tiga jari sebagaimana di zaman ini kendaraan mesin yaitu mobil menggantikan peran binatang tunggangan semisal onta, kuda atau yang lainnya.
Orang yang makan dengan menggunakan genggaman tangan adalah orang yang menyelisihi sunnah makan dengan tiga jari. Orang yang demikian itu enggan untuk makan dengan menggunakan sendok karena anggapan bahwa makan dengan sendok itu menyelisihi sunnah. Orang yang semisal ini menurut hemat saya serupa dengan orang yang memaksakan diri untuk berhaji dengan naik keledai, unta ataupun kuda. Orang tersebut tidak mau menikmati anugrah (baca:kendaraan modern) yang telah Allah berikan kepada kita di zaman ini. Adanya kendaraan modern di zaman ini sebenarnya telah Allah isyaratkan dalam al Qur’an tepatnya dalam firman-Nya,
وَيَخْلُقُ مَالَا تَعْلَمُوْنَ
“Dan Allah menciptakan kendaraan yang kamu tidak mengetahuinya” (QS An Nahl:8).
Maka orang yang menaiki hewan tunggangan misalnya dari sini (baca:Yordania) sampai Mekkah dalam rangka berhaji adalah tergolong orang yang memaksakan diri jika dia adalah orang yang memungkinkan untuk menaiki mobil ataupun pesawat terbang”.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa sikap kedua adalah sikap yang tepat dalam hal ini.
Terkait dengan penggunaan sumpit, mengingat bahwa ini adalah masalah non ibadah yang pada asalnya halal maka pada asalnya makan dengan sumpit itu hukumnya halal kecuali jika di suatu daerah makan dengan sumpit itu menjadi ciri khas orang kafir. Artinya jika kita melihat ada orang yang makan dengan sumpit maka kita akan mengira bahwa dia adalah orang kafir. Jika demikian keadaannya maka makan sumpit dalam kondisi seperti ini terlarang, bukan karena benda sumpit itu sendiri namun karena faktor tambahan yaitu menyerupai ciri khas orang kafir.
From:
sugeng
sugeng_apt08@yahoo.com
Message:
Bismillah..
Ustad Aris yang kami hormati,
Sekarang ini sedang marak trend penambahan nama suami di nama istri. Misal Suami bernama Ali, Istri bernama Fatimah (kemudian) penambahan nama istri menjadi Fatimah Ali dan dipanggil sebagai Ibu Ali. Apakah hal tsb dibenarkan Syari'at? Mohon penjelasannya, Ustad. Jazakallohu Khoiron
Jawaban:
Jawaban pertanyaan di atas terdapat dalam fatwa Lajnah Daimah (Komisi Fatwa Majelis Ulama Saudi) no 18147 pada jawaban pertanyaan ketiga. Lajnah Daimah mendapatkan pertanyaan sebagai berikut, “Tersebar di sebagian negeri sebuah kebiasaan yaitu jika seorang wanita telah menikah maka dia menasabkan diri kepada nama atau gelar suaminya. Misalnya ada seorang wanita bernama Zainab menikah dengan seorang laki-laki bernama Zaid. Apakah boleh menuliskan nama wanita tersebut setelah menikah dengan Zainab Zaid? Ataukah kebiasan ini termasuk budaya Barat yang wajib dijauhi dan diwaspadai.
Jawaban Lajnah Daimah, “Tidak boleh menisbatkan seseorang kepada selain ayahnya. Allah berfirman,
ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ
“Panggillah mereka (baca:nasabkanlah) mereka kepada ayah mereka. Itu lebih adil di sisi Allah.” (QS Al Azab:5)
Terdapat ancaman keras yang ditujukan kepada orang yang menasabkan diri kepada selain ayahnya sendiri. Berdasarkan pertimbangan di atas maka tidak boleh menasabkan seorang wanita kepada suaminya sebagaimana tradisi orang-orang kafir atau tradisi kaum muslimin yang sukan tiru-tiru orang kafir”.
Fatwa ini ditandatangani oleh
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz selaku ketua Lajnah Daimah, Abdul Aziz Alu Syaikh selaku wakil ketua dan Abdullah bin Ghadayan, Shalih al Fauzan dan Bakr Abu Zaid selaku anggota.
From:
Wahyu Hidayat
wahyuhidayatxakuntansi@yahoo.co.id
Message:
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Apa hukumnya menggunakan software bajakan?
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Dalam masalah ini, para ulama kontemporer terbagi menjadi tiga pendapat:
Pertama: Mengharamkan secara mutlak baik mengcopy maupun menggunakan software (piranti lunak) yang tidak asli, jika hal tersebut dilarang oleh yang membuatnya. Baik itu muslim maupun kafir non harbi. Inilah fatwa mayoritas ulama kontemporer.
Kedua: boleh mengcopy dan menggunakan software yang tidak asli untuk kepentingan pribadi, bukan untuk diperjualbelikan, jika memang ia membutuhkannya, dan menurut dugaan kuatnya software aslinya telah terjual banyak dan pembuat softwarenya telah meraup keuntungan yang cukup dan dapat menutupi biaya pembuatan software tersebut.
Ketiga: membolehkan secara mutlak, terutama bila berkaitan dengan ilmu-ilmu penting, sebab dengan tidak boleh mengcopy dan menggunakan kecuali software yang asli, berarti menyembunyikan dan membatasi manfaat dari ilmu tersebut.
Tentu pendapat yang paling hati-hati ialah pendapat pertama, namun jika memang antum (anda) terdesak dan sangat membutuhkan program tersebut, cobalah cari program lain yang bisa menggantikan. Dan bila tetap tidak ada atau harganya tidak terjangkau, maka Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh, mufti Saudi saat ini, membolehkan penggunaannya secara terbatas, alias bukan untuk diperjual belikan. Wallaahu a’lam bisshawaab.
Sumber:
http://basweidan.wordpress.com/soal-jawab/ dengan beberapa perubahan seperlunya.
UMAR BIN KHATTAB Setan Lari Jika Melihatnya
Allah memuliakan agama-Nya, dan salah satu yang Allah pilih untuk menegakkan agama ini adalah dengan seorang yang kuat badan maupun akalnya. Beliau adalah Umar bin Khattab. Orang terbaik sesudah Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuma.
Nasab keturunan beliau: Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Royah bin Qurth bin Rozah bin Adi bin Ka’ab bin Luay. Kunyah (panggilan) beliau adalah Abu Hafsh, diambil nama dari salah satu putrinya yang bernama Hafshoh. Beliau memiliki gelar Al Faruq. Gelar tersebut adalah gelar yang memiliki arti ‘Pembeda’. Dan pemberi gelar tersebut adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Umar dilahirkan 13 tahun sesudah perang Gajah. Beliau berperawakan tinggi, besar, tegap, berkulit putih kemerah-merahan, memiliki obsesi yang kuat, berlaku adil, berfikir jernih dan penuh hikmah serta tidak senang melakukan kedhaliman.
Di zaman jahiliyah beliau selalu ditunjuk oleh kabilah Quraisy untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi antar sesama warga Quraisy, atau antara Quraisy dan kabilah lain, atau antara orang-orang Arab dan non Arab. Umarlah yang dijadikan oleh mereka sebagai duta.
Beliau termasuk orang yang pertama-tama masuk Islam. Tatkala beliau masuk Islam, jumlah kaum muslimin dari kalangan laki-laki sebayak 40 orang, sedang kaum wanita berjumlah 11 orang. Umar masuk Islam tahun ke 6 dari kenabian dan saat itu umur beliau 27 tahun. Masuk Islamnya Umar bin Khattab merupakan kemenangan bagi kaum muslimin. Bahkan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdoa agar Islam ini jaya dengan masuk Islamnya Umar dan Abu Jahal. Umar mendapatkan petunjuk dan Abu Jahal tetap dalam kekufurannya.
Anas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, “Suatu hari Umar keluar dengan membawa pedangnya. Di tengah jalan berjumpa dengan seseorang dari Bani Zuhroh seraya berkata,” Hendak kemana engkau ini, wahai Umar? Maka Umar menjawab, “Hendak membunuh Muhammad. Maka laki-laki tersebut berkata, “Bagaimana mungkin engkau akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah (keluarga Rasulullah) jika engkau membunuh Muhammad?” Maka Umar menjawab, “Aku tidak melihat engkau kecuali kamu ini (kena sihirnya Muhammad), tidak waras dan telah meninggalkan agama nenek moyangmu. Maka laki-laki tersebut berkata lagi, “Maukah aku tunjukkan pada perkara yang aneh dan mengherankan, wahai Umar? Sesungguhnya iparmu dan saudara perempuanmu telah masuk Islam dan meninggalkan agama nenek moyangmu.” Maka Umar pun langsung menuju ke rumah saudaranya. Dan di rumah ada seorang yang bernama Khobbab. Ketika Khobbab mendengar kedatangan Umar, Khobbab sembunyi di rumah tersebut. Maka Umar pun masuk seraya berkata, “Suara apakah yang barusan aku dengar dari kalian? Waktu itu mereka sedang membaca surat Thoha. Saudara perempuan Umar dan suaminya berkata, “Obrolan biasa saja yang biasanya kami bicarakan.” Maka Umar berkata, “Mungkin kalian telah tersihir?” Maka iparnya menjawab, “Wahai Umar, bagaimana menurutmu jika agama yang benar adalah selain agama yang ada padamu?” Maka Umar langsung menyerang iparnya dan menginjaknya dengan keras. Kemudian istrinya membela suaminya, hingga Umarpun menamparnya dan wajahnya berdarah. Sambil marah saudara perempuannya itupun berkata, “Wahai Umar, jika agama yang benar selain yang kamu yakini, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Maka Umarpun berkata, “Kalau begitu berikan kepadaku kitab yang kalian baca, aku ingin tahu!” (Umar adalah orang yang bisa baca kitab-kitab suci). Kemudian saudara perempuannya menjawab, “Engkau ini najis, dan tidak boleh ada yang menyentuh kitab ini kecuali orang yang suci. Kalau begitu bangun, mandi dan berwudhulah.” Maka Umar pun bangun dan berwudhu, kemudian mengambil kitab tersebut seraya membaca surat Thoha dari awal ayat hingga firman Allah:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha: 14)
Maka Umar berkata, “Tunjukkan kepadaku di mana Muhammad!” Tatkala Khobbab mendengar pernyataan Umar, beliau keluar dari persembunyiannya dan berkata, “Kabar gembira wahai Umar, aku berharap ini merupakan doa Nabi yang beliau panjatkan di malam Kamis, “Ya Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan Umar bin Khattab atau Amer bin Hisyam (Abu Jahal). Kemudian Umar menjumpai Nabi dan masuk Islam.
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kita selalu mulia dan perkasa sejak Umar masuk Islam.” Berikut beberapa hadits yang menunjukkan kemuliaan Umar dan sekaligus pelajaran berharga dari beliau:
1. Al Imam Turmudzi dan Al Hakim meriwayatkan dari Uqbah bin Amir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika sesudahku ada seorang Nabi maka Umarlah orangnya.”
2. Al Imam Turmudzi meriwayatkan dari jalur Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya aku melihat setan dari jenis manusia dan jin telah lari dari Umar.”
3. Al Imam Bazzar meriwayatkan dari jalan Ibnu Umar dan Ibnu Asakir dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, “Umar merupakan pelita penduduk surga.”
4. Ibnu Asakir mengeluarkan hadits dari jalan Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah ada malaikat yang berada di langit kecuali memuliakan Umar dan tidaklah ada setan di muka bumi kecuali lari dari Umar.”
5. Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidak ada laki-laki yang paling aku cintai di muka bumi ini selain Umar.”
6. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata, “Jika disebut nama orang-orang shaleh, maka sebutlah Umar.”
7. Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Jika ilmu Umar itu ditimbang dengan ilmu penduduk di bumi maka niscaya ilmu Umar lebih banyak.”
8. Banyak kejadian yang diharapkan oleh Umar dan Allah pun meridhainya dengan menurunkan wahyu kepada baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantaranya:
a. Maqam Ibrahim dijadikan sebagai tempat pengimaman shalat. (QS. Al Baqarah: 125)
b. Masalah khamr (QS. Al Baqarah: 219)
c. Masalah hijab (QS. Al Ahzab: 53)
d. Perang Badar Tahun 13 H (QS. Al Anfal: 5)
9. Sebelum Abu Bakar meninggal, beliau menunjuk Umar untuk menjadi pengganti sesudahnya, dan Umar merupakan sebaik-baik pengganti dan di masanya berhasil menaklukkan berbagai negara. Di antaranya Damaskus (tahun 14 H), Yordania (tahun 15 H), Persia (Al Ahwaz dan Madain) (Tahun 16 H), Mesir (tahun 20 H), Alexandria (tahun 21 H), Azerbaijan (tahun 22 H).
10. Umar bin Khattab selama menjabat menjadi khalifah mampu melakukan perkara-perkara yang cemerlang dan diukir dalam sejarah. Di antaranya:
a. Pengaturan pengangkatan gubernur
b. Mempererat hubungan antara pejabat di wilayah-wilayah yang ada
c. Pemberian sangsi jika ada gubernur atau pejabat pemerintah yang melanggar
d. Pengaturan tentara dan penertibannya
e. Beliau orang yang pertama kali menetapkan tahun dengan hijrahnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Meninggalnya Umar bin Khattab radhiyallahu anhu
Di akhir bulan Dzulhijjah tahun 23 H, datanglah seorang yang bernama Abu Lu’luah pengikut agama Majusi. Dia mengendap-endap di kegelapan pagi -dan demikianlah sifat seorang pengecut, dia takut dengan wibawa Umar radhiyallahu anhu-. Siapapun di antara musuh Allah pasti takut dengan kewibawaannya. Beliau lebih menakutkan daripada pedang yang terhunus. Abu Lu’luah menunggu Umar hingga beliau datang ke masjid. Di antara kebiasaan Umar jika melewati shaff maka beliau berkata, “Istawuu...(luruskan).” Jika tidak didapati kekosongan (maksudnya sudah lurus dan rapi) dan semua telah saling merapat, maka beliau mulai bertakbir dan membaca Al Fatihah dan surat Yusuf atau An Nahl atau surat lainnya di rakaat pertama hingga orang-orang berkumpul untuk shalat. Namun waktu itu sesudah Umar bertakbir, Abu Lu’luah menusukkan khonjarnya yaitu sejenis belati yang memiliki 2 mata, dan ditusuklah dengan 3 kali tusukan. Salah satunya di bagian bawah pusar yang membuatnya terbunuh. Dan di saat yang sama Abu Lu’luah menusuk 13 shahabat dan 6 di antaranya wafat. Kemudian shalat tersebut dipimpin Abdurrahman bin Auf, sementara Abu Lu’luah mati bunuh diri.
Demikian akhir biografi Umar bin Khattab yang diukir dalam sejarah dengan tinta emas. Beliaulah satu-satunya shahabat yang mendapat gelar Al Faruq karena terang-terangan dalam berdakwah di kala kaum muslimin lemah, dan terang-terangan ketika Hijrah. Beliau tutup usia 63 tahun. Radhiyallahu ‘anhu Semoga Allah meridhainya.
Terbunuhnya Jin 'Uzza
أَخْبَرَنَا عَلِي بْنِ الْمُنْذِرِ قَالَ حَدَثَنَا بْن فُضَيْلٍ قَالَ حَدَثَنَا الْوَلِيْدُ بْنُ جميعٍ عَنْ أَبِي الطُفَيْلِ قَالَ : لمَاَّ فَتَحَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمَّ مَكَّةَ بَعَثَ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيْدِ إِلَى نخَلْةَ ٍوَكَانَتْ بِهَا الْعُزَّى فَأَتَاهَا خَالِدٌ وَكَانَتْ عَلَى ثَلَاثِ سَمُرَاتٍ فَقَطَعَ السَّمُرَاتِ وَهَدَمَ الْبَيْتَ الَّذِي كَانَ عَلَيْهَا ثُمَّ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ ارْجِعْ فَإِنَّكَ لَمْ تَصْنَعْ شَيْئًا فَرَجَعَ خَالِدٌ فَلَمَّا أَبْصَرَتْ بِهِ السدنة وَهُمْ حجبتها أَمْعَنُوْا فِي الْجَبَلِ وَهُمْ يَقُوْلُوْنَ يَا عُزَّى فَأَتَاهَا خَالِدٌ فَإِذَا هِيَ امْرَأَةٌ عُرْيَانَةٌ ناَشِرَةُ شَعْرِهَا تَحْتَفِنُ التُّرَابَ عَلَى رَأْسِهَا فَعَمَمَهَا بِالسَّيْفِ حَتَّى قَتَلَهَا ثُمَّ رَجَعَ إِلَى النَّبِيِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ تِلْكَ العُزَّى
Dari Abu al Thufail, beliau bercerita, “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menaklukkan kota Mekkah, beliau mengutus Khalid bin al Walid ke daerah Nakhlah, tempat keberadaan berhala ‘Uzza. Akhirnya Khalid mendatangi ‘Uzza, dan ternyata ‘Uzza adalah tiga buah pohon Samurah. Khalid pun lantas menebang ketiga buah pohon tersebut. Ketiga buah pohon tersebut terletak di dalam sebuah rumah. Khalid pun menghancurkan bangunan rumah tersebut. Setelah itu Khalid menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan. Komentar Nabi, “Kembalilah karena engkau belum berbuat apa-apa.” Akhirnya kembali. Tatkala para juru kunci ‘Uzza melihat kedatangan Khalid, mereka menatap ke arah gunung yang ada di dekat lokasi sambil berteriak, “Wahai ‘Uzza. Wahai ‘Uzza.” Khalid akhirnya mendatangi puncak gunung, ternyata ‘Uzza itu berbentuk perempuan telanjang yang mengurai rambutnya. Dia ketika itu sedang menuangkan debu ke atas kepalanya dengan menggunakan kedua telapak tangannya. Khalid pun menyabetkan pedang ke arah jin perempuan ‘Uzza sehingga berhasil membunuhnya. Setelah itu Khalid kembali menemui Nabi dan melaporkan apa yang telah dia kerjakan. Komentar Nabi, “Nah, itu baru ‘Uzza.” [Diriwayatkan oleh An Nasa’i dalam Sunan Kubro no 11547, jilid 6 hal 474, terbitan Darul Kutub Ilmiyyah Beirut, cetakan pertama 1411 H].
Banyak pelajaran penting yang bisa kita petik dari kisah di atas. Di antara bentuk dakwah adalah mengubah kemungkaran dengan tangan semisal dengan merusak simbol-simbol kemusyrikan dan paganisme. Kewenangan merusak tempat-tempat kemaksiatan dan kemusyrikan dengan senjata tajam adalah kewenangan penguasa yang memiliki otoritas dan kekuasan, bukan kewenangan rakyat sipil. Dalam kisah di atas kita jumpai Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam selaku penguasa menugasi Khalid bin Al Walid untuk menghancurkan pusat kemaksiatan yang paling maksiat yaitu tempat kemusyrikan. Oleh karena itu tindakan sebagian rakyat sipil yang kecemburuan dengan agamanya -namun sayang kurang terbimbing ajaran Islam yang benar- yang melakukan berbagai aksi kekerasan dengan senjata untuk menghancurkan berbagai tempat-tempat kemaksiatan adalah tindakan yang kurang tepat. Tentu tidaklah tepat menyamakan tindakan tersebut dengan tindakan Khalid bin Al Walid di atas. Khalid memang mendapatkan mandat dan kewenangan dari puasa –dalam hal ini adalah Nabi- untuk menghancurkan pusat kemaksiatan. Hal ini tentu berbeda dengan rakyat sipil.
Kisah di atas juga menunjukkan bahwa di antara tugas dan kewajiban seorang penguasa muslim adalah menghancurkan tempat dan pusat-pusat kemaksiatan, bukan malah melindunginya, terlebih lagi jika tempat tersebut adalah tempat kemaksiatan yang paling besar. Itulah kemusyrikan, sebuah dosa besar yang paling besar yang tidak akan Allah ampuni siapa saja yang mati dengan membawa dosa tersebut. Inilah di antara tugas dan kewajiban penguasa. Setiap penguasa muslim pasti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah pada hari Kiamat. Apakah anda telah melaksanakan tugas anda untuk menghancurkan tempat-tempat kemaksiatan dan pusat-pusat kemusyrikan ataukah anda malah melindungi dan melestarikan tempat-tempat tersebut. Jawaban apakah yang telah anda siapkan, wahai para penguasa. Moga Allah memberi kami dan anda taufik untuk melakukan apa yang dicintai dan diridhai olehNya.
Sungguh indah realita yang diceritakan oleh Imam Syafii
عَنْ طَاوُسٍ: إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ تُبْنَى القُبُوْرُ أَوْ تُجصَصُ (قَالَ الشََّافِعِيُّ) وَقَدْ رَأَيْتُ مِن الْوُلَاةِ مَنْ يَهْدِمُ بِمَكَّةَ مَا يُبْنَى فِيْهَا فَلَمْ أَرَ الْفُقَهَاءَ يُعِيْبُوْنَ ذَلِكَ
Dari Thawus, sesungguhnya Rasulullah melarang membuat bangunan di atas kubur dan melarang mengapur kubur. Imam Syafii mengatakan, “Sungguh aku melihat sebagian penguasa yang menghancurkan bangunan yang dibangun di atas kubur di Mekkah. Aku tidak melihat adanya ulama yang mencela tindakan para penguasa tersebut.” [al Ummu karya Imam Syafii jilid 1 hal 316].
Kisah di atas menunjukkan bahwa setelah kaum muslimin memegang kekuasaan di suatu daerah dan penduduk daerah tersebut pun masuk Islam sebagaimana penduduk Mekkah pasca penaklukan kota Mekkah, maka simbol-simbol kemusyrikan yang ada di daerah tersebut seharusnya dihancurkan, bukan malah dilestarikan dan dijadikan cagar budaya dengan alasan memelihara warisan nenek moyang agar anak cucu mengetahui dan masih bisa menyaksikan nilai peradaban leluhur kita. Dalam kisah di atas Nabi tidak melestarikan rumah ‘Uzza yang merupakan warisan nenek moyang Nabi sendiri namun Nabi malah memerintahkan untuk menghancurkannya dan meratakannya dengan tanah.
Kisah di atas menunjukkan bahwa jin itu bisa dibunuh oleh manusia dengan senjata tajam sebagaimana yang dilakukan oleh Khalid terhadap jin perempuan penunggu pohon ‘Uzza. Jika jin bisa terbunuh dengan pedang, apalagi jika dibunuh dengan menggunakan senjata api, pistol atau yang lainnya. Oleh karena itulah tidak benar pelajaran akidah yang diajarkan oleh televisi di negeri. Televisi mengajarkan bahwa jin adalah makhluk super sakti yang tidak bisa mati meski dengan AK 47 sekalipun. Ini adalah pelajaran akidah sesat yang diajarkan oleh televisi. Betapa banyak pemirsa yang menelan mentah-mentah akidah sesat ini. Sebuah akidah yang diajarkan oleh berbagai stasiun televisi di negeri kita.
Kisah di atas menunjukkan bahwa bentuk real dari ‘Uzza adalah pohon yang dikeramatkan. Bentuk mengeramatkannya adalah dengan membuat bangunan yang mengelilingi ketiga pohon keramat tersebut. Demikian pula, orang-orang Quraisy mengeramatkan dan memuja pohon tersebut dengan memberinya kelambu dan menghiasinya dengan berbagai tali dan kapas [Fathul Majid li Syarh Kitab at Tauhid jilid 1 hal 255-256].
Dengan demikian, tidaklah benar anggapan yang ada di benak banyak orang. Itulah anggapan bahwa ‘Uzza itu berbentuk patung. Oleh karena itu berbagai pohon yang dipuja dan dikeramatkan oleh sebagian orang yang mengaku sebagai muslim pada hakikatnya adalah ‘Uzza-’Uzza zaman ini yang ada di sekeliling kita.
Kisah di atas menunjukkan bahwa adanya juru kunci untuk tempat-tempat yang dikeramatkan adalah sunnah warisan jahiliah. Dalam kisah di atas termaktub bagi pohon keramat ‘Uzza itu memiliki beberapa juru kunci.
Seorang muslim yang baik seharusnya tidak memiliki rasa takut sedikit pun untuk menebang dan menghancurkan pohon keramat jika dia memiliki kekuasaan untuk menebang pohon keramat. Lihat bagaimana Khalid dengan gagah berani menebang dan menghancurkan pohon keramat ‘Uzza. Sehingga perasaan takut untuk menebang dan menghancurkan pohon kemusyrikan adalah suatu hal yang seharusnya tidak dimiliki oleh orang yang benar-benar beriman yang meneladani keimanan para sahabat. Allah pun telah mewajibkan kita dalam Al Quran untuk meneladani keimanan para sahabat Nabi radhiyallahu anhum. Kisah di atas adalah di antara contoh nyata keimanan para sahabat.
Adanya pohon yang dihuni oleh jin tertentu adalah suatu hal yang tidak kita ingkari sebagaimana ada jin perempuan yang menjadi penghuni pohon ‘Uzza. Namun tidak berarti kita memperlakukan secara khusus pohon semacam itu. Bahkan jika pohon tersebut pada akhirnya menjadi pohon sesembahan maka pohon tersebut seharusnya dihancurkan.
Kiat Memperoleh Keikhlasan
Sumpah iblis ketika diusir Allah dari surga adalah mencari pengikut sebanyak-banyaknya dari keturunan Adam. Itulah tugas utama mereka hingga matahari terbit dari barat. Apa pun caranya, dimanapun, kapanpun, dan siapapun manusia itu tak akan lepas dari godaan iblis dan keturunannya. Allah berfirman menceritakan sikap mereka:
"Iblis menjawab : "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (Al-A'raf : 16-17).
Pedagang, petani, pelajar, karyawan, rakyat, pemimpin, ustadz, kyai dan seterusnya tak akan selamat dari godaan setan. Semakin tinggi keimanan manusia, semakin kuat pula godaan setan dilancarkan. Demikianlah, pada akhirnya dijumpai manusia yang notabene berakhlak mulia namun ternyata hina di sisi Allah. Notabene seorang muslim, namun ternyata kelakuannya jauh dari ajaran Islam.
Namun di antara manusia ada yang kebal alias tidak mempan dengan godaan setan. Karakteristik mereka ini adalah segala tingkah lakunya hanya berharap pada keridhaan Allah subhanahu wata’ala semata. Ialah dia orang yang ikhlas.
Allah 'Azza wa Jalla berfirman tentang Iblis, "Iblis menjawab : "Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka." Allah berfirman: " Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenismu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semua." (Shad : 82-85)
Kemudian bagaimanakah kita dapat memiliki ‘senjata kekebalan’ tersebut? Ada beberapa kiat yang patut kita coba supaya mendapatkannya:
1. Memahami benar keuntungan dari ikhlas
Orang yang ingin sesuatu pasti mempelajari dan mengerti apa sesuatu itu dan manfaatnya apa. Demikian juga dengan keikhlasan, kita harus mengerti benar apa untungnya jika kita melakukan sesuatu hanya karena ikhlas kepada Allah, dan bukan tendensi lain dari keduniaan. Dengan keikhlasan yang tertanam di dalam jiwa, maka seseorang akan selalu ridha dalam melakukan suatu amalan. Dengan keikhlasan, semua amal tersebut bernilai ibadah. Meski secara kasat mata dunia tidak menguntungkan, namun pahala berlimpah akan menanti dia, baik di waktu lain di dunia, maupun tentu di akhiratnya. Tentu dengan syarat perbuatannya tidak menyelisihi ajaran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Namun kebalikannya seseorang yang melakukan sesuatu tanpa keikhlasan, ia tak akan mendapatkan apa-apa di akhirat nanti.
“... Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya, Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (al-Hajj [22]: 40)
2. Tumbuhkan rasa takut kepada Allah
Seseorang tak akan dapat mendapatkan keikhlasan jika dia tidak merasa takut kepada Allah. Arti takut di sini adalah merasa percaya bahwa kekuasaan mutlak dari jagat raya ini adalah di tangan Allah. Allah yang menguasai seluruh alam semesta hingga jasad dan jiwa kita. Maka tak pantaslah kita melakukan perbuatan yang tidak disenangi-Nya. Seseorang yang takut kepada Allah tidak memandang kecilnya suatu dosa, namun ia membayangkan betapa Maha Besar Dzat yang ia maksiati. Dengan rasa takut juga akan timbul perasaan bahwa hidup ini hanya sementara kemudian akan berakhir pada perjumpaan dengan Allah. Maka mau tak mau seseorang wajib berbekal sebanyak-banyaknya dari amal shalih yang mendatangkan keridhaan-Nya.
“... Dan bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.” (al-Baqarah [2]: 203)
3. Tidak takut kepada siapapun melainkan kepada Allah
Bahwa makhluk sekuat apa pun, Allahlah yang memberikan kekuatan dan dia tiada berdaya di depan-Nya. Bahwa kekuasaan sebesar apapun masih di bawah kekuasaan Allah. Tak akan ada yang terjadi melainkan atas kuasa-Nya. Bahkan daun kering yang jatuh pun atas kehendak dan pengetahuan Allah. Maka jauhi perasaan takut berlebihan melebihi rasa takut kepada Allah. Kepada-Nyalah segala urusan dikembalikan.
“... Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan nikmat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk.” (al-Baqarah [2]: 150)
4. Berjuang Sekuat-kuatnya Demi Keridhaan Allah
Seseorang yang ingin merasakan keikhlasan akan berjuang dengan sungguh-sungguh agar amalannya mendatangkan ridha Allah semata. Sering terjadi ketika manusia dihadapkan beberapa pilihan mereka kebingungan mana yang harus dipilih. Namun orang yang ikhlas akan memilih mana saja amalan yang mendatangkan ridha Allah. Meski harus dibayar dengan kerugian dunia, atau tanpa nilai di mata orang lain. Hatinya selalu tenang ketika melakukan amalan yang mendatangkan ridha Allah, dan gelisah jangan-jangan ada amalannya yang tidak disenangi Allah Subhanahu wata’ala. Memang terkadang agak sulit, apalagi jika jumlah amalan pilihannya ratusan bahkan ribuan. Namun harus dimantapkan dan diyakinkan bahwa amalan yang tidak diridhai Allah (baca: haram) tidak akan mendatangkan kebahagiaan hakiki, dan amalan yang diridhai Allah akan mendatangkan kebahagiaan abadi, di dunia dan pastinya di akhirat.
“... Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allahlah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (al-Maa`idah [5]: 48)
5. Mengharapkan Balasan Hanya dari Allah
Balasan segala amalan yang sebenarnya adalah dari Allah. Sering kali yang mengganggu keikhlasan seseorang adalah tatkala dia melakukan amal shalih dengan sungguh-sungguh namun tak ada balasan maupun penghargaan dari orang lain, bahkan tak sedikit yang berbalas hal yang tidak menyenangkan. Inilah perbedaan orang yang ikhlas dan tidak. Orang yang ikhlas tak akan surut langkah tatkala melakukan amalan dan tiada penghargaan manusia. Ia hanya berharap balasan dari Allah semata, meski seluruh makhluk mengingkari bahkan mencaci perbuatannya. Namun, setan tak henti menggoda dengan bisikan, “Saya sudah berbuat baik, tapi salahkah saya berharap balasannya. Saya sudah berusaha mendapatkan keridhaan Allah, apa ruginya jika saya mengharapkan keuntungan pribadi juga? Kuatkan hati, jangan terganggu dengan bisikan-bisikan semacam ini, karena amatlah naïf jika kita melakukan sesuatu ternyata ‘ada maunya’ saja di hadapan Allah.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasa kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (an-Nahl [16]: 97)
6. Membebaskan Diri dari Perkataan Orang Lain dan Hanya Mencari Ridha Allah
Memang perkataan orang lain tak akan lepas dari hidup kita. Namun, harus kita mantapkan hati bahwa amalan kita yang menilai adalah Allah, bukan manusia. Maka amalan yang diniatkan demi makhluk Allah adalah riya’ (pamer) dan bahkan berujung pada kesyirikan. Inilah dosa yang paling besar di antara dosa-dosa lainnya. Maka, meski seluruh manusia mengatakan A sementara Allah menilai B, kita harus yakin dengan B. Artinya, jika banyak orang yang mengomentari negatif amalan kita, sementara secara agama sudah benar, kita harus berusaha membebaskan diri dari perkataan manusia tersebut. Memang terkadang kita suka bilang, , “Apa kata orang nanti?”, “Bagaimana kita menjelaskannya kepada orang lain nanti?”, “Kita bisa menjadi bahan tertawaan di masyarakat,” atau “Kita tidak akan bisa pergi ke tempat umum lagi karena malu.”
Secara umum, reaksi-reaksi ini terlalu mementingkan apa yang dikatakan dan dipikirkan orang lain. Terkadang orang merasakan kepedihan dalam hati nuraninya, bukan karena mereka melakukan kesalahan, tetapi karena orang lain mengetahui hal itu. Maka sekali lagi, tingkah laku hendaknya ukurannya adalah mendatangkan ridha Allah atau tidak, bukan perkataan orang lain. Jauhilah sifat hewan bunglon yang mengubah warna sesuatu tempat yang ia pijak. Maksudnya, di mana pun kita berada, pijakan kita adalah Al Quran dan As Sunnah, dan biar anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” (al-An’am:116)
7. Memahami bahwa Kehidupan Dunia Ini Adalah Sementara
Penelitian-penelitian telah dilakukan supaya manusia bisa hidup lebih lama, dan kalau bisa terhindar dari yang bernama kematian. Namun hingga saat ini, penelitian ini gagal total! Semua manusia tak akan luput dari yang namanya kematian. Dan setiap manusia masih saja tidak mengerti kapan dan dimana ia akan dijemput oleh kematiannya. Seorang dokter yang sehat, seorang olahragawan, seorang therapis kesehatan, atau sekedar bakul jamu tidak bisa menjamin bahwa umurnya akan pasti panjang. Karena itulah, akan menjadi sebuah kesalahan yang besar bagi seseorang untuk mendasarkan rencana hidupnya hanya untuk dunia, untuk menerima persinggahan yang sebentar ini sebagai kehidupan sejatinya, dan untuk melupakan akhirat di mana ia akan hidup selamanya.
“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jika kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan,” (al-Anbiyaa` [21]: 34-35)
8. Memikirkan Kematian dan Hari Pembalasan
Banyak orang berpikir keliru tentang kematian. Mereka berpikir bahwa kematian adalah terminal akhir hidupnya. Ia berpikir bahwa ia akan sirna dan hilang ditelan masa. Karena kesalahan berpikir ini mereka kemudian begitu khawatir dengan yang namanya kematian. Mereka berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhi maupun sekedar memperbincangkan kematian. Namun,
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya, kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’” (al-Jumu’ah [62]: 8)
Bagi orang yang mukmin tidak seperti itu. Mereka meyakini bahwa kematian adalah sebuah transisi menuju kehidupan yang sebenarnya. Kehidupan itu bergantung dari amalan di kehidupannya saat ini. Setiap kali ingat dengan kematian atau mendengar berita kematian, orang mukmin semakin mempererat dan memperbanyak bekal amal shalihnya. Ia begitu yakin bahwa sekecil apapun amalan, akan dipertunjukkan oleh Allah di hadapannya. Di akhirat nanti.
Semoga Allah membimbing kita menuju golongan orang-orang yang ikhlas hanya mengharap ridha-Nya semata. Abu Mujahid
KIAT MENURUNKAN KOLESTEROL
Jika kadar kolesterol di dalam darah melebihi dari nilai normal, maka risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke akan lebih besar. Kelebihan kolesterol dapat menyebabkan mengendapnya kolesterol pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis (proses pembentukan plak pada pembuluh darah).
Jika penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak memadai, maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai angina. Dan bila berlanjut akan menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang disebut infark miokard. Jika infark miokard meluas, maka akan timbullah gagal jantung.
Selain kolesterol LDL, faktor risiko lain yang memperbesar terjadinya penyakit jantung adalah kebiasaan merokok, nilai HDL rendah (< 40 mg/dl), memiliki penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi (140/90 atau sedang dalam pengobatan). Selain itu penyakit jantung berisiko lebih tinggi pada usia ³ 45 tahun (pria) dan ³ 65 tahun (wanita), yang diketahui memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung.
Cara Cepat Turunkan Kolesterol
1. Makan yang benar dan tepat.
Mulai saat ini, kurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol. Hindari jenis makanan seperti gorengan atau jeroan. Gumpalan lemaknya (fatty streak) akan membuat kadar kolesterol melonjak.
2. Rajinlah melakukan olahraga.
Penelitian menunjukkan aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur mampu mengurangi risiko terkena penyakit jantung sebanyak 50%, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol total dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) yang membantu menyingkirkan LDL (kolesterol jahat) dari arteri Anda.
3. Turunkan berat badan.
Berat badan yang berlebih atau obes cenderung menyebabkan tingginya kandungan trigliserida (semacam lemak) tinggi, sementara kadar HDL (kolesterol baik) cenderung rendah.
4. Periksa tekanan darah secara teratur.
Menjaga tekanan darah. Idealnya 120/80. Tekanan darah yang tinggi menandakan terjadinya kolesterol yang bertumpuk di lapisan dalam arteri.
5. Stop merokok.
Rokok dapat mendorong pembentukan penumpukan lemak pada dinding arteri (atherosclerosis) dan mempersempit arteri serta menyumbat aliran darah.
6. Minum obat dari dokter.
Ada beragam obat yang diresepkan seperti statin, niacin atau ezetimibe.
Menurunkan Kolesterol dengan Cara Alami
1. Kacang kedelai
Kacang kedelai dan turunannya, alias kedelai yang sudah diolah misalnya menjadi tahu, tempe, susu kedelai, dan tepung kedelai mengandung isoflavon, yaitu zat yang bisamenekanLDL.
Tapi tahu dan tempe bisa tidak efektif menurunkan kolesterol bila diolah dengan sembarangan. Misalnya, digoreng dengan minyak jelantah atau dicampur santan. Sebab, santan dan minyak goreng adalah sumber lemak jenuh.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menganjurkan untuk mengonsumsi sedikitnya 25 gram protein kedelai per hari untuk menurunkan kadar kolesterol.
2. Kacang-kacangan
Kacang adalah sumber serat larut yang sangat tinggi. Mengonsumsi serat larut bisa mengurangi kolesterol. Mengonsumsi kacang seperti buncis, kacang merah, kacang panjang secara teratur selama enam minggu bisa mengurangi kadar kolesterol sebanyak10%.
3. Ikan salmon
Ikan salmon sangat baik karena mengandung asam Omega-3 yang bisa menurunkan LDL dan trigiserilda serta meningkatkan HDL. Salmon mengandung EPA dan DHA yang baik untuk jantung. The American Heart Association merekomendasi paling tidak dua porsi per minggu untuk mendapatkan manfaat maksimal. Selain salmon, ikan tuna, trout, sarden, makerel, dan hering juga baik.
4. Alpukat
Alpukat adalah sumber lemak tidak jenuh yang bisa meningkatkan level HDL. Sayangnya, alpukat tinggi kalori, sehingga harus dikombinasikan dengan sayur-sayuran yang bisa menekan kalori. Satu buah alpukat berukuran sedang mengandung 300 kalori dan 30 gram lemak tidak jenuh sedangkan kebutuhan tubuh manusia normal adalah 1.800 kalori dan 30 gram lemak tidak jenuh per harinya.
5. Bawang Putih
Sejak ribuan tahun lalu, bawang putih sudah dipercaya mengandung banyak zat yang baik untuk kesehatan manusia. Bangsa Mesir Kuno memakai bawang putih untuk meningkatkan stamina.
Di masa modern, bawang putih dipakai untuk menurunkan kolesterol, mencegah pembekuan darah, menurunkan tekanan darah, dan melindungi tubuh dari infeksi.
Hasil penemuan paling mutakhir, bawang putih bisa mencegah partikel kolesterol menempel di dinding pembuluh darah.
6. Bayam
Bayam mengandung banyak lutein. Lutein adalah zat penting yang bisa menjaga kesehatan dan ketajaman fungsi mata. Lutein juga ternyata bisa menjaga kesehatan jantung karena bisa mencegah lemak menempel di pembuluh darah. Dianjurkan, memakan bayam setiap hari sekitar setengah mangkuk untuk hasil maksimal.
7. Margarin
Beberapa jenis margarin bisa menurunkan kadar kolesterol. Misalnya margarin dari minyak biji bunga kanola
8. Mede, Almon, dan Kenari
Lemak tak jenuh tunggal, di dalam kacang mede, almon, dan kenari adalah bahan makanan rendah lemak yang baik untuk kesehatan jantung.
Kacang-kacangan itu juga mengandung vitamin E, magnesium, dan phytochemical yang terkait erat dengan kesehatan jantung. Sayangnya, seperti alpukat, kacang-kacang ini sangat tinggi protein. Jadi, jangan rakus makan kacang agar manfaatnya benar-benar maksimal.
9. Teh
Teh, mau diminum dingin atau panas, sama saja manfaatnya. Teh mengandung antioksidan yang bisa membuat pembuluh darah rileks sehingga terhindar dari pembekuan darah.
Antioksidan di dalam teh, yaitu flavonoid bisa mencegah oksidasi yang menyebabkan LDL menumpuk di pembuluh darah. Menikmati segelas teh setiap hari bisa memenuhi kebutuhan antioksidan.
10. Cokelat
Cokelat ternyata sehat. Tentu saja, cokelat yang dicampur terlalu banyak susu mengandung terlalu banyak lemak. Jadi, pilihlah cokelat hitam atau pahit. Cokelat sehat karena mengandung banyak antioksidan dan flavanoid. Cokelat putih, tidak mengandung zat itu sehingga kurang sehat dikonsumsi.
Kandungan flavanoid cokelat bervariasi tergantung di mana cokelat itu tumbuh dan proses pengolahannya. (dari berbagai sumber)
TAK SEPANTASNYA
Seorang suami merupakan pemimpin dalam sebuah keluarga. Dia akan diminta pertanggung jawaban di hadapan Allah terhadap apa yang telah dipimpinnya. Pembahasan kali ini akan difokuskan pada seputar kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebagian suami terhadap istrinya. Beberapa kesalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tidak mengajari istri tentang Islam dan hukum-hukum syariatnya.
Banyak para istri yang dijumpai tidak mengetahui bagaimana shalat dengan benar, apa hukum-hukum yang berkaitan dengan haid dan nifas, dan bagaimana menjadi seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya secara islami. Sebaliknya justru banyak dijumpai para istri yang disibukkan dengan belajar membuat resep suatu masakan, dan bagaimana cara menghidangkan makanan karena memang suaminya menanyakan tentang hal itu kepadanya.
Akan tetapi bagaimana cara berwudhu yang benar, bagaimana cara sholat yang benar, tidak ditanyakan para suami kepada istrinya. Kepada para suami, sungguh di sana terdapat banyak cara dalam mengajari istri perkara-perkara agama. Diantaranya adalah memberi hadiah buku tentang Islam dan hukum hukumnya kemudian mengajaknya berdiskusi, memberi hadiah kaset ceramah kemudian mintalah agar meringkas apa yang disampaikan oleh penceramah, mengajak istri menghadiri kajian yang disampaikan seorang ustadz di masjid, menceritakan kepada istri isi khutbah jum'at kemudian mendiskusikannya, dan bisa juga menganjurkan istri untuk mendengarkan bacaan Al Quran dan mendalami maknanya.
2. Mencari-cari kesalahan dan kekurangan istri
Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam telah melarang hal tersebut sebagaimana telah diriwayatkan oleh Jabir radhiallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang suami yang pulang dari bepergian mengetuk pintu keluarganya pada malam hari. Larangan tersebut karena dikhawatirkan ia akan mendapati istrinya dalam keadaan yang kurang menyenangkan. Demikian juga, hendaknya seorang suami bersabar dan memahami akan kekurangan yang ada pada istri seperti pada saat istri lambat dalam merespon perintah suami. Hendaknya juga jangan terlalu sering mengevaluasi istri, hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, "Berwasiatlah kalian kepada para wanita (istri) dengan kebaikan, karena mereka itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian yang paling atas. Bila engkau paksakan untuk meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya. Namun bila engkau biarkan begitu saja (tidak engkau luruskan) maka dia akan terus menerus bengkok. Karena itu berwasiatlah kalian kepada para wanita (istri) dengan kebaikan."
Dari hadits di atas ada beberapa pelajaran, yang di antaranya adalah:
a. Dianjurkan bersikap baik dan lemah lembut terhadap istri untuk menyenangkan hatinya
b. Mendidik wanita dengan sabar dan penuh rasa maaf atas ‘kebengkokan’ mereka. Siapa yang berupaya meluruskan mereka dengan cara yang kasar, tidak akan dapat mengambil manfaat apapun darinya. Padahal, setiap suami membutuhkan posisi seorang istri agar mendapatkan ketenangan hidup bersamanya dan membantu dalam kehidupannya.
c. Seakan-akan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, "Rasa nikmat hidup dengan istri tidak akan sempurna kecuali dengan bersabar terhadapnya." Dan satu manfaat lagi yang tidak boleh diabaikan adalah tidak pantas seorang suami menceraikan istrinya tanpa alasan yang jelas.
3. Berbuat dhalim dengan menjatuhkan hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan.
Sebagian suami melakukan perbuatan dholim kepada istri dengan memberikan hukuman kepada istri lebih berat dari kadar kesalahan yang dilakukannya. Di antara bentuk kedholiman itu adalah dengan menggunakan pukulan sebagai langkah pertama menasihati istri, padahal Allah telah berfirman, “Dan wanita-wanita yang kamu khawatirkan berbuat nusyuz, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.” (QS. An-Nisa': 34).
Oleh karena itu selayaknya menghukum istri terlebih dahulu adalah dengan nasihat, kemudian boikot, kemudian pukulan yang tidak keras. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketahuilah, berwasiatlah kalian dengan kebaikan kepada para wanita (para istri) karena mereka hanyalah tawanan di sisi (di tangan) kalian. Kalian tidak menguasai mereka sedikitpun kecuali hanya itu, terkecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Maka bila mereka melakukan hal itu, boikotlah mereka di tempat tidurnya dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak keras.”
Kemudian di antara bentuk kedholiman seorang suami kepada istri adalah, mengusir istri dari rumah tanpa alasan yang dibenarkan dalam islam, memukul wajah, menghina dan mencaci maki istri. Ada seorang laki laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Apa hak seorang istri atas suaminya?” Rasul menjawab, “Hendaklah engkau memberinya makan apabila engkau makan, memberi pakaian apabila engkau berpakaian, janganlah memukul wajah dan janganlah engkau hina, dan jangan engkau boikot kecuali di dalam rumah.”
4. Pelit dalam memberi nafkah
Sesungguhnya pemberian nafkah seorang suami kepada istri adalah kewajiban yang telah ditetapkan di dalam Al Quran, as Sunnah dan Ijma'. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “…dan kewajiban bagi seorang ayah untuk memberikan nafkah dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik.” (QS. Al-Baqarah: 233)
Apabila seorang istri diuji dengan suami yang pelit dan tidak mau memberikan nafkah yang menjadi haknya, dia dibolehkan untuk mengambil sebagian harta milik suami secukupnya walau tanpa sepengetahuan suami. Hindun binti 'Utbah berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah suami yang pelit, ia tidak memberiku nafkah yang dapat mencukupiku dan anakku terkecuali bila aku mengambil dari hartanya tanpa sepengetahuannya.” Bersabdalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ambillah dari harta suamimu sekadar yang dapat mencukupimu dan mencukupi anakmu dengan cara yang ma’ruf.” (HR. Al-Bukhari no. 5364 dan Muslim no. 4452)
5. Terburu buru dan gampang mengucapkan kata cerai
Wahai para suami, sesungguhnya ikatan antara engkau dan istrimu adalah merupakan ikatan yang paling suci dan kuat, sebagaimana Allah swt telah berfirman;
"… Dan mereka (istri-istri kalian) telah mengambil dari kalian perjanjian yang kuat " (An Nisa; 21)
6. Kurangnya rasa cemburu
Di antara bentuk kurangnya rasa cemburu adalah seorang suami membiarkan istrinya bercampur baur dengan saudara iparnya atau saudara sepupu suami. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Hati-hati kalian dari masuk ke tempat para wanita.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu dengan ipar?” Beliau menjawab, “Ipar itu (ibarat) maut.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Di antara bentuk kurangnya rasa cemburu adalah membiarkan istrinya pergi berduaan dengan sopir pribadi untuk berbelanja atau jalan-jalan, padahal berapa banyak bangunan rumah tangga yang runtuh sebagai hasil dari perbuatan maksiat seperti ini. Wallahu a’lam.
52 SANTRI HAFAL AL QURAN PESANTREN HAMALATUL QURAN DIWISUDA
Pagi itu, Ahad 3 Oktober 2010 suasana pondok pesantren Hamalatul Quran tampak lain. Ada kesibukan yang berbeda dari hari-hari biasanya. Tenda merah putih terpasang rapih, kursi-kursi merah berjajar teratur, panggung seukuran 6x3 m dengan tinggi 60 cm tegak di depan diselimuti karpet merah dan bunga setaman, dan back drop dengan siluet taman hijau berdiri tinggi melintang memperindah panggung menyenangkan bagi siapa pun yang memandangnya.
Tatkala matahari beranjak tinggi, sekitar pukul 07.30 mulai berdatanganlah tamu undangan. Di antara mereka ada orang tua wali santri, jamaah calon haji KBIH Rindu Ka’bah 1431 H, jamaah pengajian Ahad Wage Bantul, takmir masjid di sekitar Bantul, tokoh masyarakat, dan unsur-unsur Muspika Kasihan serta Muspida Bantul. Hari itu, adalah hari yang sangat bersejarah bagi Pondok Pesantren Hamalatul Quran (PPHQ) karena pada hari itu PPHQ akan mewisuda 52 orang santri yang telah menyelesaikan hafalan Al Qura’an 30 juz (hafidzh). Sebelum diwisuda, santri-santri yang telah berhasil setoran 30 Juz diwajibkan untuk membaca Al Quran dengan tidak melihat mushaf kepada tim penyimak selama 3 hari yang tiap harinya menyelesaikan 10 juz. Santri-santri yang lolos seleksi tim penyimak inilah yang kemudian berhak diwisuda sebagai hafidzh.
Selain wisuda santri hafidzh, pada hari itupun dilaksanakan acara pelepasan jamaah calon haji KBIH Rindu Ka’bah 1431 H yang berjumlah 165 orang dan peluncuran majalah Al ‘Ibar yang merupakan majalah pesantren dengan kekhasan mengangkat kisah-kisah yang memilki banyak hikmah di dalamnya.
Dalam sambutannya pada acara tersebut Bapak Wakil Bupati Bantul, Drs. H. Sumarno, Prs menyampaikan kebahagiaan dan kebanggaannya atas kiprah yang telah dilakukan oleh PPHQ dalam mendidik generasi muda Islam potensial yang banyak berasal dari keluarga kurang mampu menjadi pribadi-pribadi muslim yang berkualitas. Apalagi prosesi pendidikan yang dilakukan di PPHQ sama sekali tidak memungut biaya dari para santrinya. Apa yang dilakukan oleh PPHQ ini sejalan dengan motto yang dicanangkan di Kabupaten Bantul menjadi kabupaten Projotamansari yakni profesional, ijo royo-royo, tertib, aman, sehat, asri, sejahtera dan agamis.
Sedangkan Kakanwil Kemenag Agama D.I. Yogyakarta dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Kabid Pekapontren Dra. Mas’amah, M.Pd.I menyampaikan bahwa santri yang hafal Al Quran merupakan generasi yang memiliki keistimewaan karena tidak setiap muslim memiliki kesanggupan menghafalkan Al Quran. Kepada calon haji KBIH Rindu Ka’bah beliau memberikan arahan bahwa ibadah haji merupakan ibadah yang memerlukan curahan tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Sehingga ibadah yang tidak mudah ini haruslah dijaga terus kemabrurannya. Terhadap majalah Al ‘Ibar beliau memesankan agar majalah ini setelah terbitnya jangan sampai tenggelam tapi terus berjaya.
Hal paling menarik yang ditampilkan dalam acara wisuda santri ini adalah ketika perwakilan santri hafidzh yakni Abu Hurairah dan Muhammad Jawis Samak dites hafalannya oleh sekalian hadirin. Dua santri yang kini duduk di kelas 3 Aliyah tersebut dan pernah mewakili DIY dalam acara MTQ tahun 2010 di Bengkulu tampil sangat memukau. Ada dua pola tes yang dilakukan yakni melanjutkan ayat yang dibaca oleh hadirin yang mengetes dan membacakan ayat yang makna atau terjemahannya dibacakan oleh hadirin. Di antara yang memberikan soal tes kepada dua orang santri tersebut adalah Wakil Bupati Bantul, Kabid Pekapontren Kanwil Kemenag DIY, Kasi Pekapontren Kantor Kemenag Bantul, dan Camat Kasihan. Dengan sigap kedua orang santri tersebut melanjutkan ayat-ayat yang dibaca oleh pemberi tes. Demikian pula ketika dua santri itu diminta membacakan ayat-ayat yang memiliki makna-makna tertentu merekapun dapat membacakannya dengan baik.
Santri-santri Huffadzh PPHQ memiliki rerata untuk menyelesaikan hafalannya adalah 3 tahun. Sedangkan santri yang paling cepat proses menghafalnya adalah Ali Rohani, santri kelahiran Sukoharjo, 30 September 1996 yang kini duduk di kelas II Salafiyah Wustho (setingkat MTs/SMP) dengan lama menghafal satu tahun. Ke-52 orang santri yang diwisuda tersebut memang tergolong luar biasa. Di samping mereka belajar ilmu-ilmu umum melalui jenjang Wustho dan Aliyah mereka pun ternyata memiliki kesanggupan untuk menghafal 30 juz al Quran. Sebagaimana disampaikan oleh pengasuh PPHQ Ust. Agus Andriyanto, Lc bahwa sistem yang baik akan memaksimalkan kemampuan seorang siswa, dan bahwa pendidikan yang gratis tidak selamanya identik dengan kualitas yang rendah. Justru dengan pendidikan gratis PPHQ bercita-cita menghasilkan anak didik yang berkualitas.@
THAHARAH (BERSUCI)
Sesungguhnya Islam adalah agama yang suci dan bersih. Tidak ada satupun agama yang mengatur tentang bersuci sebagaimana agama Islam.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri/ berthaharah.” (Al-Baqarah: 251)
Di dalam kitab-kitab fiqih para ulama menempatkan pembahasan Bab Thaharah dalam bab pertama, sebelum pembahasan yang lainnya. Maka dalam rubrik ini, kami juga akan mengawali pembahasan tentang masalah Thaharah.
Makna Thaharah
Thaharah menurut arti bahasa adalah pembersihan dari segala kotoran, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Adapun arti Thaharah secara syariat adalah meniadakan atau membersihkan hadats dengan air atau debu yang bisa dipakai untuk menyucikan. Selain itu bermakna juga, usaha untuk menghilangkan najis dan kotoran. Disini bisa diambil pengertian akhir bahwa Thaharah adalah melenyapkan sesuatu yang ada di tubuh yang menjadi hambatan bagi pelaksanaan shalat dan ibadah lainnya.
Pembagian Thaharah
Thaharah terbagi menjadi dua macam yaitu: Thaharah Batin dan Thaharah Lahir.
Thaharah batin, yaitu Thaharah dari berbagai macam kemusyrikan dan kemaksiatan. Hal ini bisa dilakukan dengan menguatkan tauhid dan beramal shalih. Thaharah semacam ini lebih penting daripada Thaharah fisik. Sebab tidak mungkin Thaharah fisik ini akan bisa terwujud manakala masih adanya najis kemusyrikan. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis.” (QS. At-Taubah: 28)
Sedangkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لاَ يَنْجُسُ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu tidak najis.” (HR. Bukhari Muslim).
Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim untuk membersihkan hatinya dari najis kemusyrikan dan keragu-raguan. Yaitu dengan cara ikhlas, bertauhid dan berkeyakinan serta bertekad untuk bisa membersihkan diri dan hatinya dari kotoran-kotoran kemaksiatan, pengaruh-pengaruh iri, dengki, suap, tipu daya, sombong, ujub, riya’ dan sum’ah. Semua ini bisa dilakukan dengan cara taubat yang sebenar-benarnya dari semua dosa dan maksiat. Dan thaharah ini merupakan sebagian dari iman. Adapun sebagian yang lainnya adalah thaharah fisik atau lahir.
Thaharah fisik, yaitu bersuci dari kotoran-kotoran dan najis-najis, dan thaharah ini adalah separuh keimanan yang kedua. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bersuci itu separuh dari keimanan.”
Thaharah macam kedua ini dilakukan menurut tata cara yang telah disyariatkan oleh Allah yaitu dengan cara berwudu, mandi atau tayamum (ketika sedang tidak ada air), serta membersihkan najis dari pakaian, badan, dan tempat shalat.
Thaharah ini bisa dilakukan dengan dua hal:
Pertama: Thaharah dengan cara menggunakan air, dan inilah cara Thaharah yang paling pokok. Oleh sebab itu, setiap air yang turun dari langit atau keluar dari perut bumi adalah air yang menempati asal penciptaannya. Maka hukum air tersebut adalah suci dan menyucikan dari segala hadats dan kotoran meskipun sudah mengalami perubahan rasa atau warna atau baunya oleh sebab sesuatu yang bersih. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Sesungguhnya air itu dapat menyucikan. Yang tidak bisa dibuat najis oleh sesuatupun.” (HR. Abu Dawud).
Di antara macam-macam air tersebut adalah air hujan, mata air, air sumur, air sungai, air lembah, air salju yang mencair, dan air laut. Sehubungan dengan air laut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Air laut itu bisa menyucikan dan bangkainya pun halal.” (H.R. Abu Dawud)
Adapun berkenaan dengan air zam zam telah ditetapkan oleh suatu hadits dari Ali Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah meminta dibawakan satu timba dari air zam zam, lalu air tersebut beliau pakai untuk minum dan untuk berwudu. (H.R. Imam Ahmad)
Akan tetapi apabila air itu telah berubah warna, rasa, atau baunya yang disebabkan oleh benda najis, menurut ijma’ (kesepakatan) para ulama, air itu pun najis yang harus dihindari yang artinya tidak boleh lagi digunakan untuk bersuci.
Kedua: Thaharah dengan memakai debu yang suci. Thaharah ini merupakan ganti dari thaharah dengan air oleh sebab tidak memungkinkan bersuci dengan menggunakan air pada bagian-bagian yang harus disucikan atau karena tidak adanya air, atau karena takut bahaya yang ditimbulkan jika menggunakan air sehingga bisa digantikan dengan debu yang suci.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَقْرَبُوا الصَّلاةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ وَلا جُنُبًا إِلا عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS. An-Nisa:43)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,“Bumi (mana saja) dijadikan sebagai masjid, dan suci bagiku.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan asal hadits ini dari Shahih Al Bukhari dan Muslim).
Semoga Allah memberikan bimbingan kepada kita menuju kepada kesucian diri dan jiwa kita. Allahumma taqabbal.
‘Arsy Berguncang Karena Kematian Sa’d
عَنْ جَابِرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِهْتَزَّ عَرْشُ الرَّحْمَنِ لِمَوْتِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ
)رواه البخارى 3519 ومسلم 4512 ,باب مناقب سعد بن معاذ رضى الله عنه(
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata, Bersada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “’Arsy Allah Ar-Rahman berguncang dengan kematian Sa’d bin Mu’adz.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini adalah sebuah catatan ringkas riwayat hidup seorang tokoh terkemuka umat ini, sirah seorang pahlawan dan kesatria. Dia adalah salah seorang tokoh sahabat yang mulia dari shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita akan memetik pelajaran berharga dan harum dari perjalanan hidupnya.
Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini adalah seorang pahlawan dalam perang Badr, Uhud dan Khandaq. Beliau orang yang tidak begitu menghiraukan celaan orang lain pada saat berdakwah di jalan Allah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan bahwa dia termasuk seorang penghuni surga. ‘Arsy Allah yang Maha Rahman bergetar karena kematiannya. Beliau masuk Islam di Madinah di tangan Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu.
Ibnu Hajar berkata, ‘Dia adalah orang yang paling banyak berkahnya di dalam Islam dan dia memiliki keutamaan yang luar biasa.’
Siapakah dia????? Dialah sahabat Sa’ad bin Muadz radhiyallahu ‘anhu.
Biografi
Imam Al-Dzahabi menuliskan riwayat hidup beliau: Pemimpin besar bernama Al-Syahid Abu Amru Sa’d bin Mu’adz bin Al-Nu’man Al-Anshori Al-Ausi al-Asyhali. Dia seorang lelaki dengan kulit putih, berpostur tubuh tinggi, gagah, berwajah rupawan dan berjenggot indah (Siar A’lamun Nubala: 11/279)
Kisah masuk islamnya
Hidayatut taufik menembus keimanan Sa’ad bin Mu’adz melalui dakwah yang disampaikan Mush’ab bin ‘Umair. Beliau adalah utusan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke Yatsrib/ Madinah. Atas izin Allah dengan cahaya Islam yang memancar di wajahnya dan lisan yang terbimbing, dua tokoh besar Madinah yaitu Sa’ad bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair masuk Islam.
Atas kemurahan-Nya juga keislaman Sa’ad bin Mu’adz diikuti oleh seluruh bani Abdul Asyhal, dan di hari itu tidak ada seorangpun yang membantah seruannya hingga sebelum matahari terbenam. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.Setelah masuk islam oleh tangan Mus’ab bin Umar, beliau langsung berdakwah pada kaumnya yaitu Bani Asyhal.
Ibnu Ishaq berkata: Pada saat dia masuk Islam dia berdiri di hadapan kaumnya dan berkata: Wahai bani Abdil Asyhal, bagaimanakah pendapat kalian tentang diriku? Mereka berkata: Anda adalah pemimpin kami dan orang yang paling baik keturunannya. Dia berkata: Sesungguhnya kalian haram berbicara denganku baik yang laki-laki atau yang perempuan sehingga kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ibnu Ishaq berkata: Demi Allah tidak ada seorangpun di Bani Abil Asyhal seorang lelaki atau wanita kecuali mereka masuk Islam”. (Siroh Ibnu Hisyam: 2/40)
Jaminannya masuk surga
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan kepadanya bahwa dia termasuk penghuni surga. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwa dihadiahkan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebuah jubbah dari kain sutra yang tipis. Dan Nabi melarang memakai kain sutra maka para sahabatpun kagum dengannya; lalu Nabi bersabda: Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya sesungguhnya sapu tangan Sa’d bin Mu’adz di dalam surga lebih baik dari ini. ( Shahih Bukhari: 3/43 no: 3803 dan shahih Muslim: 4/1916 no: 2469)
Contoh Kisah keberaniannya
Sa'adz telah memeluk Islam, dia memikul konsekuensinya itu dengan keberanian dan kesabaran. Datanglah saat Perang Badar, di mana saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan sahabat-sahabatnya dari golongan Muhajirin dan Anshar untuk bermusyawarah. Dihadapkannya wajah Sa'ad bin Mu'adz yang mulia oleh Rasulullah ke arah orang-orang Anshar seraya katanya, "Kemukakanlah buah fikiran kalian, wahai sahabat...!"
Maka, bangkitlah Sa'adz bin Mu'adz dan berkata, "Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepada Anda, kami percaya dan mengakui bahwa apa yang Anda bawa itu adalah hal yang benar, dan telah kami berikan pula ikrar dan janji-janji kami. Maka, laksanakanlah terus, wahai Rasulullah, apa yang Anda inginkan dan kami akan selalu bersama Anda. Dan, demi Allah yang telah mengutus Anda membawa kebenaran, seandainya Anda menghadapkan kami ke lautan ini, lalu Anda menceburkan diri ke dalamnya, pastilah kami akan ikut mencebur. Tak seorang pun yang akan mundur dan kami tidak keberatan untuk menghadapi musuh esok pagi! Sungguh kami tabah dalam pertempuran dan teguh menghadapi perjuangan, Dan, semoga Allah akan memperlihatkan kepada Anda dengan tindakan kami yang menyenangkan hati. Maka, marilah kita berangkat dengan berkah Allah Taala."
Mendengar perkataan Sa'adz yang mengharukan itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangga dan gembira, lalu kepada kaum muslimin mengatakan,
"Marilah kita berangkat dan besarkan hati kalian, karena Allah telah menjanjikan kepadaku salah satu di antara dua golongan! Demi Allah, sungguh seolah-olah tampak olehku kehancuran orang-orang itu."
Detik detik kematiannya
Saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menemui Sa’ad yang sedang terbaring sakit dan nafasnya tersengal-sengal, beliau bersabda, ”Semoga Allah membalas kebaikanmu selama ini sebagai pemimpin kaum yang baik. Engkau telah membuktikan janjimu, dan aku berdo’a semoga Allah membuktikan janji-Nya kepadamu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, ”’Arsy Allah yang Maha Pengasih berguncang karena kematian Sa’ad bin Mu’adz.” ( Muttafaq ‘ alaih ).
Yang dimaksud dengan bergetarnya ‘Arsy karena senang dengan kematiannya.
70 Ribu Malaikat hadir mengiring jenazahnya
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Hamba shalih yang kematiannya telah mengguncang 'Arsy, membuat pintu-pintu langit terbuka dan 70.000 malaikat hadir mengiringinya. Padahal mereka belum pernah turun ke bumi seperti ini sebelumnya, ia merasa kesempitan kemudian Allah memberinya keleluasaan.” (HR.Bukhari Muslim) Hamba shalih yang dimaksud adalah Sa’ad bin Muadz.
‘Arsy Berguncang Karena Kematian Sa’d
عَنْ جَابِرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِهْتَزَّ عَرْشُ الرَّحْمَنِ لِمَوْتِ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ
)رواه البخارى 3519 ومسلم 4512 ,باب مناقب سعد بن معاذ رضى الله عنه(
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata, Bersada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “’Arsy Allah Ar-Rahman berguncang dengan kematian Sa’d bin Mu’adz.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini adalah sebuah catatan ringkas riwayat hidup seorang tokoh terkemuka umat ini, sirah seorang pahlawan dan kesatria. Dia adalah salah seorang tokoh sahabat yang mulia dari shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita akan memetik pelajaran berharga dan harum dari perjalanan hidupnya.
Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini adalah seorang pahlawan dalam perang Badr, Uhud dan Khandaq. Beliau orang yang tidak begitu menghiraukan celaan orang lain pada saat berdakwah di jalan Allah. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan bahwa dia termasuk seorang penghuni surga. ‘Arsy Allah yang Maha Rahman bergetar karena kematiannya. Beliau masuk Islam di Madinah di tangan Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu.
Ibnu Hajar berkata, ‘Dia adalah orang yang paling banyak berkahnya di dalam Islam dan dia memiliki keutamaan yang luar biasa.’
Siapakah dia????? Dialah sahabat Sa’ad bin Muadz radhiyallahu ‘anhu.
Biografi
Imam Al-Dzahabi menuliskan riwayat hidup beliau: Pemimpin besar bernama Al-Syahid Abu Amru Sa’d bin Mu’adz bin Al-Nu’man Al-Anshori Al-Ausi al-Asyhali. Dia seorang lelaki dengan kulit putih, berpostur tubuh tinggi, gagah, berwajah rupawan dan berjenggot indah (Siar A’lamun Nubala: 11/279)
Kisah masuk islamnya
Hidayatut taufik menembus keimanan Sa’ad bin Mu’adz melalui dakwah yang disampaikan Mush’ab bin ‘Umair. Beliau adalah utusan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke Yatsrib/ Madinah. Atas izin Allah dengan cahaya Islam yang memancar di wajahnya dan lisan yang terbimbing, dua tokoh besar Madinah yaitu Sa’ad bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair masuk Islam.
Atas kemurahan-Nya juga keislaman Sa’ad bin Mu’adz diikuti oleh seluruh bani Abdul Asyhal, dan di hari itu tidak ada seorangpun yang membantah seruannya hingga sebelum matahari terbenam. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.Setelah masuk islam oleh tangan Mus’ab bin Umar, beliau langsung berdakwah pada kaumnya yaitu Bani Asyhal.
Ibnu Ishaq berkata: Pada saat dia masuk Islam dia berdiri di hadapan kaumnya dan berkata: Wahai bani Abdil Asyhal, bagaimanakah pendapat kalian tentang diriku? Mereka berkata: Anda adalah pemimpin kami dan orang yang paling baik keturunannya. Dia berkata: Sesungguhnya kalian haram berbicara denganku baik yang laki-laki atau yang perempuan sehingga kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ibnu Ishaq berkata: Demi Allah tidak ada seorangpun di Bani Abil Asyhal seorang lelaki atau wanita kecuali mereka masuk Islam”. (Siroh Ibnu Hisyam: 2/40)
Jaminannya masuk surga
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan kepadanya bahwa dia termasuk penghuni surga. Dari Anas radhiyallahu anhu bahwa dihadiahkan untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebuah jubbah dari kain sutra yang tipis. Dan Nabi melarang memakai kain sutra maka para sahabatpun kagum dengannya; lalu Nabi bersabda: Demi jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya sesungguhnya sapu tangan Sa’d bin Mu’adz di dalam surga lebih baik dari ini. ( Shahih Bukhari: 3/43 no: 3803 dan shahih Muslim: 4/1916 no: 2469)
Contoh Kisah keberaniannya
Sa'adz telah memeluk Islam, dia memikul konsekuensinya itu dengan keberanian dan kesabaran. Datanglah saat Perang Badar, di mana saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan sahabat-sahabatnya dari golongan Muhajirin dan Anshar untuk bermusyawarah. Dihadapkannya wajah Sa'ad bin Mu'adz yang mulia oleh Rasulullah ke arah orang-orang Anshar seraya katanya, "Kemukakanlah buah fikiran kalian, wahai sahabat...!"
Maka, bangkitlah Sa'adz bin Mu'adz dan berkata, "Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepada Anda, kami percaya dan mengakui bahwa apa yang Anda bawa itu adalah hal yang benar, dan telah kami berikan pula ikrar dan janji-janji kami. Maka, laksanakanlah terus, wahai Rasulullah, apa yang Anda inginkan dan kami akan selalu bersama Anda. Dan, demi Allah yang telah mengutus Anda membawa kebenaran, seandainya Anda menghadapkan kami ke lautan ini, lalu Anda menceburkan diri ke dalamnya, pastilah kami akan ikut mencebur. Tak seorang pun yang akan mundur dan kami tidak keberatan untuk menghadapi musuh esok pagi! Sungguh kami tabah dalam pertempuran dan teguh menghadapi perjuangan, Dan, semoga Allah akan memperlihatkan kepada Anda dengan tindakan kami yang menyenangkan hati. Maka, marilah kita berangkat dengan berkah Allah Taala."
Mendengar perkataan Sa'adz yang mengharukan itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangga dan gembira, lalu kepada kaum muslimin mengatakan,
"Marilah kita berangkat dan besarkan hati kalian, karena Allah telah menjanjikan kepadaku salah satu di antara dua golongan! Demi Allah, sungguh seolah-olah tampak olehku kehancuran orang-orang itu."
Detik detik kematiannya
Saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menemui Sa’ad yang sedang terbaring sakit dan nafasnya tersengal-sengal, beliau bersabda, ”Semoga Allah membalas kebaikanmu selama ini sebagai pemimpin kaum yang baik. Engkau telah membuktikan janjimu, dan aku berdo’a semoga Allah membuktikan janji-Nya kepadamu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, ”’Arsy Allah yang Maha Pengasih berguncang karena kematian Sa’ad bin Mu’adz.” ( Muttafaq ‘ alaih ).
Yang dimaksud dengan bergetarnya ‘Arsy karena senang dengan kematiannya.
70 Ribu Malaikat hadir mengiring jenazahnya
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Hamba shalih yang kematiannya telah mengguncang 'Arsy, membuat pintu-pintu langit terbuka dan 70.000 malaikat hadir mengiringinya. Padahal mereka belum pernah turun ke bumi seperti ini sebelumnya, ia merasa kesempitan kemudian Allah memberinya keleluasaan.” (HR.Bukhari Muslim) Hamba shalih yang dimaksud adalah Sa’ad bin Muadz.
AWAL KEJADIAN ALAM SEMESTA
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الأرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ.
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ.
ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلأرْضِ اِئْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ.
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ.
(QS. Fushshilat: 9-12)
9. Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang meniptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam".
10. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.
B. Uraian
Allah adalah permulaan dari segala sesuatu, Dia ada tapi tidak ada yang mengadakan Nya. Akal manusia terbatas tidak mampu memikirkan hakikat dzat-Nya, namun jelas sekali keberadaan-Nya bagi mereka orang-orang yang mau memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya
Sebelum ada alam ini Allah berada di angkasa lalu Allah menciptakan singgasana-Nya yaitu ‘Arsy dan juga air, dan ‘Arsy berada di atas air . Kemudian Allah menciptakan qolam dan Nun atau al-hut lalu Dia menyuruh qolam untuk menulis, maka qolam pun mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya yaitu menulis segala yang akan terjadi mulai hari itu sampai hari kiamat .
Setelah berselang waktu lima puluh ribu tahun dari penulisan tersebut Allah menciptakan langit dan bumi yang mana pada mulanya langit dan bumi itu satu kesatuan berupa uap air kemudian uap air itu dibelah menjadi dua. Bagian pertama Allah menjadikannya sebagai bumi yang membentang, hal ini Allah lakukan dalam waktu dua hari yaitu hari Ahad dan Senin. Selanjutnya Allah membuat gunung-gunung di atas permukaan bumi, memberkahinya (menjadikan bumi supaya bisa ditanami), dan mengatur rezki penduduknya. Hal ini juga dilakukan dalam waktu dua hari yaitu hari Selasa dan Rabu. Selanjutnya Allah menuju langit yang waktu itu masih berupa asap atau uap air, kemudian Dia menyeru kepada langit dan bumi, "Datanglah kalian berdua menuruti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab, "Kami datang dengan suka hati." Setelah itu Allah menjadikan asap tersebut menjadi tujuh langit dalam waktu dua hari (yakni hari Kamis dan hari Jumat) kemudian Allah menghiasi langit itu dengan bintang yang bersinar. Semua ini Allah ciptakan dengan tanpa teman yang membantu dan tidak merasa lelah.
Lalu Allah menciptakan Adam sebagai khalifah di bumi pada hari Jumat setelah Ashar, yang hal ini akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.
C. Apakah hitungan hari-hari tersebut seperti hari biasa?
Allah telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Para ulama berbeda pendapat tentang hakikat hari tersebut, ada yang mengatakan hari itu sama seperti hari hari kita dan ada yang mengatakan hari itu adalah hari-hari di sisi Allah yang mana satu hari di sisi Allah adalah seperti seribu tahun dalam hari-hari yang kita jalani sekarang ini. Dan inilah yang dipilih oleh mayoritas ulama’ berdasarkan banyak dalil di antaranya firman Allah dalam al-Qur’an,
•
“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47)
D. Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini
Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini:
1. Anggapan beberapa orang bahwa dunia, langit seisinya muncul dengan sendirinya tanpa ada yang menciptakan adalah salah. Mereka beranggapan keliru juga bahwa orang hidup kemudian mati, dan matinya tersebut tidak lain hanyalah karena waktu telah menelan mereka, jadi memang hukum alam seperti itu.
2. Pendapat salah juga yang diutarakan para filosof yang mengatakan bahwa alam itu qodim (telah ada lama dan tanpa permulaan) sebagaimana Allah itu qodim.
3) Allah tidak lelah sebagaimana yang dianggap oleh orang-orang Yahudi. Mereka mengatakan bahwa setelah Allah menciptakan langit dan bumi Allah merasa capek kemudian setelah itu beristirahat. Wallahu a’lam bish shawab.
Penulis Majalah Al 'Ibar
1. Ust. Agus Andriyanto, Lc
2. Ust Rohmanto, Lc
3. Ust. Amri Suaji, Lc
4. Ust. Abdus Salam, Lc
5. Ust. Aris Munandar, S.S.
6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I
7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I
8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.
9. Ustadzah Umi Hajar, Lc
Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran
Pondok Pesantren Hamalatul Quran
Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Telp/Fax: 0274 372 602
email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com
Tags
- ayat kauniyah edisi keempat (1)
- ayat kauniyah edisi keenam (1)
- ayat kauniyah edisi ketiga (1)
- dinamika dakwah edisi kedua (1)
- dinamika dakwah edisi keempat (1)
- dinamika dakwah edisi keenam (1)
- dinamika dakwah edisi ketiga (1)
- ibadah shahihah edisi kedua (1)
- ibadah shahihah edisi keempat (1)
- ibadah shahihah edisi keenam (1)
- ibadah shahihah edisi ketiga (1)
- iklan edisi ketiga (1)
- kabar pondok edisi kedua (1)
- kabar pondok edisi keempat (1)
- kabar pondok edisi keenam (1)
- kabar pondok edisi ketiga (1)
- keluarga sakinah edisi kedua (1)
- keluarga sakinah edisi keempat (1)
- keluarga sakinah edisi keenam (1)
- keluarga sakinah edisi ketiga (1)
- kiat sehat edisi kedua (1)
- kiat sehat edisi keempat (1)
- kiat sehat edisi keenam (1)
- kiat sehat edisi ketiga (1)
- kiat sukses edisi kedua (1)
- kiat sukses edisi keempat (1)
- kiat sukses edisi keenam (1)
- kiat sukses edisi ketiga (1)
- Kisah Hadits edisi kedua (2)
- Kisah Hadits edisi keempat (1)
- Kisah Hadits edisi ketiga (1)
- kisah Quran edisi kedua (1)
- kisah Quran edisi keempat (1)
- kisah Quran edisi keenam (1)
- kisah Quran edisi ketiga (1)
- kisah salaf edisi kedua (1)
- kisah salaf edisi keempat (1)
- kisah salaf edisi keenam (1)
- kisah salaf edisi ketiga (1)
- konsultasi syariah edisi kedua (1)
- konsultasi syariah edisi keempat (1)
- konsultasi syariah edisi keenam (1)
- konsultasi syariah edisi ketiga (1)
- pesona tanah suci edisi kedua (1)
- pesona tanah suci edisi keempat (1)
- pesona tanah suci edisi keenam (1)
- pesona tanah suci edisi ketiga (1)
- refleksi edisi kedua (1)
- refleksi edisi keempat (1)
- refleksi edisi keenam (1)
- refleksi edisi ketiga (1)
- salam redaksi edisi keempat (1)
- salam redaksi edisi keenam (1)
- salam redaksi edisi ketiga (1)
- sejarah islam nusantara edisi kedua (1)
- sejarah islam nusantara edisi keempat (1)
- sejarah islam nusantara edisi keenam (1)
- sejarah islam nusantara edisi ketiga (1)
- wanita shalihah edisi kedua (1)
- wanita shalihah edisi keempat (1)
- wanita shalihah edisi keenam (1)
- wanita shalihah edisi ketiga (1)