Wanita adalah anggota bagian dari masyarakat. Saat ini jumlah wanita lebih dari separuh jumlah penduduk di dunia. Peran wanita sangat besar dalam kehidupan manusia terutama karena wanita sangat besar perannya dalam mencetak generasi yang akan datang, mereka juga mendidik dan membangun akhlak mulia serta menjadikan hidup penuh kasih sayang. Hingga tercapainya rumah penuh aman dan damai.
Akan tetapi saat ini banyak didapati kehidupan wanita yang banyak ketimpangan. Berlebih-lebihan dalam satu sisi, dan kurang pada sisi yang lain. Terkadang terlihat wanita muslimah yang shalihah dan bertakwa, namun kurang menjaga kebersihan dirinya. Atau rajin beribadah tetapi tidak memiliki pemahaman yang betul tentang alam, kehidupan dan manusia. Atau berkomitmen dalam beragama tetapi kurang bisa menahan lidahnya dari ghibah (menggunjing) dan adu domba. Atau terdapat wanita yang beragama dengan baik tetapi terhadap orang tua tidak bisa menghormatinya, atau berbuat baik dengan kedua orang tuanya tetapi tidak berlaku baik dengan suaminya. Tidak peduli dengan penampilannya di depan suami, sementara ketika keluar rumah berpenampilan mempesona. Atau terkadang baik dengan suami tetapi tidak mendukung suami untuk berbuat baik, bertakwa dan beramal shalih. Atau dia baik dengan suami tetapi melalaikan tugas mendidik dan mengarahkan anak-anaknya. Terkadang juga semuanya baik tetapi kurang perannya dalam masyarakat. Tidak pernah memperhatikan urusan kaum muslimin dan muslimat, atau semuanya baik tetapi tetapi dia merasa pandai sehingga tidak pernah mengasah otaknya untuk menambah ilmu dan tsaqafah. Banyak hal lain yang ini semua merupakan sebuah kelalaian, acuh tak acuh atau terkadang karena tidak mengetahui konsep keseimbangan dalam Islam yang memberikan setiap sesuatu ada haknya, tidak dengan melalaikan hak orang lain.
Memang mengharapkan wanita yang sempurna segalanya tidaklah suatu yang mudah. Akan tetapi dengan selalu belajar dan mengkaji serta introspeksi diri akan mendekatkan kita menjadi pribadi wanita seperti yang diharapkan atau digambarkan dalam Al Quran dan As Sunnah. Juga dukungan dari semua pihak terutama yang bertanggung jawab terhadap wanita tersebut, baik ayahnya atau suaminya. Karena merekalah yang diseru Allah untuk menjaga keluarga mereka dari neraka. Firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim:6)
Maka kajian ini dan edisi berikutnya, Insya Allah, akan memaparkan tentang kepribadian wanita muslimah seperti yang dijelaskan dalam Al Quran dan As Sunnah. Meliputi bagaimana hubungannya dengan Khaliknya, bagaimana seharusnya dia sebagai hamba Allah, dengan diri sendiri, dengan orang tua, suami, kerabat yang jauh maupun yang dekat, dan lain-lain dengan disertai dalil dari Al Quran dan As Sunnah. Semoga dapat membantu kita menjadi pribadi yang baik sehingga dapat menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kami akan mengambil tema-tema yang perlu dibahas dan diberi perhatian saja. Kajian ini kami sarikan dari kitab Syahsiyah Mar’ah Muslimah karya Muhammad Ali Al Hasyimi.
Dari kajian terhadap nash-nash Al Quran dan AS Sunnah, kita mendapati bahwa rahmat Allah terhadap wanita sangatlah besar. Di mana Islam telah menyelamatkan wanita dari kehinaan, kerendahan, dikubur hidup-hidup dan menjadi budak laki-laki. Islam telah membebaskan wanita dari kewajiban mencari nafkah sekalipun dia kaya. Wanita mempunyai hak penuh atas hartanya, wanita mempunyai posisi yang sama dengan laki-laki dalam hal kemanusiaan dan beban-beban hukum syara’ secara umum. Wanita mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana laki-laki. Wanita dan laki-laki sama di depan Allah yang mereka akan mendapatkan pahala dan siksa. Bahkan tidak itu saja, Islam juga memperhatikan dan membimbing bagaimana wanita bisa menjadi mulia, mempunyai kepribadian yang baik dan sempurna baik sebagai individu anggota keluarga maupun anggota masyarakat, sehingga menjadi wanita yang mulia seperti yang pernah ada dalam sejarah yang hanya ada dalam agama Islam saja.
WANITA MUSLIMAH SEBAGAI HAMBA ALLAH
• Memiliki Keimanan dan keyakinan yang kuat
Hajar, istri nabi Ibrahim adalah contoh wanita yang kuat iman dan takwanya kepada Allah. Ketika Nabi Ibrahim meninggalkannya di sisi rumah Allah, Makkah Al MUkarramah, yang tidak ada siapapun di sana saat itu, juga tidak ada air, dan dia hanya bersama dengan bayinya yang masih menyusu, Ismail, ketika itu ia berkata kepada Ibrahim dengan tenang, “Apakah Allah menyuruhmu melakukan ini, wahai Ibrahim?” Ibrahim menjawab, “Ya.” Maka dengan penu ketawakalan dan keyakinan dia menjawab, “Kalau begitu Dia tidak akan menyia-nyiakan kami.”
Sungguh situasi yang sangat sulit, seorang suami meninggalkan istri dan bayinya di tempat yang tandus, tanpa tumbuhan, air dan manusia, menuju ke tempat yang jauh hanya dengan bekal sedikit air dan kurma. Kalau bukan karena imannya yang kuat yang memenuhi jiwa Hajar, kalau bukan karena tawakkalnya yang kuat kepada Allah tentu tidak akan sanggup menghadapi situasi yang sulit tersebut. Karena itu hingga sekrang wanita tersebut masoih disebut oleh orang-orang yang berhaji dan umrah, siang malam ketika mereka minum zam zam dan melakukan Sa’I antara Shafa dan Marwa sama seperti sa’inya wanita tersebut saat itu.
Inilah yang membedakan wanita muslimah dengan yang lainnya yaitu imannya yang mendalam kepada Allah dan keyakinannya yang kuat bahwa apa yang terjadi di dunia ini dan akibatnya adalah qadha’ dan qadar Allah. Manusia hanya perlu menempuh jalan kebaikan saja. Beramal shaleh dalam agama dan dunianya, bertawakal kepada Allah, menyerahkan urusannya kepada Allah, manusia sangat memerlukan pertolongan Allah dan ridhanya.
Keimanan yang kuat dapat melahirkan buah yang menakjubkan pada kehidupan seorang muslim dan muslimah. Karena dia akan merasa bahwa Allah selalu bersamanya, mengetahui sampai hal-hal yang tersembunyi sehingga bisa memunculkan juga rasa takut kepada Allah di manapun dia berada baik ketika sepi maupun di depan orang lain.
Aqidah keimanan seperti inilah yang harus dimiliki oleh seorang muslimah yang akan menjadikan kepribadiannya menjadi kuat, yang meyakini bahwa dunia ini hanya tempat ujian dan cobaan yang akan dipetik hasilnya di akhirat nanti. Semua amal manusia akan dibalas, yang baik akan dibalas dengan kebaikan, yang jelek akan dibalas dengan kejelekan, tanpa ada kedhaliman sedikitpun. Allah berfirman:
الْيَوْمَ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (QS. Al Mu’min:17)
Semoga kita diberi kemudahan oleh Allah untuk menjadi hamba-hamba Allah yang taat, yang kembali kepada aturan Allah yang pandai bersyukur dan dapat menyiapkan bekal ke akhirat nanti dengan sebaik-baik bekal. Amiin.@
WANITA MUSLIMAH SEBUAH TUNTUTAN DAN HARAPAN
07.00 |
Label:
wanita shalihah edisi kedua
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Penulis Majalah Al 'Ibar
1. Ust. Agus Andriyanto, Lc
2. Ust Rohmanto, Lc
3. Ust. Amri Suaji, Lc
4. Ust. Abdus Salam, Lc
5. Ust. Aris Munandar, S.S.
6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I
7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I
8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.
9. Ustadzah Umi Hajar, Lc
Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran
Pondok Pesantren Hamalatul Quran
Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Telp/Fax: 0274 372 602
email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com
Diberdayakan oleh Blogger.
Tags
- ayat kauniyah edisi keempat (1)
- ayat kauniyah edisi keenam (1)
- ayat kauniyah edisi ketiga (1)
- dinamika dakwah edisi kedua (1)
- dinamika dakwah edisi keempat (1)
- dinamika dakwah edisi keenam (1)
- dinamika dakwah edisi ketiga (1)
- ibadah shahihah edisi kedua (1)
- ibadah shahihah edisi keempat (1)
- ibadah shahihah edisi keenam (1)
- ibadah shahihah edisi ketiga (1)
- iklan edisi ketiga (1)
- kabar pondok edisi kedua (1)
- kabar pondok edisi keempat (1)
- kabar pondok edisi keenam (1)
- kabar pondok edisi ketiga (1)
- keluarga sakinah edisi kedua (1)
- keluarga sakinah edisi keempat (1)
- keluarga sakinah edisi keenam (1)
- keluarga sakinah edisi ketiga (1)
- kiat sehat edisi kedua (1)
- kiat sehat edisi keempat (1)
- kiat sehat edisi keenam (1)
- kiat sehat edisi ketiga (1)
- kiat sukses edisi kedua (1)
- kiat sukses edisi keempat (1)
- kiat sukses edisi keenam (1)
- kiat sukses edisi ketiga (1)
- Kisah Hadits edisi kedua (2)
- Kisah Hadits edisi keempat (1)
- Kisah Hadits edisi ketiga (1)
- kisah Quran edisi kedua (1)
- kisah Quran edisi keempat (1)
- kisah Quran edisi keenam (1)
- kisah Quran edisi ketiga (1)
- kisah salaf edisi kedua (1)
- kisah salaf edisi keempat (1)
- kisah salaf edisi keenam (1)
- kisah salaf edisi ketiga (1)
- konsultasi syariah edisi kedua (1)
- konsultasi syariah edisi keempat (1)
- konsultasi syariah edisi keenam (1)
- konsultasi syariah edisi ketiga (1)
- pesona tanah suci edisi kedua (1)
- pesona tanah suci edisi keempat (1)
- pesona tanah suci edisi keenam (1)
- pesona tanah suci edisi ketiga (1)
- refleksi edisi kedua (1)
- refleksi edisi keempat (1)
- refleksi edisi keenam (1)
- refleksi edisi ketiga (1)
- salam redaksi edisi keempat (1)
- salam redaksi edisi keenam (1)
- salam redaksi edisi ketiga (1)
- sejarah islam nusantara edisi kedua (1)
- sejarah islam nusantara edisi keempat (1)
- sejarah islam nusantara edisi keenam (1)
- sejarah islam nusantara edisi ketiga (1)
- wanita shalihah edisi kedua (1)
- wanita shalihah edisi keempat (1)
- wanita shalihah edisi keenam (1)
- wanita shalihah edisi ketiga (1)
0 komentar:
Posting Komentar