SEMOGA MENDAPATKAN HAJI MABRUR DAN MEMBERIKAN KEBERKAHAN KEPADA DIRI, KELUARGA, DAN KAUM MUSLIMIN SEMUANYA
JAMAAH HAJI RINDU KA’BAH KABUPATEN SLEMAN, KOTA, DAN BANTUL
1. IR ISMAN MULYADI T BIN SUROSO
2. DRG RIRIN PUSPANDARI BINTI SUMARJONO
3. CHANDRA ADHITYA PUTRA RM BIN RM SOERISTYO HADI
4. RETNO ANDRIATI BINTI R.MOCH RASAD
5. ROLY HIDAYAT BIN SUBIYAT CIPTO SUYOSO
6. SUDARTINI HIDAYAT BINTI PAWIRO SUHARJO
7. SUHARTO BIN SASTRO HARJONO
8. MUH.ZIARUDDIN BIN WACHID ASYHARI
9. ULYA MUSYAROFAH BINTI MUCHTAROM
10. SAUDI ASWAN,SE BIN NANGWAN
11. WARSITI BINTI CIPTO MULYONO
12. RESTI AMELIA ASWAN BINTI SAUDI ASWAN,SE
13. PUPUT DIANROSITA ASWAN BINTI SAUDI ASWAN,SE
14. RIZKA MAHENDRA ASWAN BIN SAUDI ASWAN
15. SURYATNO BIN WIGNYO WIYONO
16. SUWARSI BINTI H COKRO MIHARJO
17. JUMARIAH BINTI HARJO PAWIRO
18. NOOR KHOLIK, IR. BIN SUWOTO
19. SITI LATIFAH BINTI SANUSI, H
20. ERIK IMAN HERI UJIANTO,ST BIN HERIYANTO
21. HENNY PUSPITASARI,SE BINTI SOETADI
22. SRI SUGIYARTI BINTI MARTO SUHARTO
23. ROFIAH BINTI SUWITO
24. JUSUF M HELMY BIN MUHAJIR
25. MUNIFAH JUSUF BINTI ILHAM
26. AKIB RASAD,SH BIN MOH.RASAD
27. SRI SURYANTI,SH BINTI KRT DANUSEPTRO
28. WAHAB,S.SOS. BIN HANNA DG NGEMBA
29. HANIFAH SETYOWATI BINTI SUJANTO BA
30. ADI SURYANTO/SULASTO BIN DARSOWIARJO
31. ARIEF RAHMAN HAKIM BIN SARBAINI
32. FARIDA HAYATI BINTI SYAMSURI MASTUR
33. HALIM DARMAWAN DR BIN SISWORO
34. NURHALENI BINTI HAMIRIN
35. GIYATNO BIN KARIYO SUWARNO
36. SARI ASIH BINTI SUPARJO
37. TARMI BINTI TOKROMO
38. DARYANTO BIN TUKIMAN
39. SOEWANDI BIN SUHARJO
40. ANANG SOEGIANTO BIN HARUN MUSLIM
41. MUCHAMMAD MACHFUD BIN WAKLAN
42. EDDY SUYANTO BIN MISROEM
43. IVO VIOLA YULIASTUTY BINTI HAROEN ABDULLAH
44. SUDIASIH BINTI DARMO MARTONO
45. SUWAJI HARJO UTOMO BIN HARJO UTOMO
46. IR SUWANTO BIN SASTROWIYOTO
47. PUDYASTUTI DRA BINTI PUDYO SARWONO
48. DWI WARISNI BINTI SUTADI
49. SYAIFUL NURALAM BIN MUHAMMAD NURALAM
50. KARJONO.MP,IR BIN JOYO KARYONO
51. SRI BUDININGSIH BINTI SUKARDI
52. ASRI NURHAYATI BINTI SADIKIN
53. ARISMIATI BINTI AMAT SUJARI
54. SURADI BIN HARJO TANI
55. NY BARYATI BINTI PAWIRA SUBARJA
56. NY. SUKIRAH BINTI SAMIARJA
57. SUMIYATI BINTI HARJO PAWIRO
58. GILANG BAGUS SAPUTRO BIN MURYADIYANA
59. HERI SUSIANTO, ST BIN KASTOLAN, H
60. FATHOL AZIS BIN ISAMACHFUD, H
61. FARAH NUR, SE, MM BINTI MASDUQ ALALKAF, H, SH
62. DJAKA MARWASTA BIN DWIJO SUWARNO
63. NIKEN SARWOSARI BINTI HARTONO
64. NURUL HIDAYAT APRILITA, DR BIN SAFIUN
65. SUSY YUNITA PRABAWATI, M.SI
66. SLAMET HARYADI,S.SOS BIN ATMO SARJONO
67. HJ SRI JUARININGSIH,S.SOS BINTI HARTO ATMOJO
68. MURTI ASMONO BIN MARGOLAN
69. ENDANG SUPRIASTUTI BINTI SOEGIJARTO
70. ALIBASYAH SURYONO BIN ABUNTALIB
71. SRI SUNTIRAH
72. ANWAR SODIQ
73. EMMY MUNIROH
74. SRI SUMARTI BINTI R.S. MARTOSUROSO
75. ANNY SRI YULIATI,MS,DRA.HJ. BINTI R.S.MARTOSUROSO
76. SUTINAH BINTI SATTO
77. ROSMALA NUR
78. EKA MADI PRADONO,SE
79. NOORTY IDA AYUNINGRUM,AMD
80. SUPRIYANTO BIN SOETIJOSO
81. ACHMAD YULIANTO,IR. BIN DIMYATI
82. ISMIYATI BINTI COKROSENJOYO
83. TUTI SUGIARTI BINTI RUSDI
84. RR,RATNA ARUM WIDYATI SS, BINTI ATANG S
85. P. SUTITI BINTI SARIMIN
86. ROSITA UMANI BINTI SUYAMTASASANA
87. R.HADIEN NOTOPURBO BIN NOTOPURBO
88. SITI MUNJIYAH BINTI SOFYAN SURI
89. TRI NUR ENDAH RINI
90. NURHADI BIN MOHANSORI
91. SANDI YUDHA BIN SUKISNO
92. SITI MAISAROH,DRA BINTI H.MOCH TOYYIBIN
93. AMINAH,BA BINTI DALDIRI
94. MUJAB BIN DALDIRI
95. TUMINI BINTI KADARISMAN
96. SRI LULUT BINTI DARMODIPURO
97. SOEHADJI MOHAMMAD BIN ABDUL RAPANGI
98. TRI WIJIATI BINTI TRIMO MERTO ASMORO
99. SIDARTA DARMASTAWA BIN MUHAMMAD M
100. HAMID NURHADI BIN ANWAR SISWOYO
101. RETNO BANARTI BINTI GUHARDI SUTRISNO
102. RUDY WAHYU PRABOWO BIN SOEKARNO
103. NANIK SUWARNI BINTI SADIYAT
104. SUKARTI, DRA. BINTI SUNAN
105. MUSTIDJENI BINTI WONGSO TARUNO
106. BUDIARTI SUGIYANTO,NY BINTI POERNOMO S
107. MUH ZAINI BIN DULAH KAFFIH
108. SUSRIYONO AMIJOYO, DRS. BIN SOSRO A
109. SUKIYEM BUDIWINOTO BINTI ATEMO WIHARJO
110. HARDONO, DRS.
111. SITI ASFIJAH, SH.
112. AGUS SUMARNO DRS.
113. ANIKMAHTUN ISNAENI,DRA.
114. SUGENG SISWOYO
115. WENINGSARI ISTI WAHYUNI
116. PRIYANTO TRIWITONO,IR.MP
117. SRI NURDIYANTI,SE.
118. WIJIYATI DWIJOMANDOYO
119. DARMIYATI
120. TUKINEM
121. SREKONO
122. SUKRIATI
123. MARDIYANA,SAG.
124. SUMIRAH
125. SULASTRI
126. BUDI SETIAWAN, SKM
127. WIDYA KUSUMARWATI, AMD
128. MARYATMI
129. SARWAN,SH. BIN MUHADI
130. SITI SHOFIYAH BINTI M.TOYIBIN
131. HENI JOHAN,SPD. ,
132. KUNTARYATI,SPD.
133. ROHMANI PURWANTI,MPD
134. IDA NURANI, MPD.
135. SUMARTI, BA.
136. HASIM SUPARTI
137. SUMARNO HADI
138. SUPARTI
139. SUMIRAH, SPD.
140. ACIH JUARSIH
141. BAMBANG MULYONO
142. LULUK RUBIYAMAH
143. SUKIRMAN,DRS.
144. FARIDATI
145. ZULAEKA, SPD
146. BONIYEM ISTIYARJO
147. MUHAMMAD ASHADI/SUJIYO
148. INDARSIH
149. JUMINTEN ALIAS HARTOWIYONO
150. SOEKIRNO
151. WAHYUNI
152. MUHAMMAD ALI SOFRO,SH.MSI.
153. WAHYUDI
154. ELIA ROCHMAH
155. ANWARIYAH. SH.
156. SISWANTO
157. JADMI ARYATUN
158. SUJITO
159. DARMO SUWARNO
160. SOEPARJONO
161. SURTIYATI
162. SUWARTINAH
SELAMAT DATANG JAMAAH HAJI RINDU KA’BAH 1431 H
Selamat Tinggal 1431
Ibarat perahu yang berlayar pada satu tujuan, itulah waktu kita. Ibarat pohon yang terus tumbuh dan berhenti tumbuh pada suatu masa, itulah kehidupan kita. Ibarat rambut kita yang mulai memutih, tulang-tulang kita yang semakin rapuh, kulit yang semakin mengkerut, paras wajah yang semakin ‘kurang menarik’ lagi, itulah diri kita.
Tak terasa waktu cepat berlalu. Banyak sudah nikmat, cobaan, dan berbagai kesibukan amalan yang kita rasakan di tahun 1431 ini. Susah senang datang silih berganti. Satu kesenangan beriringan satu kesedihan yang mengintai. Tengoklah kita, satu tahun yang lalu. Kita yang berbeda dari saat ini, atau masih kita yang saat ini. Lebih baikkah kita saat ini, atau sebaliknya, atau sama saja tanpa ada yang berubah. Namun pastilah semua sepakat saat ini dengan satu tahun lalu yang berbeda adalah usia kita. Waktu akan memakan siapapun tanpa pandang bulu. Iakah yang punya kuasa di dunia ini, atau iakah yang sekedar manusia yang ‘dikuasai’ manusia lainnya. Tak ada ampun manusia pasti termakan dengan waktunya sendiri.
Dengan jelangnya tahun baru 1432 ini, satu hal yang wajib kita lakukan adalah instropeksi diri. Seorang muslim akan menghitung-hitung amalan yang telah ia lakukan. Manakah yang dominan, kebaikankah atau keburukankah? Karena seorang muslim mengerti benar bahwa hari-harinya adalah sekedar kesempatan yang diberikan Allah untuknya supaya ‘menabung amal’ demi akhiratnya. Sangatlah merugi seseorang yang hari-harinya hanya ‘menabung’ untuk dunianya. Memikirkan perbekalan dunia yang tidak akan ada habisnya jika dituruti, dan bahkan akan mencelakakannya. Naudzubillah.
Banyak kejadian yang telah dilalui bangsa ini di tahun 1431, dan jika direnungkan ternyata musibah begitu mendominasi. Carut marut pemerintahan, keadilan yang sulit ditegakkan, bencana yang tiada henti, moral bangsa yang semakin membuat kita ‘ngelus dodo’ (prihatin), bercampurnya mana yang haq dan mana yang bathil, dan berbagai kemunduran lainnya.
Apakah tahun 1432 akan menjadi nasib baik bagi bangsa ini? Jawabannya ada pada setiap kita. Akankah kita tergerak mengubah nasib bangsa ini agar lebih dekat di dalam keridhaan Allah, atau semakin hina di mata Allah. Karena bangsa ini akan berubah berawal dari perubahan setiap individu di dalamnya. Allah menilai bukan dari mayoritas orang, namun per individu orang. Tidak ada yang mampu mengubah segalanya kecuali kita mendekatkan diri pada ajaran Allah. Memilah mana hal yang halal dikerjakan dan mana hal yang haram dilakukan. Teliti sebelum bertindak, itulah slogan setiap muslim. Rasulullah pun sebelum beliau wafat telah berwasiat kepada kita:
“Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara, kalian tidak akan sesat selama berpegang teguh pada keduanya: Al Quran dan Sunnahku. Keduanya tidak akan berpisah hingga menemuiku di haudh (telaga surga).” (HR. Hakim dan Malik. Hadits ini hasan)
Ibnu Taimiyah sempat berkata, “Sekiranya seseorang terasing di sebuah negeri atau pada suatu masa dengan membawa kebenaran yang dibawa oleh rasul dan tidak ada orang lain yang menolongnya. Maka Allah akan selalu menyertainya dan ia berhak mendapat pertolongan Allah.”
Semoga di tahun baru 1432 ini Allah semakin memperteguh kita dan bangsa kita dengan ajaran Al Quran dan Sunnah mulia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Selamat tinggal 1431.@ . Abu Mujahid
Kisah penciptaan Adam
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30) وَعَلَّمَ آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31) قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32) قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُون (33)
“ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman, "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" (QS. Al-Baqarah: 30-33)
A. Isi Kisah
Setelah Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya dan juga para malaikat, Allah ingin menciptakan khalifah di muka bumi ini, maka Allah berkata kepada para malaikat, “Wahai para malaikat Aku ingin menciptakan khalifah di muka bumi ini”. Mendengar berita dari Allah seperti itu para malaikat lalu bertanya, “Wahai Tuhan kami apakah Engkau mau menciptakan makhluk yang akan merusak bumi, padahal kami selalu memuji-Mu dan mensucikan-Mu”.
Mengapa para malaikat bertanya seperti itu? Karena menurut riwayat dari Abdullah bin Amr bahwa dua ribu tahun sebelum Allah menciptakan Adam, Allah telah menciptakan jin-jin tapi ternyata para jin itu malah membuat kerusakan di muka bumi ini dan saling bunuh-membunuh. Akhirnya Allah mengutus sepasukan malaikat untuk mengusir mereka sampai ke daerah pesisir lautan.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan pertanyaan yang dilontarkan oleh para malaikat bukanlah pertanyan yang sifatnya memprotes Allah akan tetapi pertanyaan ini dimaksudkan untuk mengetahui hikmah apa yang berada di balik keinginan Allah ini.
Lalu Allah menjawab, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang kalian tidak ketahui”. (Yakni: dalam penciptaan ini ada hikmahnya, dan nantinya kalian akan mengetahui).
Lalu Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya pada hari Jumat setelah ashar sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim. Allah menciptakan Adam dari sari pati tanah liat. Setelah sempurna dengan bentuk yang paling bagus maka Allah meniupkan ruh kepadanya sehingga Adam menjadi makhluk yang hidup sempurna. Setelah itu Adam bersin dan malaikat mengatakan kepadanya, "Ucapkanlah alhamdulillah” maka Adam mengucapkan alhamdulillah. Allah menjawab:" yarhamukallah" . Lalu Allah mengajarkan kepadanya al-asma’ yakni semua nama-nama benda sehingga Adam tahu semuanya. Setelah itu Allah memerintahkan kepada semua yamg hadir untuk bersujud kepadanya, dan sujud ini bukanlah sujud ibadah akan tetapi sujud penghormatan saja. Lalu semua malaikat sujud kecuali iblis dan iblis itu bukan dari golongan malaikat, dia berasal dari golongan jin. Hanya dia saja yang tidak mau sujud kepada Adam .
B. Hikmah dan pelajaran dalam kisah
Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dalam kisah ini
Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah adalah Adam. Dialah bapak moyang manusia. Maka tidak benar teori Darwin yang menyatkan bahwa manusia berasal dari kera. Oleh karena itu Allah memanggil manusia dalam al-Qur’an dengan ya bani adam: wahai anak keturunan Adam.
Malaikat adalah makhluk Allah mulia (kiram), selalu membaca tasbih dan mensucikaan Allah, tidak pernah mendurhakai-Nya dan selalu menjalankan perintah-Nya. Inilah yang ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Coba kita renungkan firman Allah dalam surat Al-Anbiya’ ayat 26-27: “Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya” . Dalam surat at-Tahrim ayat 6 Allah berfirman mengenai neraka ,“Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. maka sungguh keliru orang yang menyatakan malaikat itu suka ngeyel. Pertanyaan malaikat di atas yaitu “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" i ini adalah pertanyaan mencari hikmah (istirsyad) sebagaimana ditegaskan oleh para ahli tafsir.
Allah memulyakan ilmu dan memulyakan hambanya yang berilmu. Hal ini bisa kita lihat bagaimana Allah menyuruh seluruh malaikat untuk menghormat kepada Adam karena ilmu yang diajarkan kepada Adam dan belum diketahui oleh para malaikat.
Sumber rujukan:Tafsir al-Qur’an al-Adhim karya Ismail bin Umar bin Katsir (Tafsir ibnu Katsir)
BUKAN SEMBARANG GARIS
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Selepas mengerjakan shalat ‘Isya’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpaling dan meraih tangan Abdullah bin Mas’ud lalu membawanya keluar hingga sampai di Baththaa’ Makkah (tanah lapang luas di kota Makkah). Beliau memerintahkannya duduk dan membatasinya dengan garis lalu berkata, “Tetaplah engkau di garis itu, karena akan ada beberapa orang yang mendatangimu. Janganlah engkau ajak bicara karena mereka juga tidak akan mengajakmu bicara.”
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat ke tempat yang beliau kehendaki. Abdullah bin Mas’ud melanjutkan ceritanya: ”Ketika aku duduk di garisku tersebut datanglah beberapa orang lelaki yang warna kulit dan rambutnya hitam seperti ter. Sampai-sampai aku tidak dapat melihat aurat dan kulit mereka. Mereka mendatangiku namun tidak melewati garis tersebut. Kemudian mereka pergi ke arah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi. Di akhir malam datanglah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menemuiku sementara aku masih tetap duduk di atas garisku. Beliau bersabda, “Aku tidak tidur semalaman ini! Beliau duduk bersamaku di garis tersebut kemudian menyandarkan kepalanya di pahaku lalu tidur. Beliau biasanya mendengkur kalau tidur. Ketika aku duduk dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidur berbantalkan pahaku tiba-tiba datanglah beberapa orang lelaki yang mengenakan pakaian putih. Masya Allah, wajah mereka sangat tampan. Mereka mendatangiku. Sebagian dari mereka duduk di dekat kepala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan sebagian lagi dekat kaki beliau. Kemudian mereka saling berbincang, “Belum pernah kita melihat seorang hamba diberi karunia seperti karunia yang diberikan kepada nabi ini, kedua matanya tertidur namun hatinya terjaga. Buatlah perumpamaan bagi dirinya! Perumpamaan seorang tuan yang membangun istana kemudian menyajikan hidangan lalu mengundang orang-orang untuk makan dan minum dari hidangan tersebut. Barang siapa yang memenuhi undangannya maka ia dapat makan dan minum dari hidangannya itu. Dan barang siapa yang tidak memenuhinya maka ia akan disiksa atau diazab.” Kemudian mereka menghilang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun terbangun dan berkata, “Apakah engkau mendengar apa yang mereka katakana?” Tahukah engkau engkau siapa mereka?”
“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahuinya” jawabku.
“Mereka adalah malaikat, lalu tahukah kamu perumpamaan yang mereka buat?” tanya Rasul lagi.
“Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahuinya!” jawabku.
Beliau berkata, “Perumpamaan yang mereka buat adalah Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan surga dan mengajak hamba-hamba-Nya kepadanya. Barang siapa memenuhi ajakan-Nya maka ia akan masuk ke dalam surga dan barang siapa tidak memenuhi ajakan-Nya maka ia akan disiksa atau diazab.”
Ada kisah lain yang hampir sama dengan kisah Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu di atas. Yaitu kisah Abu Dzar al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu. Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dan Muslim dalam Shahih mereka berdua, dari Abu Dzar al- Ghifari radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Ketika aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di jalan kota Madinah menuju Uhud beliau bersabda, “Wahai Abu Dzar!”
Labbaika, ya Rasulullah”jawabku.
Nabi bersabda, “Aku tidak senang sekiranya aku memiliki emas sebesar gunung Uhud lalu setelah tiga hari masih tertinggal satu dinar padaku selain untuk membayar hutang. Aku pasti membagi-bagikannya kepada hamba-hamba Allah seperti ini. Beliau membentangkan tangannya ke kanan dan ke kiri, kemudian ke belakang. Kemudian beliau berjalan dan bersabda, “Ingatlah, orang yang banyak harta itu yang paling sedikit pahalanya di akhirat, kecuali yang menyedekahkan hartanya ke kanan, ke kiri, ke muka, dan ke belakang. Tapi sedikit sekali orang berharta yang mau seperti ini.”
Kemudian beliau berpesan kepadaku, “Tetaplah di tempatmu, jangan pergi kemana-mana hingga aku kembali.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi di kegelapan malam hingga lenyap dari pandangan. Sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam aku mendengar gemuruh dari arah beliau pergi. Aku khawatir jika ada bahaya yang menghadang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ingin rasanya aku menyusul beliau! Tapi aku ingat pesan beliau, “Tetaplah di tempatmu, jangan pergi kemana-mana!”
Akhirnya beliau kembali. Aku menceritakan tentang suara gemuruh yang kudengar dan kekhawatiranku terhadap keselamatan beliau. Aku menceritakan semuanya kepada beliau. Lalu beliau bersabda,”Itu adalah malaikat Jibril ‘alaihissalam. Ia menyampaikan kepadaku, “Barang siapa di antara umatmu yang mati dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu sesuatupun, maka ia pasti akan masuk surga.
Aku bertanya, “Meskipun ia berzina dan mencuri?”
“Meskipun ia berzina dan mencuri!” jawab beliau. (Muttafaqun ‘Alaih)
Kaitannya dengan dua riwayat di atas kita sampaikan satu kisah tentang Abu Bakar ash-Shiddiq. Dalam kisah kali ini juga terdapat keutamaan Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang melalui tangannya Allah memelihara dan menolong agama-Nya setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hingga Abu Hurairah berkata, “Demi Allah yang tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, sekiranya Abu Bakar tidak diangkat menjadi khlaifah (sepeninggal Rasul) niscaya Allah tidak lagi disembah!” Ia mengatakannya kedua dan yang ketiga. Lalu dikatakan kepadanya,”Tahan (ucapanmu) hai Abu Hurairah!” Lalu Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengerahkan pasukan yang dipimpin oleh Usamah bin Zaid ke negeri Syam. Ketika mereka tiba di Dzi Khasyab terdengarlah berita wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan murtadnya kabilah-kabilah Arab di sekitar kota Madinah. Maka berkumpullah sahabat-sahabat nabi menghadapi Abu Bakar, mereka berkata, “Wahai Abu Bakar, perintahkanlah pasukan yang dikirim ke negeri Syam supaya mereka kembali. Apakah engkau membiarkan mereka menghadapi tentara Romawi sementara orang-orang Arab di sekitar Madinah telah murtad!”
Maka beliau berkata, “Demi Allah yang tiada tuhan yang haq selain Dia, sekiranya sekumpulan anjing menarik kaki istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tidaklah aku menarik kembali pasukan yang telah dikirim oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tidaklah aku menurunkan bendera yang dipancangkan oleh beliau!”
Maka beliau tetap mengirim Usamah beserta pasukannya ke negeri Syam. Dan setiap kali melewati kabilah Arab yang ingin murtad pastilah kabilah itu berkata, “Sekiranya mereka (kaum muslimin) tidak memiliki kekuatan tentu tidaklah mengirim pasukan sebesar ini untuk menghadapi tentara Romawi!” Kita biarkan saja mereka hingga berhadapan dengan tentara Romawi!”
Maka bertemulah pasukan Usamah dengan tentara Romawi. Setelah melalui pertempuran yang sengit akhirnya pasukan Usamah dapat mengalahkan tentara Romawi, menghabisi mereka dan dapat kembali dengan selamat. Melihat itu kabilah-kabilah Arab yang semula ingin murtad kembali teguh keislamannya!”
Pelajaran Kisah:
1. Kepatuhan dengan arahan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah hal yang mutlak dilakukan oleh setiap muslim. Para shahabat adalah yang patut kita contoh dalam hal ini.
2. Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak perlu diakal-akali. Sekali mendengar, hendaknya langsung ditaati. Cobalah renungkan garis yang dibuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di depan dua shahabatnya tersebut. Secara akal tentu tidak akan dapat dicerna, menunggu di belakang garis hingga nabi datang. Namun mereka tetap taat. Di saat lain keteguhan Abu Bakar dalam menunaikan titah nabi juga sangat spektakuler di saat genting seperti itu. Beliau begitu teguh pendirian dalam menjalankannya.
3. Jalan kebenaran dan kebahagiaan adalah dengan selalu memegang sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kapan dan dimanapun kita berada.
4. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling mulia, bahkan di mata para malaikat Allah.
5. Seluruh umat Islam selama tidak melakukan syirik, akan dimasukkan ke dalam surga
6. Allah akan memberikan pertolongan kepada kita, saat kita mau menolong (agama)-Nya. Dengan cara berpegang teguh dengan ajaran-ajaran Islam secara murni sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Utsman bin Affan
Beliau adalah Utsman bin Affan bin Abil ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi almanaf. Beliau dilahirkan tahun ke enam sesudah perang Gajah. Dalam artian umurnya enam tahun lebih muda dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Masuk Islam setelah mendengar ajakan Abu Bakar as-Shiddiq. Oleh karenanya beliau termasuk sahabat yang pertama masuk Islam dan hijrah dua kali; yang pertama ke negeri Habasyah (Ethiopia) dan yang kedua ke kota Madinah.
Sebelum datang Islam, baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menikahkan putri beliau yang bernama Ruqoyyah dengan Utsman. Di waktu perang Badar, Utsman meminta izin dari Rasul untuk tidak ikut perang karena merawat Ruqoyyah yang sedang sakit, dan baginda Nabi mengizinkan. Namun pada akhirnya Ruqoyyah meninggal dunia, dan di hari pemakamannya datanglah penyeru yang memberi kabar gembira akan kemenangan kaum muslimin di perang Badar. Setiba Rasulullah di Madinah, Utsman diberi hasil rampasan perang, dan beliau tergolong orang yang ikut perang Badar padahal tidak ikut berperang. Bahkan baginda Nabi menikahkannya kembali dengan putri beliau yang bernama Umi kultsum. Oleh karena itu beliau mendapat gelar Dzuu Nuuroini (Sang Pemilik Dua Cahaya).
Ulama berkata: Tidak ada yang menikahi dua putri nabi kecuali Utsman bin Affan. Utsman meriwayatkan beberapa hadits dari Nabi berjumlah 146 hadits.
Ciri sosok Utsman bin Affan
Beliau tidak pendek juga tidak tinggi (sedang), tampan, putih kemerah-merahan, lebat jenggotnya, tulang rahangnya besar,pundaknya lebar, lengannya panjang, rambutnya panjang dan kriting.
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Usamah bin Zaid yang berkata, ”Rasulullh shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruhku untuk datang ke rumah Utsman dan membawakan nampan yang berisi daging. Tatkala aku masuk, aku jumpai Ruqoyyah sedang duduk. Kemudian aku melihat Ruqoyyah dan sesekali aku melihat Utsman. Ketika aku kembali kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda kepadaku, ”Apakah kamu masuk ke dalam rumahnya dan menjumpai mereka berdua?” Aku jawab, “Ya.” Kemudian Rasul bertanya lagi, ”Apakah ada pasangan yang lebih serasi dari keduanya?” Aku jawab , “Tidak ada wahai Rasulullah.”
Ibnu Adi meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha yang berkata, “Tatkala baginda Nabi menikahkan putrinya (Umi Kultsum) Nabi bersabda padanya, “Sesungguhnya calon suamimu orang yang paling mirip dengan kakekmu Ibrahim dan serupa dengan ayahmu (Muhammad).”
Pengangkatan Utsman menjadi kholifah
Sebelum Umar meninggal dunia, beliau menunjuk beberapa sahabat untuk berunding dan menentukan pemimpin atau kholifah. Dan tiga hari sesudah pemakaman umar, terpilihlah Utsman sekaligus pembaiatan beliau. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata “Tatkala Utsman dibaiat, beliau adalah orang yang terbaik diantara kita (kaum muslimin).”
Di waktu pembaiatan Utsman, hadirlah Abdurrahman bin ‘Auf. Beliau memuji kebesaran Allah seraya berkata, “Kami memandang bahwa tidak ada yang diinginkan oleh orang-orang kecuali Utsman.” Dalam riwayat lain, Abdurrahman bin ‘Auf memegang tangan Utsman dan berkata, “Kami membaiat engkau atas sunnah Allah dan sunnah rasul rasulullah serta sunnah dua khalifah sesudahnya (yaitu Abu bakar dan Umar). Sesudah Abdurrahman membaiat, kemudian diikuti oleh kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka semua ridha terhadap Utsman.
Beberapa keutamaan Utsman bin affan
1. Malaikat malu dengan Utsman. Ibnu umar menuturkan dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “ Sesungguhnya para malaikat malu dengan Utsman, sebagaimana mereka malu dari Allah dan rasulNya.”
Zaid bin tsabit berkata: Rasulullah bersabda, “Suatu ketika Utsman lewat di depanku dan malaikat di sampingku berkata, ‘Dia adalah seorang yang akan mati syahid dibunuh oleh kaumnya, sesunggguhnya kami malu (karena iri) dengannya’.”
2. Rasulullah bersabda, “Hendaknya kalian menikahkan putri kalian dengan Utsman, sekiranya aku memilkiki putri yang ketiga niscaya aku nikahkan dengannya dan tidaklah aku menikahkan putriku kecuali dengan wahyu dari Allah.
3. Beliau merupakan salah satu dari 10 sahabat yang mendapat kabar gembira dari rasul akan masuk surga.
4. Beliau adalah sahabat yang gemar bersedekah dan memiliki harta yang banyak.
Diriwayatkan bahwa tatkala kaum muslimin dalam keadaan sulit, Utsman membantu kaum muslimin untuk persiapan perang dengan 950 unta dan 50 kuda.
Beliau juga membeli sumur Ruumah dan menyedekahkannya kepada kaum muslimin. Beliau juga membeli taman di sekeliling masjid Nabawi dan digunakan untuk perluasan.
5. Beliau adalah pemimpin yang sangat merakyat. Hasan Al Basri menuturkan tatkala ditanya tentang orang yang tidur siang di masjid beliau berkata,”Aku melihat Utsman tidur siang di masjid dan waktu itu beliau sebagai seorang kholifah, kemudian beliau bangun dan ada bekas kerikil di badannya kemudian kami berkata, ‘Ini adalah Amirul mukminin 2x.”
6. Beliau adalah orang yang pertama kali memerintah muadzin, untuk adzan dua kali di hari Jum’at tatkala kaum muslimin semakin banyak.
7. Beliau adalah sahabat yang mengumpulkan Al Quran dan kemudian dicetak serta dibagi ke berbagai negri.
Di kepemimpinan Utsman, beliau mampu membuka berbagai kota sebagai perluasan kaum muslimin. Salah satu yang dikabarkan yang sungguh terjadi dalam hadits adalah bahwa beliau akan wafat dalam keadaan terbunuh. Sebagaimana disabdakan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang Utsman, “Allah ridha dengannya, Rasulpun meridhainya.” Banyak sahabat yang menangis tatkala kepergiannya.
BERWUDHU’
Yang dimaksud wudhu adalah menggunakan air yang suci dan mensucikan dengan cara yang khusus di empat anggota badan yaitu, wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki. Adapun sebab yang mewajibkan wudhu adalah hadats, yaitu apa saja yang mewajibkan wudhu atau mandi. Hadats terbagi menjadi dua macam, hadats besar yaitu segala yang mewajibkan mandi dan hadats kecil yaitu semua yang mewajibkan wudhu. Adapun dalil wajibnya wudhu adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” [Al-Maidah : 6]
Fardhu wudhu
Fardhu (rukun) wudhu ada 6 (enam), yaitu : 1. Membasuh muka (termasuk berkumur dan memasukkan dan mengeluarkan air ke dan dari hidung) 2. Membasuh kedua tangan sampai kedua siku, 3. Mengusap (menyapu) seluruh kepala 4. Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki, 5. Tertib (berurutan), 6. Muwalah (tidak diselingi dengan perkara-perkara yang lain).
Sunnah wudhu
Yang termasuk sunnah-sunnah wudhu adalah :
1. Menyempurnakan wudhu
2. Menyela-nyela antara jari-jemari
3. Bersungguh-sungguh dalam memasukkan air ke dalam hidung kecuali bagi yang berpuasa
4. Mendahulukan anggota wudhu yang kanan
5. Bersiwak
6. Membasuh dua telapak tangan sebanyak tiga kali
7. Mengulangi setiap basuhan dua kali atau tiga kali
8. Menyela-nyela jenggot yang lebat.
Tata cara berwudhu
1. Niat berwudhu
2. Membaca basmallah
3. Membasuh dua telapak sebanyak tiga kali
4. Berkumur sebanyak tiga kali, menghirup air ke hidung sebanyak tiga kali, dan menyemprotkan air dari hidung ke sebelah kiri
5. Membasuh muka sebanyak tiga kali. Batasan muka dimulai dari tumbuhnya rambut kepala –menurut kebiasaan- hingga ke bagian ujung dua tulang rahang dan dagu.
6. Membasuh dua tangan beserta siku sebanyak tiga kali. Batasan tangan dimulai dari ujung jari-jari tangan (berikut kuku-kukunya) sampai lengan atas. Sebelum kedua tangan dibasuh, terlebih dahulu menghilangkan sesuatu yang melekat pada keduanya seperti lumpur dan celupan yang tebal yang melekat pada kuku agar air sampai ke kulit.
7. Menyapu seluruh kepala berikut dua telinga sebanyak satu kali sapuan dengan air yang baru dan bukan air dari sisa basuhan tangan. Cara menyapu kepala ialah meletakkan kedua tangan yang sudah dibasahi degan air yang baru pada bagian depan kepala, lalu melintaskan keduanya sampai tengkuk lalu mengembalikan keduanya ke tempat semula, lalu memasukkan dua jari telunjuk kedua lubang telinga dan menyapu bagian luar telinga dengan dua ibu jari.
8. Membasuh dua kaki beserta dua mata kaki sebanyak tiga kali. Mata kaki ialah dua tulang yang menonjol pada bagian bawah betis. Bagi orang yang tangan atau kakinya diamputasi, maka cukup membasuh bagian yang tersisa dari siku atau kaki.
Setelah selesai berwudhu dengan cara-cara tadi, maka arahkanlah pandangan ke langit (atas) dan ucapkanlah doa, sebagaimana yang diriwayatkan dari Rasulullah. Doa yang dibaca Nabi setelah selesai wudhu diantaranya adalah:
Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, allahummaj ‘alnii minattawwaabiinaa waj’alnii minal mutathahhiriin. Subhaanakallahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik
“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah yang Maha Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai bagian dari golongan orang-orang yang (selalu) bertobat serta jadikanlah aku sebagai bagian dari golongan orang-orang yang selalu bersuci. Maha suci Engkau ya Allah. Dengan memuji-Mu, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan dan bertobat kepada-Mu.”
Bingung Menikah
Konsultasi3
From:
Ibnu Salman
dy_athma87@yahoo.com
Message:
Assalamu'alaykum wrwb..
Ustadz yang Dirahmati Allah, saya seorang ikhwan berusia 23 tahun,berkeinginan menikahi seorang akhwat berusia 29 tahun. sebenarnya sayatidak memiliki kendala dan sudah merasa yakin dengan pilihan tersebut karena saya insya Allah yakin bahwa ilmu agama yang dimiliki akhwat tersebut baik dan benar. Kendalanya adalah orang tua yang agak sedikit meragukan keputusan saya memilih akhwat tersebut. Pertanyaan saya ustadz, apa yang sebaiknya saya lakukan menyikapi masalah tersebut? Terimakasih atas jawabannya ustadz..
Wassalamu'alaikum wr wb...
Jawaban:
Wa’alaikumussalam Warahmatullah
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ خَطَبَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ رضى الله عنهما فَاطِمَةَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّهَا صَغِيرَةٌ ». فَخَطَبَهَا عَلِىٌّ فَزَوَّجَهَا مِنْهُ.
Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya yaitu Buraidah bin al Hushayyib, beliau bercerita bahwa Abu Bakr dan Umar pernah melamar Fathimah, putri Nabi. Jawaban Nabi, “Dia terlalu belia”. Ketika Ali melamar Fathimah Nabi menerima dan menikahkan Fathimah dengan Ali [HR Nasai no 3221, Al Albania mengatakan, “Sanadnya shahih”].
Hadits di atas diberi judul bab oleh Nasa’i sebagai berikut:
باب تَزَوُّجِ الْمَرْأَةِ مِثْلَهَا فِى السِّنِّ
“Bab bahwa seorang wanita itu dinikahkan dengan laki-laki yang usianya semisal dengannya” [Sunan Nasai hal498, Maktbah al Ma’arif Riyadh].
Yang dimaksud dengan ‘laki-laki yang usianya semisalnya’ adalah laki-laki yang selisih usianya tidak terlalu jauh.
‘Amr Abdul Mun’im Salim mengatakan, “Hendaknya wali menikahkan putrinya dengan laki-laki yang usianya serasi dengan usianya putrinya, janganlah gadis beliau dinikahkan dengan laki-laki yang lanjut usia (baca:kakek-kakek)” [Adab al Khitbah wa al Zifaf fi al Sunah al Muthahharah hal 46, Maktabah al Dhiya’ Thantha Mesir].
Dalam Hasyiyah Sindi untuk Sunan Nasai disebutkan, “Nabi mempertimbangkan usia Fathimah yang terlalu belia untuk menolak lamaran Abu Bakr dan Umar. Hal ini tidak dijumpai pada Ali sehingga Nabi menikahkan Fathimah dengan Ali. Hadits ini menunjukkan bahwa kesamaan usia atau selisih usia yang tidak terlalu jauh adalah satu hal yang patut dipertimbangkan dalam pernikahan karena hal ini sangat bermanfaat untuk membantu terwujudnya keharmonisan hidup berumah tangga. Memang hal bisa saja tidak dipertimbangkan jika untuk meraih hal yang lebih utama semisal dalam pernikahan Aisyah dengan Nabi”.
Berdasarkan uraian di atas maka selisih usia diantara kalian berdua cukup jauh oleh karena itu pertimbangkanlah hal ini secara lebih mendalam. Namun jika anda sudah berketetapan hati maka kami hanya bisa berpesan bertawakallah kepada Allah dan banyak-banyaklah memohon kepada Allah keharmonisan rumah tangga. Semoga Allah memberkahi pernikahan kalian berdua.
From:
mzrwan
mzrwan@yahoo.com
Message:
Assalamu'alaikum
Bacaan ketika mendengar adzan “Seseorang yang mendengarkan adzan, hendaklah mengucapkan sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin, kecuali dalam kalimat: Hayya ‘alash shalaah dan Hayya ‘alal falaah. Maka mengucapkan: ’Laa
haula wala quwwata Illa billah’. HR. Bukhari: 1/152, Muslim: 1/288. Bagaimana ustadz apabila adzan shubuh ketika mendengar "asshalaatu khairum minannaum" , apa yang harus kita ucapkan ? Syukron Jazakallahu khairan .
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Sebagian orang menjawab kalimat “Asshalatu khoirun minannaum” dengan ucapan “shadaqta wa bararta” yang artinya “anda benar dan anda telah berbuat kebaikan”.
Abdul Karim ar Rafii asy Syafii mengatakan, “Orang yang mendengar suara adzan hendaklah menjawab panggilan adzan dengan menirukan apa yang diucapkan oleh muazin meski orang yang mendengar adzan tersebut dalam kondisi hadats besar ataupun hadats kecil kecuali untuk dua ucapan “Hayya ‘ala Shalah” dan ucapan “Hayya ‘alal Falah”-hendaknya dijawab dengan ucapan “Laa haula wala quwwata illa billah”. Demikian pula, ucapan iqomah-yaitu ucapan “Qod qomatish sholah”-tidaklah ditirukan namun dijawab dengan ucapan ‘Aqamahallahu wa adamaha wa ja’alani min sholihi ahliha”. Begitu pula ucapan Tatswib-yaitu ucapan “Ash sholatu khairun minan naum” dijawab dengan “Shadaqta wa bararta”. Sebagian ulama Syafiiyyah mengatakan bahwa jawaban bacaan Tatswib adalah “Shadaqa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ashsholatu khoirun minan naum” [Fathul Aziz bi Syarhil Wajiz atau disebut juga al Syarh al Kabir karya ar Rafii 3/205].
Dalil bahwa jawaban untuk ucapan ‘qad qomatish sholah’ adalah ‘aqomaha wa adamaha’ ialah sebuah hadits:
عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ أَبِى أُمَامَةَ أَوْ عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّ بِلاَلاً أَخَذَ فِى الإِقَامَةِ فَلَمَّا أَنْ قَالَ قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةُ قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « أَقَامَهَا اللَّهُ وَأَدَامَهَا ».
Dari Syahr bin Hausyah dari Abu Umamah atau dari salah seorang sahabat Nabi, sesungguhnya Bilal mulai mengumandangkan iqomah. Tatkala Bilal sampai pada kalimat ‘qod qomatish sholah’ Nabi menjawab, ‘aqomahallahu wa adamaha’ [HR Abu Daud no 528].
Tentang hadits ini al Hafiz Ibnu Hajar mengatakan,
وَهُوَ ضَعِيفٌ وَالزِّيَادَةُ فِيهِ لَا أَصْلَ لَهَا ، وَكَذَا لَا أَصْلَ لِمَا ذَكَرَهُ فِي " الصَّلَاةُ خَيْرٌ مِنْ النَّوْمِ "
“Hadits tersebut adalah hadits yang berkualitas lemah dan bacaan tambahan –yaitu ucapan “wa ja’alani min sholihi ahliha”- adalah bacaan yang tidak terdapat dalam hadits. Demikian pula bacaan untuk jawaban ‘Ashsholatu khoirun minan naum”-yaitu ‘Shadaqta wa bararta’ adalah bacaan yang tidak terdapat hadits yang mendukungnya” [at Talkhish al Habir 1/412, Syamilah].
Karena tidak terdapat hadits dari Nabi-sebagaimana penjelasan Ibnu Hajar di atas- terkait bacaan khusus untuk ‘Ash sholatu khoirun minannaum’- maka jawaban untuk bacaan tersebut kita kembalikan kepada dalil umum dalam masalah ini sebagaimana yang anda sebutkan dalam teks pertanyaan yaitu mengucapkan sebagaimana yang diucapkan oleh muazin. Sehingga jawaban untuk ucapan ‘Ash sholatu khoirun minannaum’ adalah ‘Ash sholatu khoirun minannaum’.
Kesimpulannya “ucapan ‘haqqan’ atau ‘shadaqta wa bararta’ atau ucapan ‘shadaqa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ash sholatu khoirun minan naum’ sebagai jawaban muazin yang mengucapkan ‘ash sholatu khoirun minannaum’ adalah termasuk bid’ah (baca:ibadah yang tidak pernah Nabi ajarkan) karena yang Nabi ajarkan pada saat itu adalah mengucapkan kalimat sebagaimana yang diucapkan oleh muazin yaitu ‘Ash sholatu khoirun minannaum’ [Shofwah al Bayan fi Ahkam al Iqomah wal Adzan hal 138 karya Abdul Qadir bin Muhammad al Jazairi ta’liq al Albani dan Masyhur Hasan al Salman, terbitan ad Dar al Atsariyyah Yordania, cetakan pertama 1430 h].
Catatan:
Banyak orang mengucapkan ‘Shadaqta wa bararta’ padahal cara baca yang benar menurut bahasa arab adalah ‘shadaqta wa barirta’ [Shofwah al Bayan hal 138].
ISTRI IDAMAN
Asy-Sya'bi menuturkan, Setelah Syuraih menikah dengan seorang wanita bani Tamim, dia berkata kepadaku, "Wahai Asy-Sya'bi menikahlah dengan wanita Bani Tamim karena mereka adalah sebaik wanita."
Aku berkata, " Apa maksudnya?"
Syuraih bercerita, " Aku melewati kampung bani Tamim, aku melihat seorang wanita duduk di atas tikar, didepannya duduk seorang wanita muda yang cantik. Aku minta minum kepadanya."
Wanita itu berkata kepadaku, " Minuman apa yang kamu sukai?"
Aku menjawab, "Seadanya."
Wanita itu berkata, "Beri dia susu. Aku menduga dia orang asing."
Syuraih berkata, "Selesai minum aku melihat wanita muda itu, aku mengaguminya. Aku bertanya kepada wanita itu, "Siapa wanita ini?"
Wanita tersebut menjawab, "Anakku"
Aku bertanya, "Siapa?" ( Maksudnya siapa ayahnya dan darimana asal usulnya).
Ibu itu menjawab, " Zaenab binti Hadhir dari Bani Handzolah."
Aku bertanya, " Dia kosong atau berisi?" ( maksudnya sudah bersuami atau sudah dilamar ).
Ibu itu menjawab, " Kosong".
Aku bertanya, " Kamu bersedia menikahkanku dengannya?".
Ibu itu menjawab, " Ya, jika kamu sekufu' (sepadan)."
Aku meninggalkannya pulang kerumah untuk beristirahat siang sejenak, tetapi aku tidak bisa tidur. Selesai sholat dhuhur aku mengajak beberapa saudaraku dari kalangan orang orang yang terhormat untuk pergi ke rumah wanita itu, dan aku sholat Ashar bersama mereka. Sesampai di rumahnya, ternyata paman wanita tersebut telah menunggu.
Pamannya bertanya, " Wahai Abu Umaiyyah, apa keperluanmu?"
Aku menjelaskan keperluanku, kemudian dia menikahkanku. Orang-orang memberiku ucapan selamat. Kemudian kami bubar. Begitu aku sampai di rumah aku langsung menyesal. Aku berkata dalam hati, "Aku telah menikah dengan keluarga Arab yang paling keras dan kasar." Aku ingat pada wanita wanita Tamim dan kerasnya hati mereka.
Aku berniat menceraikannya, kemudian aku berubah pikiran. Aku akan menggaulinya, mudah-mudahan aku menemukan sesuatu yang aku sukai. Jika tidak, barulah aku cerai.
Beberapa hari setelah itu para wanita Tamim datang mengantarkannya kepadaku. Ketika dia didudukkan di rumah, aku berkata kepadanya, " Istriku, termasuk sunnah adalah jika seorang suami tatkala bertemu dengan istrinya (sebelum berhubungan badan) supaya melakukan sholat dua rakaat dan hendaknya istrinya pun demikian."
Aku berdiri sholat, kemudian aku menengok ke belakang, ternyata dia juga shalat di belakangku. Selesainya melakukan shalat, para pelayannya menyiapkan pakaianku dan memakaikan jubah yang telah dicelup dengan minyak wangi za'faran.
Manakala rumah telah sepi, aku mendekatinya. Aku menjulurkan tangan kearahnya. Dia berkata, " Tetap di tempatmu..!"
Aku berkata kepada diriku, "Sebuah musibah telah menimpaku" Aku memuji Allah dan mengucapkan sholawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dia berkata, "Aku adalah wanita arab. Demi Allah, aku tidak melangkah kecuali untuk perkara yang diridhai oleh Allah. Dan kamu adalah laki-laki asing. Aku tidak mengenal akhlak kepribadianmu. Katakan apa yang kamu sukai, sehingga aku bisa melakukannya dan katakan apa yang kamu benci, sehingga aku bisa menjauhinya."
Aku berkata kepadanya, "Aku suka ini dan ini (Aku menyebut ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan dan makanan-makanan dan lainnya yang aku sukai). Dan aku membenci ini dan ini…"
Dia bertanya, ”Jelaskan kepadaku tentang kerabatmu. Apakah kamu ingin mereka mengunjungimu?"
Aku menjawab, " Aku seorang Hakim, Aku tidak mau mereka membuatku jenuh."
Aku melalui malam yang penuh kenikmatan. Aku tinggal bersamanya selama tiga hari. Kemudian aku pergi ke Majelis pengadilan. Tidak ada hari yang aku lalui tanpa kebaikan darinya.
Satu tahun kemudian. Manakala aku pulang, aku melihat seorang wanita tua yang memerintah dan melarang istriku. Aku bertanya, " Wahai Zaenab, siapa orang ini?"
Dia menjawab, " Ibuku."
Aku berkata kepada mertuaku, " Selamat datang."
Ibu mertuaku berkata, " Wahai Abu Umaiyyah, apa kabarmu?"
Aku menjawab, " Baik, Alhamdulillah?"
Ibu mertuaku bertanya, " Bagaimana istrimu?"
Aku menjawab, " Wanita terbaik dan teman yang menyenangkan. Ibu telah mendidik dan mengajarkan budi pekerti dengan baik kepadanya."
Ibu mertua berkata, "Seorang wanita tidak terlihat dalam suatu keadaan di mana perilakunya paling buruk kecuali dalam dua keadaan. Jika dia telah memperoleh tempat di sisi suaminya dan jika dia telah melahirkan anak. Jika kamu melihat sesuatu yang membuatmu marah darinya maka cambuklah (pukullah). Karena laki-laki tidak memperoleh keburukan di rumahnya kecuali dari wanita yang bodoh lagi manja."
Syuraih berkata, "Setahun sekali ibu mertuaku datang, dia pulang setelah bertanya kepadaku, "Bagaimana menurutmu jika kerabatmu ingin mengunjungimu?"
Aku menjawab, " Terserah mereka."
Dua puluh tahun aku bersamanya. Aku tidak pernah mencelanya atau marah kepadanya kecuali sekali saja, itupun ternyata aku yang salah."
Demikianlah seharusnya seorang suami. Demikian pula seharusnya para istri. Dan demikian pulalah seharusnya ibu-ibu mertua.
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kisah diatas
1. Seorang laki-laki hendaknya bersegera menikah jika hatinya telah mencintai seorang wanita agar tidak terjatuh dalam fitnah.
2. Meneliti keadaan wanita dan keluarganya sebelum menikahinya.
3. Melaksanakan tuntunan Rasulullah saw dalam perkara pernikahan.
4. Menggunakan sarana dialog dan berlemah lembut kepada istri, terlebih di awal-awal pernikahan.
5. Hendaknya seorang istri berpikir jernih, karena hal itu akan membantunya memahami karakter dan sifat suami.
6. Tumbuhkan rasa saling memahami antara suami istri semenjak dimulainya kehidupan berumah tangga sehingga terhindar dari perselisihan dan pertengkaran dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
7. Seorang istri hendaknya memperhatikan ucapan suami dengan sebaik-baiknya agar dapat memahami dan mengerti maksudnya kemudian dapat menunaikan perintahnya dengan baik.
8. Seorang istri wajib mentaati setiap perintah suami selama perintah tersebut tidak menyelisihi perintah Allah swt dan Rasul_Nya.
Jika setiap suami istri menerapkan perilaku yang telah dijelaskan di atas niscaya akan terwujud rumah tangga yang harmonis, suami bahagia dengan istrinya yang shalihah dan bisa membahagiakannya. Seorang suami hendaknya jangan terlalu berlebihan dalam memanjakan istrinya, karena hal itu dapat menjadikan seorang istri menjadi tinggi hati dan bisa jadi menjadikan istri tidak menggubris ucapan suami yang sedang marah kepadanya meskipun dirinya salah. Suami yang bahagia dalam rumah tangganya maka akan sukses dalam pekerjaannya. Wallahu A'lam.
Shalat di Rumah atau di Masjid?
Wanita muslimah harus mendirikan shalat lima waktu tepat pada waktunya, tidak melalaikan atau menunda-nunda karena disibukkan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang tidak pernah habis. Karena shalat merupakan tiang agama, siapa yang menegakkannya berarti dia menegakkan agama, dan siapa yang meninggalkanya berarti dia telah merobohkan agama. Shalat merupakan hubungan antara hamba dan Rabbnya, dimana seseorang akan mendapatkan ketenangan, kekuatan, ketabahan hati, rahmat-rahmat, dan keridhaan dengan shalat. Shalat juga dapat membersihkan noda dosa dan kesalahan-kesalahan.
Akan tetapi Islam telah memberikan keringanan kepada wanita untuk tidak menghadiri shalat jamaah di masjid, tapi pada waktu yang sama Islam juga memperbolehkan wanita keluar rumah menuju masjid untuk mengikuti shalat jamaah. Begitulah yang dilakukan oleh para shahabat wanita yang shalat di belakang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dalil-dalil yang menunjukan kebolehan wanita shalat jamaah di masjid
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Suatu kali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat subuh, lalu ada beberapa wanita muslimah yang mengenakan hijab ikut shalat bersama beliau. Kemudian mereka pulang ke rumah masing-masing dan tak seorangpun mengetahuinya siapa saja wanita-wanita tersebut.” (HR. Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memendekkan shalatnya saat mendengar tangis seorang bayi, karena khawatir akan merisaukan hati ibunya, sebagaimana dalam sebuah hadits, “Sesungguhnya aku sudah masuk dalam shalat, dan aku bermaksud hendak memanjangkanya, lalu aku mendengar suara tangis bayi, maka kupercepat shalatku karena aku menyadari kegalauan hati ibunya karena tangis bayi itu.”
Begitu besar rahmat Allah kepada wanita karena Dia tidak membebaninya kewajiban ikut shalat berjamaah di masjid. Sekiranya Allah membebankannya kewajiban shalat lima waktu di masjid tentu akan sangat menyulitkannya. Dan tentu wanita tidak akan sanggup melaksanakannya. Karena tugas rumah tangga yag harus dipikulnya dalam mengurus rumah, suami dan anak-anaknya membuatnya sulit untuk dapat keluar rumah lima kali sehari bahkan bisa dikatakan mustahil untuk dapat melakukannya. Sekalipun demikian bukan berarti wanita tidak boleh ikut berjamaah di masjid, Islam memberikan kebebasan kepada wanita untuk memilih, shalat di rumahnya yang itu lebih baik baginya atau shalat di masjid. Bahkan Islam melarang suami menghalangi istrinya ketika ia meminta izin untuk pergi ke masjid. Banyak hadits-hadits yang menunjukkan hal ini, diantaranya:
“Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian datang ke masjid, namun rumah mereka lebih baik bagi mereka.”
“Jika salah seorang diantara istri kalian meminta izin untuk pergi ke masjid maka janganlah dia mencegahnya.”
Para shahabat pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melaksanakan ajaran ini yaitu membiarkan atau mengizinkan istri-istri mereka untuk pergi ke masjid. Seperti diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata,”Ada seorang istri Umar yang selalu ikut shalat Subuh dan Isya’ secara berjamaah, lalu ada yang bertanya kepadanya, ‘ Mengapa engkau keluar padahal engkau tahu Umar tidak menyukai hal itu dan dia cemburu?’ Dia bertanya, ‘Apa yang membuat dirinya bisa melarangku?’ Dia meneruskan, ‘Yang menghalanginya adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Demikianlah sudah banyak masjid-masjid yang menjadi saksi kehadiran wanita di situ,untuk shalat menghadiri dakwah kebaikan, mendengarkan nasihat serta bergabung dalam kehidupan muslim secara umum. Wanita merupakan bagian dari masyarakat, tidak dapat terpisah-pisah dari laki-laki termasuk dalam kehidupan sosial. Masjid merupakan sentral cahaya dan petunjuk bagi kaum muslimin dan muslimat.
Ada beberapa nash-nash yang shahih yang menegaskan tentang keikutsertaan wanita dalam kegiatan masjid ini, untuk mengikuti shalat Jumat, shalat Kusuf (gerhana), shalat ‘Idh dan yang lainnya. Hisyam dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umu bin Haritsah menghafal surat Qof dari bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang di bawa di mimbar setiap Jumat, demikian juga Amroh binti Abdurrahman dapat menghafal surat Qof dari bacaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diantara beberapa nash ini ada sebuah riwayat dari Asma’ binti Abu Bakar dia bercerita , “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri untuk menyampaikan khutbah (setelah shalat gerhana) lalu beliau menyebutkan masalah ujian di kubur yang menimpa seseorang. Saat mendengar itu orang-orang muslim menjadi gaduh sehingga aku tidak bisa memahami baiat akhir perkataan Rasulullah. Setelah suara gaduh itu mereda, aku bertanya kepada seorang laki-laki di dekatku, ‘Semoga Allah memberkahimu, apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di bagian akhir sabdanya?’ Orang tua itu menjawab, beliau bersabda, “Telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan mendapatkan cobaan di dalam kubur, dekat dengan cobaan dajjal”.
Demikianlah banyak sekali nash yang tidak mungkin kita sebutkan semua di sini, yang menunjukan kebolehan wanita untuk mendatangi masjid-masjid, hanya saja jika ia hendak keluar ada hal-hal yang harus ia perhatikan sebagai berikut:
-Tidak menimbulkan fitnah
-Tidak boleh memakai wangi-wangian
Jika salah seorang diantara kalian mengikuti shalat ‘Isya’ maka janganlah ia memakai minyak wangi pada malam itu.
-Tidak bersolek
-Memakai pakaian muslimah yang menutup semua auratnya selain muka dan tangan.
Jadi wanita boleh shalat di masjid, para suami atau bapak-bapak tidak boleh melarang. Tapi shalat di rumah lebih baik baginya, mari kita amalkan ajaran islam yang mulia ini.
KEAJAIBAN PENCIPTAAN LABA-LABA
Kita mengetahui bahwa para laba-laba adalah “insinyur-insinyur” pembuat jaring, dengan keajaiban arsitektur dan rekayasanya. Mereka juga merupakan mesin-mesin pembunuh yang memiliki kemampuan untuk: membuat perangkap, membangun sarang di bawah air, memburu mangsa dengan lasso, melepaskan racun, melompat ratusan kali lebih tinggi dari tubuhnya sendiri, membuat benang-benang yang lebih kuat daripada baja dalam tubuhnya sendiri, menyamarkan diri selama berburu. Kita akan menjumpai keajaiban-keajaiban lainnya jika kita mengamati struktur tubuhnya serta sifat-sifat yang dimilikinya.
Banyak keistimewaan pada semua tubuh laba-laba yang menjadi bukti bahwa mereka itu diciptakan, antara lain: sisir-sisir yang berfungsi seperti pabrik tenun, laboratorium-laboratorium penghasil bahan kimia, organ-organ pencernaan yang sangat ampuh, indra yang mampu merasakan getaran yang sangat kecil, taring yang kuat untuk menyuntikan racun, dan lain-lain. Melihat semua sifat ini, laba-laba menjadi pengingkar terhadap teori evolusi dan sekali lagi meruntuhkan hipotesis menggelikan yang bernama kejadian kebetulan.
Mari kita amati organ-organ laba-laba dan keistimewaan-keistimewaannya.
Tubuhnya
Secara mendasar, tubuh laba-laba terdiri dari dua bagian, kepala dan dada yang menyatu (cephalothorax), serta perut. Kepala dan dada memiliki delapan mata, delapan kaki, dua taring bisa dan dua peraba. Pada ujung perut yang lembut dan elastik terdapat cerat pemintal dan lubang-lubang untuk sistem pernafasan. Cephalothorax dan perut dihubungkan oleh batang kecil yang disebut “pedicel”. Tidak ada mahluk lain yang pinggangnya seramping laba-laba. Melalui batang yang ukurannya kurang dari 1 mm ini dilewatkan alat pencernaan, pembuluh-pembuluh darah, pipa-angin, dan sistem syaraf. Kasarnya, terdapat sistem linier khusus yang menghubungkan kedua bagian tubuh laba-laba ini. Saluran-saluran tersebut membentuk suatu hubungan antara mekanisme luar biasa yang ada dalam struktur tubuh laba-laba (kelenjar-kelenjar bisa, kelenjar-kelenjar penghasil sutera, keseluruhan sistem syaraf tubuh, sistem pernafasan, dan sistem sirkulasi darah) dan otak.
Kaki-kaki Yang Berdayaguna
Laba-laba memiliki empat pasang kaki yang membuatnya mampu berjalan dan memanjat bahkan pada kondisi yang paling sulit sekalipun. Tiap-tiap kaki terdiri dari tujuh bagian. Pada masing-masing ujung kaki terdapat rambut-rambut yang disebut sebagai “scopula”. Berkat inilah laba-laba dapat berjalan pada dinding atau dalam keadaan terbalik.
Konstruksi khusus dari kaki laba-laba tidak sekedar membuatnya mampu berjalan di permukaan yang tidak datar. Meskipun matanya tidak melihat dengan baik, karena konstruksi kakinya lah ia dapat bergerak dengan nyaman di malam hari. Beberapa spesies laba-laba hanya dapat mengindra keberadaan cahaya, atau dengan kata lain hanya memiliki 10 persen daya lihat manusia. Namun meskipun demikian, laba-laba dapat membuat jaring dan bergerak di dalam jaring tersebut pada malam hari dengan mudahnya.
Laba-laba berjalan tanpa menginjak bagian-bagian jaring yang lengket, dan hanya menginjak bagian-bagian yang kering. Karenanya pula laba-laba mampu lolos dari kejaran musuh. Meskipun sempat menginjak bagian yang lengket, dan ini pun jarang terjadi, suatu cairan khusus mencegah kaki-kakinya melekat ke bagian lengket. Tiap ujung sisir yang dikenal sebagi cerat pemintal ditutupi oleh ratusan spigot. Sutera cair yang dihasilkan kelenjar-kelenjar dalam perutnya, dikeluarkan dari tubuh melalui cerat ini dan dipintal dalam bentuk sutera.
Kemampuan-kemampuan indera superior
Kecuali laba-laba pelompat, kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan yang buruk, dan hanya dapat melihat dalam jarak dekat. Kelemahan yang sangat tidak menguntungkan mahluk pemburu ini diimbangi oleh sistem peringatan dini yang sensitif.
Sistem peringatan tersebut bekerja berdasarkan indera peraba. Tubuhnya ditutupi rambut-rambut yang sangat sensitif terhadap getaran. Setiap rambut terhubung ke ujung syaraf. Getaran-getaran akibat sentuhan, atau bahkan suara dan bau, merangsang rambut-rambut ini. Getaran rambut-rambut mengaktifkan ujung-ujung syaraf. Syaraf-syaraf ini selanjutnya menyampaikan pesan ini ke otak. Dengan cara ini laba-laba dapat waspada bahkan terhadap getaran paling kecil sekalipun.
Laba-laba tidak dapat mendeteksi keberadaan mangsa yang tidak bergerak. Namun dengan menafsirkan getaran-getaran yang disebabkan mahluk-mahluk hidup, ia dapat mendeteksi posisi korban di dalam jaringnya. Jika tidak sepenuhnya yakin akan posisi mangsanya, ia memastikannya dengan jalan mengetuk-ngetuk dan dengan menggoyangkan jaringnya. Dari getaran-getaran yang dihasilkan, ia dapat menentukan lokasi mangsanya.
Jika seekor laba-laba kehilangan sebuah kakinya, beberapa lama kemudian akan tumbuh penggantinya. Kaki yang baru lebih pendek dari kaki asalnya. Laba-laba tersebut tidak menggunakan kaki ini untuk berjalan, bahkan tidak membiarkannya menyentuh tanah. Fakta menunjukkan bahwa laba-laba dapat berjalan dengan nyaman walau hanya dengan setengah jumlah kakinya, yakni empat kaki saja. Satu-satunya alasan bagi tumbuhnya kaki baru ini, meskipun pendek, adalah kebutuhannya akan rambut-rambut penginderanya.
Taring-taring Pemompa Racun
Laba-laba memiliki dua taring ampuh di depan matanya. Taring-taring ini merupakan senjata yang digunakan laba-laba untuk berburu dan mempertahankan diri. Di belakang masing-masing taring terdapat kelenjar bisa yang menyemprotkan racun maut. Jika laba-laba ingin membuat mangsanya tak berkutik, ia menancapkan taringnya ke tubuh mangsanya. Kemudian memompakan bisanya ke tubuh korbannya melalui lubang-lubang di taringnya.
Laba-laba juga menggunakan alat maut yang menakutkan ini untuk membangun sarangnya dan untuk mengangkat benda-benda kecil. Di sisi kedua taring terdapat alat peraba yang disebut pedipalp. Laba-laba menggunakannya untuk memeriksa korban yang tertangkap dalam jaring.
Susunan kimia bisa laba-laba ampuh untuk membunuh serangga. Agar tidak membahayakan, bisa ini disimpan di tempat yang terisolasi secara khusus. Taring laba-laba juga sangat fungsional. Mekanisme pemompaan bisa yang terletak di dalam taring tajam ini memudahkan pemindahan bisa ke tubuh korban. Dengan demikian, taring ini berfungsi sebagai senjata kimia sekaligus sebagai senjata fisik. Hal ini sekali lagi menunjukkan bahwa setiap bagian tubuh laba-laba memiliki perencanaan yang khusus, yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep-konsep kebetulan, mutasi, atau mekanisme evolusioner khayal lainnya.
Pelumpuhan Mangsa Dan Sistem Pencernaan
Laba-laba membungkus rapat binatang-binatang yang tertangkap dalam jaringnya dengan benang khusus. Benang ini dibuatnya setelah korban benar-benar terjerat pada jaringnya. Selanjutnya, ia menancapkan taringnya dan menyuntikkan bisanya untuk membunuh mangsanya.
Laba-laba hanya dapat mencerna cairan. Partikel kecil yang lebih dari seperseribu milimeter disaringnya dengan rambut-rambut di sekitar mulutnya. Maka laba-laba harus mencairkan jaringan tubuh serangga sebelum dapat mencernanya. Karena itulah laba-laba membagi-bagi jaringan tubuh mangsanya dengan enzim-enzim pencerna. Setelah cukup encer, dihisapnya cairan ini dengan sistem penghisap yang sangat kuat. Sebagai contoh, setelah membunuh seekor lebah, laba-laba Misumenoides Formosiges membuat dua lubang. Satu di kepala atau leher, dan yang lainnya di perut. Kemudian ia menghisap habis cairan dalam tubuh lebah tersebut melalui lubang-lubang ini.
Laba-laba mencampur jaringan yang dihisapnya dengan cairan pencerna di dalam tubuhnya. Ketika gaya vakum dalam tubuh korban melewati kekuatan hisapnya, laba-laba mengendorkan otot-otot penghisap di sekitar perutnya. Ini memberi peluang bagi cairan pencerna dari tubuh laba-laba untuk masuk ke bagian lain dari tubuh lebah serta melarutkannya. Kemudian laba-laba menghisap pada lubang lain di bagian perutnya. Rotasi penghisapan terus berjalan hingga tubuh laba-laba menjadi kosong sama sekali. Selain sebagai sumber makanan, tubuh lebah tersebut juga menjadi bagian dari sistem pencernaan laba-laba - sebagai sistem tambahan sementara. Akhirnya, tubuh lebah menyerupai cangkang telur yang kosong; tak ada yang tersisa kecuali cangkangnya.
Serangga bukanlah satu-satunya mangsa laba-laba. Katak, tikus, ikan, ular, atau burung kecil bisa menjadi korbannya. Laba-laba yang dikenal sebagai “laba-laba burung” bahkan cukup ampuh untuk menangkap dan mencerna kelinci dan anak ayam.
Laba-laba Yang Berjalan Di Air
Laba-laba air memiliki struktur tubuh khas yang memungkinkannya berjalan di atas air. Pada tiap ujung kaki laba-laba terdapat jalinan tebal beludru yang terdiri dari rambut-rambut yang berlapiskan lilin anti-air. Ini memungkinkannya berjalan di atas air tanpa tenggelam. Daya apungnya sedemikian tinggi sehingga dapat berjalan nyaman di atas air meskipun berat tubuhnya 25 kali lebih besar lagi.
Ketika berjalan di atas air, laba-laba air menggunakan kaki belakangnya sebagai kemudi. Kaki tengahnya untuk bergerak, sedangkan kaki depannya yang lebih pendek untuk menangkap mangsa. Laba-laba air bergerak demikian cepat sehingga dengan tiba-tiba dapat melompat kedepan sejauh satu meter di atas permukaan air. Artinya, ia bergerak secepat perahu-motor. (Harun Yahya, Menjelajah Dunia Laba-laba)
UMUR PULUHAN TAHUN, PAHALA RIBUAN TAHUN
Umur menjadi tolak ukur diri kita akan termasuk ke dalam golongan orang yang beruntung ataukah merugi. Karenanya Allah dalam Al Quran bersumpah menggunakan Waktu Fajar, Dhuha, Subuh, dan Malam, agar kita mengetahui nilainya dan supaya kita tidak melakukan suatu amalan kecuali amal kebaikan saja. Umur kita ini, jika kita tanam di dalamnya suatu kebaikan, maka kita akan termasuk golongan orang-orang yang diseru Allah di dalam firman-Nya:
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
"Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (QS. Al Haqqah:24)
Namun jika kita menanam amalan kesia-siaan, dan kemaksiatan maka akan diserukan kepada kita:
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun” (QS. Fathir: 37)
Problem Besar
Problem besar setiap manusia adalah umurnya terbatas hanya beberapa tahun dan beberapa hari saja, dan bahkan terkadang tinggal sekejap saja. Tidak bisa ditambah meski hanya sedetik. Umur kita sebagai sangatlah ringkas dibanding dengan umur umat sebelum kita. Mereka memiliki umur ratusan tahun, sementara umur kita sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ، وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذلِكَ
“Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun. Sedikit mereka yang bisa melampaui itu.” (Hadist Hasan riwayat Turmudzi)
Tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali harus pandai menginvestasi umur kita dengan amalan-amalan yang berlipat pahalanya. Umur pendek, namun amalan laksana umur ribuan tahun.
Amalan yang memperpanjang umur
1. Selalu berharap pahala pada setiap perkatan dan perbuatan
Dalam tidur, makan, minum, bekerja, bahkan mencari nafkah sekalipun niatkan mendapatkan pahala Allah semata. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Sa’d bin Abi Waqqas, “Sungguh tidaklah engkau mencari nafkah karena mencari ridha Allah melainkan engkau akan diberikan pahala karenanya, hingga saat engkau berhubungan badan dengan istri (engkau juga akan mendapatkan pahala juga).” (HR. Bukhari)
2. Silaturahmi
Dari Abdullah bin Mas’ud ra bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِلَةُ الرَّحِمِ تَزِيدُ فِي الْعُمُر
“Silaturahmi akan memanjangkan umur.” (Shahih Jami’)
3. Berakhlak yang baik
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي مِيْزَانِ الْعَبْدِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam mizan (timbangan) seorang hamba di hari kiamat dari akhlak yang baik.” (HR. Ahmad dishahihkan Al Albany)
Dan bahkan seseorang yang berakhlak mulia akan mendapatkan pahala orang yang di siang hari berpuasa dan malam harinya shalat malam, sebagaimana sabda Rasulullah:
إِنَّ المُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصّائِمِ الْقَائِم
“Sungguh seorang mukmin karena akhlak baiknya, akan mendapatkan derajat orang yang puasa dan shalat malam.” (Shahih Sunan Abu Dawud dari riwayat ‘Aisyah)
4. Berbuat baik kepada tetangga
Rasulullah bersabda, “Silaturahmi, berakhlak yang baik, dan berbuat baik kepada tetangga akan memakmurkan rumah, dan memperpanjang usia.” (Shahih Jami’ dari riwayat ‘Aisyah)
Dikatakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ada seorang wanita yang senang bangun malam, berpuasa di saing harinya, beramal dan bersedekah namun menyakiti tetangga melalui lisan (perkataannya). Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada kebaikan padanya, dan wanita itu termasuk penduduk neraka.” (HR. Ahmad, Al Bazar, dan Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, serta Hakim. Dia berkata: Sanadnya shahih)
5. Shalat jamaah di masjid
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَرْدِ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَة
“Shalat Jamaah lebih utama dari pada shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Seandainya ada dua orang yang meninggal dengan satu usia tertentu, sementara orang pertama terbiasa shalat fardhu sendirian di rumahnya sepanjang hidup, sedang yang kedua terbiasa shalat jamaah di masjid maka total pahala antara keduanya sangat jauh sekali perbedaannya. Karena orang kedua memiliki total pahala dua puluh tujuh kali lipat dari yang pertama.
6. Keluar pergi ke masjid dalam keadaan suci
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّراً إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ
“Barang siapa yang keluar rumah untuk menunaikan shalat fardhu (di masjid) dalam keadaan suci, maka pahalanya laksana pahala orang haji yang memakai pakaian ihram.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Al Albany)
7. Memperbanyak shalat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
Satu shalat di masjidil haram lebih utama dari seratus ribu shalat di masjid lain. Maka dua rakaat shalat yang dikerjakakan di masjidil haram laksana pahala shalat yang ditunaikan selama 46 tahun di selainnya, dan sepuluh rakaat di masjidil haram pahalanya adalah pahala satu juta rakaat shalat di tempat selainnya.
8. Shalat sunnah di rumah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat sunnahnya seseorang saat tidak diketahui orang lain sebanding dengan shalatnya saat diketahui orang lain sebanyak dua puluh lima.” (Shahih Jami’ dari Shuhaib)
9. Shalat Isya’ dan Shubuh berjamaah
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu anhu berkata, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa yang shalat isya berjamaah seakan ia shalat separuh malam, dan siapa yang shalat isya dan subuh berjamaah seakan ia shalat sepanjang malam.” (HR. Bukhari Muslim)
10. Datang ke masjid untuk belajar maupun mengajar ilmu agama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لاَ يُرِيدُ إِلاَّ أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْراً أَوْ يُعَلِّمَهُ «يَعْمَلَهُ» كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامّاً حَجَّتُهُ
“Siapa yang pergi ke masjid dan tidak bermaksud melainkan untuk belajar maupun mengajar kebaikan maka pahalanya seperti pahala orang yang haji yang sempurna ibadah hajinya.” (HR. At Tabrany dishahihkan oleh Al Albany)
Masih banyak amalan-amalan lain yang berlipat ganda pahalanya, seperti shalat dhuha, ibadah haji, umrah di bulan ramadhan, menjawab ucapan muadzin, puasa Syawal, puasa baidh, puasa Arafah, Lailatul Qadar, membaca al Quran, membaca tasbih dan istighfar, bersedekah dan sebagainya. Semoga Allah memperpanjang umur kita dengan amalan-amalan yang berlipat ganda. Amiin. Abu Al Laits
MENGONTROL KOLESTEROL DALAM TUBUH
Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah, dapat dilakukan dengan melakukan tes di laboratorium setelah puasa lebih kurang 10 jam. Selain rutin melakukan pemeriksaan laboratorium, kolesterol juga bisa dikendalikan dengan menerapkan gaya hidup yang sehat. Di antaranya menjaga berat badan yang seimbang. Kegemukan juga salah satu faktor risiko lain diabetes, hipertensi, yang pada taraf selanjutya meningkatkan risiko PJK. Berat badan dikatakan ideal bila berat badan untuk tinggi badan tertentu secara statistik dianggap paling baik untuk menjamin kesehatan.
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
berat badan (kg)
IMT = --------------------------------------------------
Tinggi badan (m) X Tinggi badan (m)
--------------------------------------------------------------------------------------
Status Gizi Kategori IMT
--------------------------------------------------------------------------------------
Kurus Kekurangan berat badan tingkat BERAT < 17
Kekurangan berat badan tingkat RINGAN 17 - 18,4
--------------------------------------------------------------------------------------
Normal 18,5 - 25
--------------------------------------------------------------------------------------
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat RINGAN 25,1 - 27
Kelebihan berat badan tingkat BERAT > 27
KANDUNGAN KOLESTEROL DALAM MAKANAN
A. Jenis makanan yang aman dikonsumsi karena kadar kolesterol yang rendah
NO Jenis Makanan Kadar Kolesterol
(mg/10gr) kategori
1 Putih telur ayam 0 sehat
2 Teripang 0 sehat
3 Susu non fat 0 sehat
4 Daging ayam/bebek tanpa kulit 50 sehat
5 Ikan air tawar 55 sehat
6 Daging sapi pilihan 60 sehat
7 Daging kelinci 65 sehat
8 Daging kambing tanpa lemak 70 sehat
9 Ikan ekor kuning 85 sehat
B. Jenis makanan yang boleh dikonsumsi sekali-sekali
NO Jenis Makanan Kadar Kolesterol
(mg/10gr) kategori
1 Daging asap 98 Sekali-sekali
2 Iga sapi 100 Sekali-sekali
3 Daging sapi 105 Sekali-sekali
4 Burung dara 120 Sekali-sekali
5 Ikan bawal 120 Sekali-sekali
C. Jenis makanan yang perlu diperhatikan untuk dikonsumsi karena kadar kolesterol yang cukup tinggi
NO Jenis Makanan Kadar Kolesterol
(mg/10gr) kategori
1 Daging sapi berlemak 125 Hati-hati
2 Gajih sapi 130 Hati-hati
3 Gajih kambing 130 Hati-hati
4 Keju 140 Hati-hati
5 Sosis daging 150 Hati-hati
6 Kepiting 150 Hati-hati
7 Udang 160 Hati-hati
8 Kerang 160 Hati-hati
9 Siput 160 Hati-hati
10 Belut 185 Hati-hati
D. Jenis makanan yang berbahaya untuk dikonsumsi karena kadar kolesterol yang tinggi
NO Jenis Makanan Kadar Kolesterol
(mg/10gr) kategori
1 Santan 185 Berbahaya
2 Susu sapi 250 Berbahaya
3 Susu sapi kream 280 Berbahaya
4 Cokelat 290 Berbahaya
5 Margarine/mentega 300 Berbahaya
6 Jeroan sapi 380 Berbahaya
7 Kerang putih/tiram 450 Berbahaya
8 Jeroan kambing 610 Berbahaya
E. Jenis makanan yang pantang untuk dikonsumsi karena kadar kolesterol yang sangat tinggi
NO Jenis Makanan Kadar Kolesterol
(mg/10gr) kategori
1 Cumi-cumi 1170 pantang
2 Kuning telur ayam 2000 pantang
3 Otak sapi 2300 pantang
4 Telur burung puyuh 3640 pantang
(Disadur dari berbagai sumber)
Lelaki Penggoda
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Khalifah Umar bin al Khattab ketika beronda di kota Madinah mendengar seorang perempuan yang menyanyikan beberapa bait syair diantaranya adalah:
Adakah jalan untuk meminum khamar#
Adakah jalan untuk bersua dengan Nasr bin Hajaj#
Mendengar hal tersebut, beliau lantas memanggil lelaki yang disebut-sebut dalam bait di atas. Ternyata dia adalah seorang pemuda yang ganteng (sehingga menggoda banyak wanita). Akhirnya beliau gundul pemuda tersebut (agar tidak terlihat ganteng). Ternyata setelah digundul pemuda tersebut malah semakin tambah ganteng. Akhirnya beliau buang pemuda tersebut ke Basrah agar tidak banyak wanita yang tergoda dengan kegantengannya”.
Muhaqqiq ٍSyarh Siyasah Syar’iyyah mengatakan, “Diriwayatkan oleh Ibnu Saad 3/285 dengan sanad yang sahih”.
Sumber: Syarh Siyasah Syar’iyyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin taqdim Syaikh Muhammad Hassan tahqiqi Shalah al Said hal 387, Maktbah Fayyadh Manshurah Mesir, cetakan pertama 1426 H.
Redaksi yang ada dalam al Thabaqat al Kubro karya Ibnu Saad adalah sebagai berikut:
Dari Abdullah bin Buraidah al Aslami, beliau mengatakan, “Saat Umar bin al Khattab beronda pada suatu malam tiba-tiba beliau mendengar seorang perempuan yang mengatakan:
Adakah jalan untuk meminum khamar#
Adakah jalan untuk bersua dengan Nasr bin Hajjaj
Ketika pagi tiba beliau bertanya-tanya tentang siapakah laki-laki yang bernama Nasr bin Hajjaj. Ternyata dia adalah seorang dari Bani Sulaim.
Beliau lantas mengutus seseorang untuk memanggil orang tersebut. Ternyata dia adalah seorang laki-laki yang sangat menawan rambutnya dan wajahnya pun nampak sangat bercahaya. Khalifah Umar lantas memerintahkan untuk mencukur habis rambut kepalanya. Setelah rambutnya dipangkas habis, dahinya nampak menonjol keluar. Jadilah lelaki tersebut semakin ganteng. Umar pun memerintahkan orang tersebut agar mengenakan sorban. Setelah memakai sorban orang malah tambah ganteng.
Akhirnya Khalifah Umar mengatakan, “Demi Allah, zat yang jiwaku ada di tangan-Nya aku tidak mau satu daerah dengan orang tersebut”. Beliau lantas memerintahkan orang tersebut agar memperbaiki diri dan memerintahkannya agar pergi ke Basrah.
Dari Abdulah bin Buraidah al Aslami, beliau bercerita, “Suatu malam Umar bin al Khattab keluar dari rumahnya. Di jalan beliau menjumpai beberapa wanita yang sedang ngobrol. Ternyata beberapa diantara mereka ada yang bertanya, ‘Siapakah penduduk Madinah yang paling ganteng?”. Salah satu wanita diantara mereka mengatakan, “Abu Dzi’b-lah orangnya”.
Ketika pagi tiba Umar bertanya-tanya tentang siapakah gerangan lelaki yang bernama Abu Dzi’b, ternyata dia adalah seorang lelaki dari Bani Sulaim. Ketika Khalifah Umar melihat tampangnya ternyata dia adalah laki-laki yang sangat ganteng. Umar pun berkata kepadanya, “Demi Allah, kamulah yang menggoda mereka para perempuan”. Demikian beliau katakan dua atau tiga kali. Lantas beliau mengatakan, “Demi Allah, zat yang jiwaku ada di tangan-Nya aku tidak mau satu daerah dengan orang tersebut”.
Orang tersebut mengatakan kepada Khalifah Umar, “Jika engkau hendak membuangku maka buanglah aku ke tempat engkau membuang anak pamanku yaitu Nasr bin Hajaj al Sulami”. Khalifah Umar lantas memerintahkannya agar memperbaiki diri lalu membuangnya ke Basrah”.
Sumber: Al Thabaqat al Kubro Ibnu Saad 3/285, terbitan Dar Shadir Beirut.
Ibnu Utsaimin mengatakan, “Umar lalu membuang orang tersebut ke Basrah supaya para wanita tidak tergoda karena dirinya. Jika ada yang bertanya, ‘Tidakkah Umar khawatir wanita-wanita Basrah tergoda dengannya?’ jawabannya, ‘Tentu saja khwatir aka tetapi kemungkinan besar Umar melihat bahwa orang tersebut sudah bertaubat, kondisi keagamaannya pun sudah membaik dan dia telah menjauhi berbagai perbuatan yang menyebabkan para wanita tergoda” [Syarah Siyasah Syar'iyyah hal 388].
Petikan Pelajaran:
Kisah di atas menunjukkan boleh menjadikan gundul kepala sebagai hukuman sehingga apa yang dilakukan di banyak pesantren yaitu menghukum santri yang melanggar aturan yang ada dengan menggundul kepalanya adalah tindakan yang berdasarkan sunnah Umar.
Diantara bentuk hukuman yang dibenarkan adalah hukuman dengan cara pengasingan. Agak semisal dengan hukuman pengasingan adalah hukuman penjara yang punya efek jera. Itulah penjara yang menyebabkan orang yang dihukum berada dalam keterasingan, bukan penjara yang menyebabkan seorang penjahat mendapatkan tambahan kolega dan guru dalam dunia kejahatan.
Di antara kewajiban penguasa adalah memikirkan dan menelurkan berbagai kebijakan dalam rangka melindungi akhlak dan moral rakyat, bukan malah membuat kebijakan yang pro pengrusakan moral. Lihatlah bagaimana Umar di pagi harinya langsung melakukan tindakan terhadap laki-laki yang menyebabkan banyak wanita yang tergila-gila kepadanya.
Di antara keteladan yang diberikan oleh Khalifah Umar yang patut dicontoh oleh para penguasa adalah melihat sendiri kondisi real di bawah dan tidak merasa cukup dengan laporan yang diberikan oleh pejabat di bawahnya. Adalah kebiasan Umar, ronda malam seorang diri untuk mengecek kondisi rakyat, apa yang sedang terjadi di akar rumput. Dengan cara ini, politik ‘pencitraan’ bisa dihilangkan. Itulah upaya pejabat bawahan yang ingin memberikan citra bahwa kondisi masyarakat itu baik, sejahtera, terlayani dan seterusnya padahal itu sekedar sandiwara.
Di antara buah ditegakkannya aturan-aturan semaksimal mungkin adalah terwujudnya rasa aman. Dalam kisah di atas, Umar berjalan sendirian melintasi lorong-lorong kota Madinah tanpa merasa khawatir adanya para pelaku kejahatan. Umar berkeliling untuk ronda seorang diri tanpa perlu kawalan PASPAMRES. Kondisi semisal di atas sangatlah sulit untuk kita temukan di zaman ini.
Wanita itu bisa tergoda mati-matian dengan seorang laki-laki sebagaimana laki-laki yang gila-gilaan mencintai seorang wanita. Sungguh manusia itu sangat lemah dengan godaan lawan jenis.
Sungguh benar firman Allah,
وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
“Dan manusia dijadikan bersifat lemah” (QS an Nisa:28).
عن ابن طاوس، عن أبيه: { خُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا } أي: في أمر النساء،
Ketika menjelaskan potongan ayat di atas, Thawus mengatakan, “Manusia (baca:laki-laki) itu lemah jika terlibat urusan dengan wanita”.
وَقَالَ وَكِيْع: يَذْهَبُ عَقْلُهُ عِنْدَهُنَّ
Sedangkan Waki’ mengatakan, “Akal sehat seorang laki-laki itu tiba-tiba hilang ketika dia tergoda wanita” [Tafsir Ibnu Katsir ketika menjelaskan ayat di atas].
Lihatlah seorang laki-laki yang sangat gagah perkasa tiba-tiba berubah menjadi lemah tidak berdaya bagaikan anak kecil ketika dia berada di hadapan wanita sangat-sangat dia cintai. Sungguh sering kita saksikan laki-laki yang melakukan berbagai hal yang tidak sejalan dengan akal sehat gara-gara sedang terjangkit virus ‘merah jambu.’
Demikian pula wanita yang sedang tergoda seorang pria sebagaimana bisa kita simak dalam kisah di atas.
Kisah di atas adalah dalil yang cukup jelas menunjukkan tidak ada aturan bercadar bagi laki-laki. Seandainya laki-laki itu dituntukan untuk bercadar dalam kondisi tertentu tentu kita yakin bahwa Umar akan memilih hukuman bercadar untuk laki-laki yang ada dalam kisah di atas. Ternyata yang dipilih oleh Khalifah Umar adalah hukuman gundul dan pengasingan. Ini menunjukkan tidak adanya tuntunan bercadar bagi laki-laki.
Adz Dzahabi bercerita bahwa yang menghadiri majelis pengajian Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Ahmad bin al Hasan al Mishri adalah laki-laki dan wanita. Ketika mengisi pengajian beliau mengenakan burqo (kain penutup seluruh wajah, termasuk mata). Hal ini beliau lakukan karena khawatir adanya orang baik laki-laki maupun wanita yang tergoda dengan beliau karena demikian indah paras wajah beliau [Siyar A’lam al Nubala jilid 15 hal 381]. Apa yang dilakukan oleh Abul Hasan al Mishri ini tidaklah tepat berdasarkan kisah di atas.
LUAS WILAYAH NUSANTARA INDONESIA
Betapa dahsyatnya produk dakwah para dai dan wirausahawan masa lalu, mampu menjangkau wilayah yang sangat luas.
Di bawah pengaruh Islam terbentuk rasa nasionalisme yang tumbuh berkembang di wilayah Nusantara Indonesia dari barat Sabang dan Timur Merauke. Di utara Kepulauan Talaud, di selatan Pulau Rote. Wilayah Nusantara yang demikian, sama panjangnya dari Inggris melampaui Eropa hingga Irak. Batas barat Nusantara Indonesia adalah Sabang berada di Greenwich London. Batas timurnya, Merauke berada di Baghdad Irak. Batas utaranya, Kepulauan Talaut berada di Jerman. Sedangkan batas selatannya, Pulau Rote berada di Aljazair.
Di wilayah seluas Nusantara Indonesia yang demikian itu, matahari harus terbit sampai tiga kali. Dampaknya menimbulkan perbedaan tiga waktu: Waktu Indonesia Timur (WIT) matahari terbit lebih awal dua jam dari pada Waktu Indonesia Barat (WIB). Sedangkan Waktu Indonesia Tengah (WITA), matahari terbit satu jam lebih dahulu daripada Waktu Indonesia Barat (WIB).
Betapa dahsyatnya produk dakwah para dai dan wirausahawan masa lalu, mampu menjangkau wilayah yang sangat luas. Jika kita bandingkan antara luas wilayah negara-negara di Eropa dengan provinsi atau pulau di Nusantara Indonsia adalah sebagai berikut:
Inggris Raya 244.046 km2
Romania 237.500
Yunani 131.944
Sumatera dan Pulau sekitarnya 473.605,9
Perancis 547.026 km2
Spanyol 504.782
Swedia 449.964
Kalimantan Indonesia 549.424.53
Jerman 346.784 km2
Norwegia 386.64
Polandia 312.677
Italia 301.225
Irian Jaya atau Papua 421.951
Swiss 41.280 km2
Denmark 43.069
Belanda 41.160
Belgia 30.513
Austria 83.853
Portugal 92.082
Pulau Jawa dan Madura 132.174.1
Provinsi Jawa Barat 44.170
Provinsi Jawa Tengah 34.966
Provinsi Jawa Timur 47.921.98
Vatikan 0.44 km2
Monako 1.81
Luksemburg 2.586
DI Yogyakarta 3.142
Batas luas laut menurut Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957, adalah 3.200.000 km2, sehingga luas wilayah Indonesia daratan, 2.000.000 km2 dan lautannya 3.200.000 km2 menjadi 5.200.000 km2.
Di wilayah Nusantara Indonesia yang demikian luas ini, mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam. Karena pengaruh ajaran Islam, pada masa penjajahan Kerajaan Protestan Belanda, rakyat yang tertindas tumbuh kesadarannya: rasa memiliki kesamaan sejarah, dan rasa tanggung jawab terhadap tanah air, bangsa dan agama. Terutama karena dibangkitkan kesadaran Islam dengan Sumpah Syahadatnya. Menjadikan berani memberikan jawaban yang tepat terhadap tantangan penjajah.
Di tengah wilayah yang demikian luas ini pula, Ulama dan Santri mampu menumbuhkan kesadaran nasionalisme dan patriotisme. Cinta dan membela tanah air dan bangsa serta agama Islam. Tindakan yang terakhir ini, membela agama Islam, sebagai jawaban terhadap penjajah yang melancarkan gerakan pemurtadan. Pada saat itu, disebut dengan Politik Kristenisasi. Dilaksanakan oleh Missi Katolik dan Zending Protestan yang membantu penjajahan Barat.
Perjuangan dakwah umat Islam sebagai mayoritas bangsa Indonesia menjadikan bangsa Indonesia memiliki kesamaan Bendera Merah Putih sebagai Bendera Rasulullah saw. Memiliki bahasa kesatuan perjuangan, Bahasa Indonesia semula sebagaia Bahasa Melayu Pasar dan Bahasa Diplomatik pada masa kekuasaan politik Islam atau kesultanan. Dan memiliki kesadaan satu nusa Indonesia. Pada masa penjajahan Barat, rakyat menjadikan Islam sebagai symbol kesatuan dan persatuan.
Semula ini terjadi sebagai kelanjutan sejarah bangsa Indonesia yang diletakkan fondasi sejarahnya oleh para Ulama dan Santri serta wirausahawan. Berjuang dengan penuh keikhlasan secara estafet sejak masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke-1 H/7M.
SAGANA (SANTRI SIAGA BENCANA) PONDOK PESANTREN HAMALATUL QURAN
Seiring dengan dampak letusan Gunung Merapi yang makin dahsyat maka sebagai wujud keprihatinan terhadap musibah tersebut, civitas Pondok Pesantren Hamalatul Quran membentuk badan otonom dengan nama SAGANA akronim dari Santri Tanggap Bencana. Badan otonom ini diharapkan tidak hanya berperan dalam bencana Merapi kali ini saja melainkan kelak dapat berperan pada bencana-bencana lainnya di masa yang akan datang di seluruh Indonesia bahkan diharapkan pula dapat menginspirasi Pondok Pesantren lain untuk membentuk badan serupa sehingga peran serta Pondok Pesantren terhadap penanganan bencana terlihat lebih nyata.
Untuk penanganan bencana Merapi, setelah melakukan observasi lapangan dan pemetaan masalah maka SAGANA HAMALATUL QURAN hendak melakukan salah satu bagian dalam trilogi disaster management yakni rescue, relife, dan recovery. Rescue sudah dilakukan oleh tim SAR dan relawan lainnya demikian pula recovery yang akan menjadi program pemerintah melalui BNPB setelah status tanggap darurat berlalu, maka SAGANA akan mengambil peran pada relife dengan mencoba membantu membangkitkan gairan hidup dan motivasi pribadi korban bencana Merapi melalui serangkaian aksi yang meliputi:
A. Pendampingan Ibadah Pengungsi di Maguwoharjo
Jumlah pengungsi di Maguwoharjo berjumlah sekitar 36.000 jiwa yang 85 % diantaranya adalah muslim. Tentunya selain logistik fisik yang diperlukan, santapan rohani pun mereka dahagakan. Sarana minimal untuk mengisi kebutuhan rohani para pengungsi salah satunya adalah melalui shalat berjamaah. Di pengungsian tersebut terdapat 5 mushola dengan daya tampung rata-rata tiap mushola adalah dua ratus orang. Bersama relawan muslim lainnya, SAGANA bertugas memakmurkan mushola-mushola tersebut melalui kegiatan shalat berjamaah, shalat jumat, shalat ied, pengajian, TPA, penyaluran hewan kurban, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
B. Penyaluran Logistik
Dampak bencana Merapi sangat dirasakan oleh 4 Kabupaten yakni Sleman, Klaten, Boyolali, dan Magelang dengan total pengungsi ada sekitar 390.000 orang. Di tiap-tiap kabupaten terdapat barak-barak pengungsian yang ukuran serta fisilitasnya bervariasi. Oleh karena itu, untuk meringankan beban para pengungsi maka SAGANA HAMALATUL QURAN melakukan penyaluran logistik meliputi sembako, tikar, selimut, perlengkapan mandi, pakaian dalam pria dan wanita, serta pembalut wanita. Di antara tempat-tempat penyaluran logistik itu adaah poso utama di daerah stadion Maguwoharjo Seman, Ngluwar Muntilan Magelang, Jogonalan dan GOR Klaten, dan Mertoyudan, Salam, dan Sabuwono Magelang. Selain itu disalurkan juga bantuan kepada wali-wali santri Pesantren Hamalatul Quran yang terkena dampak erupsi Merapi.
C. Pendirian Posko Pengumpulan Bantuan
Untuk menampun segala macam bantuan dari para donatur, maka akan didirikan posko pengumpulan bantuan di beberapa lokasi yaitu di Pondok Pesantren Hamalatul Quran di daerah Kasihan Bantul dan Kantor Nur Ramadhan di Jl. Monjali, Sleman.
MASJID NABAWI Mahakarya Arsitektur Islam Modern
Masjid Nabawi adalah salah satu masjid terpenting yang terdapat di kota Madinah, Negara Arab Saudi, karena dibangun oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di dalam masjid ini terletak makam Rasulullah beserta shahabatnya, yakni Abu Bakar Ash Shidiq dan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhuma. Masjid Nabawi merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram di Makkah.
Arsitektur masjid yang dibangun pada tahun pertama hijriyah ini memang sangat indah, baik dari kaligrafi yang ada, struktur tiang bangunan yang megah, maupun lampu-lampu gantung bersapukan lapisan emas yang menghiasi ruangan masjid. Keindahan dan kemegahan bangunan Masjid Nabawi seperti yang kita lihat saat ini tidak terlepas dari peranan para pemimpin Muslim di Madinah yang terus melakukan renovasi dan perluasan terhadap bangunan asli masjid.
Sepeninggal Rasulullah, masjid Nabawi terus diperluas oleh shahabat dan penerus beliau. Bangunan masjid ini mengalami renovasi pertamanya pada masa Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 17 H.
Perbaikan terhadap Masjid Nabawi juga dilakukan pada zaman pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik dari Dinasti Umayyah. Umar bin Abdul Aziz yang ketika itu menjabat sebagai gubernur Madinah Al Munawwarah memerintahkan pembangunan kembali Masjid Nabawi. Dalam kesempatan itu, Umar bin Abdul Aziz menambahkan mihrab di dalam masjid.
Ini merupakan mihrab pertama yang digunakan pada interior masjid. Selain itu, ia juga membangun empat menara dan membuat 20 pintu masuk. Proyek pemugaran dan perluasan tersebut selesai pada 91 H atau 711 M.
Pada masa khalifah Al Mahdi dari Daulah Abbasiyah, pada bangunan Masjid Nabawi ditambahkan maqshurah di bagian shaf awal, untuk membawa masuk jenazah agar dishalatkan.
Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Arab Saudi meluaskan masjid ini menjadi 6.042 meter persegi pada 1372 H. Perluasan ini kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, raja Fahd. Pada bulan Shafar 1405 H atau November 1984 M, beliau meletakkan batu pertama proyek perluasan Masjid Nabawi yang paling signifikan dan termegah sepanjang sejarah.
Setelah sempat tertunda satu tahun, pada Muharram 1406 H atau Oktober 1985, dimulailah proyek besar ini dengan menggusur bangunan hotel-hotel bertingkat, pasar, dan kompleks pertokoan di sektiranya yang berdiri di atas tanah seluas 100 ribu meter persegi. Kemudian, di atas tanah tersebut dibangun masjid baru seluas 82 ribu meter persegi yang mengitari dan menyatu dengan masjid yang sudah ada.
Dengan tambahan bangunan baru ini, luas lantai dasar Masjid Nabawi kira-kira 98 ribu meter persegi yang dapat menampung 167 ribu jamaah. Lantai atas digunakan untuk shalat seluas 67 ribu meter persegi yang menampung sebanyak 90 ribu jamaah.
Masjid Nabawi kini memiliki 10 menara, 26 kubah, 59 pintu gerbang, 6.800 keran tempat wudhu, 560 pipa keran air minum, dan 2.500 toilet. Masjid ini juga dilengkapi dengan tempat parkir bawah tanah yang dapat menampung 4.500 mobil. Pada musim biasa, masjid ini dapat menampung 650 ribu jamaah secara bersamaan. Sedangkan, pada musim haji atau bulan Ramadhan, lebih dari satu juta jamaah.
Kubah
Untuk pengaturan udara dalam bangunan yang sedemikian besar dan luas, dibuatlah 27 ruang terbuka dengan ukuran masing-masing 18X18 meter. Sebagai atap, dibuat kubah yang dapat dibuka dan ditutup secara elektronik dan dapat juga secara manual. Setiap kubah memiliki berat 80 ton, terbuat dari kerangka baja dan beton yang dilapisi kayu pilihan dengan hiasan relief bertahtakan batu mulia sejenis phirus yang sangat indah. Bagian luar atasnya dilapisi dengan keramik tahan panas.
Menara
Sebelum diperluas seperti ini, Masjid Nabawi hanya memiliki empat menara. Namun, pada bangunan saat ini, di setiap pojok masjid yang megah telah didirikan menara-menara baru sehingga semuanya berjumlah sepuluh buah, termasuk dua menara besar yang mengapit gerbang utama “Pintu Raja Fahd bin Abdul Aziz”.
Di puncak menara setinggi 104 meter itu, terdapat ornament ‘bulan sabit’ dari bahan perunggu yang dilapisi emas murni 24 karat dengan tinggi tujuh meter dan berat 4,5 ton. Pada ketinggian menara 87 meter, dipasang ‘sinar laser’ yang dapat memancarkan cahaya ke arah Makkah sejauh 50 kilometer. Ini digunakan untuk menunjukkan arah kiblat hingga dinyalakan pada saat-saat tertentu (waktu shalat).
Lampu Kristal
Untuk menambah penerangan dan keindahan di dalam masjid yang lama, dipasang 674 lampu-lampu kristal pilihan yang tidak membiaskan panas. Lampu-lampu tersebut disusun dengan kerangka dari bahan kuningan berlapis emas. Jumlahnya juga sebanyak 674 buah dan terdiri atas tiga macam ukuran, yakni besar, sedang, dan kecil.
Adapun yang besar berukuran garis tengah 32 cm dengan berat sekitar 485 kg. Sedangkan yang berukuran menengah atau sedang berdiameter 140 cm seberat 145 kg. Yang kecil berdiameter 120 cm dan berat 125 kg. Lampu-lampu ini dipesan khusus dari Italia, negara produsen kristal terkenal di Eropa.
12 Payung raksasa
Pada bagian tengah Masjid Nabawi, terdapat dua ruang terbuka yang setiap ruang dilengkapi enam buah patung artistik, hasil perpaduan arsitektur modern dan teknologi canggih. Ke-12 payung raksasa ini berfungsi sebagai peneduh panas. Payung raksasa ini dapat terbuka dan tertutup secara otomatis yang diatur oleh sistem komputer. Selain itu, melalui sebagian batang tubuhnya, dipasang pendingin ruangan (AC) yang secara otomatis pula memancarkan hawa dingin.
AC raksasa
Tak hanya payung yang berukuran raksasa, masjid ini juga dilengkapi dengan AC sentral raksasa. AC sentral ini dibangun di atas tanah seluas 70 ribu meter persegi yang terletak tujuh kilometer di sebelah barat masjid. Hawa dingin yang dihasilkan sistem itu dialirkan melalui pipa bawah tanah dan didistribusikan ke setiap penjuru masjid melalui bagian bawah setiap pilar yang berjumlah 2.104 buah.
Basement dan parker
Di bawah bangunan baru, terdapat basement seluas 73.500 meter persegi dan tinggi 4,5 meter yang digunakan untuk menempatkan pusat-pusat pengaturan elektronik, mekanik, sound system, serta AC.
Luas halaman Masjid Nabawi sebagai areal shalat adalah 206.000 meter persegi yang diperkirakan dapat menampung 400 ribu jamaah. Bagian basement mampu menampung mobil sebanyak 4.500 mobil. (Semoga Allah mempermudah kita untuk selalu berkunjung kesana) (Republika, Ahad 24 Oktober 2010) Abu Sulthon
PERSEPSI MBAH PETRUK
Suswanto (40), warga Srumbung, Magelang, mengabadikan awan yang berbentuk Petruk dengan bidikan kamera ponselnya pada Senin 25 Oktober selepas subuh. Sebagian sesepuh di desa tersebut mengartikan itu sebagai tanda bahwa akan ada letusan Merapi yang besar. Kepala Mbah Petruk yang menghadap ke selatan artinya musibah akan terjadi di Yogyakarta dan sekitarnya.
Mitos Mbah Petruk dikaitkan oleh masyarakat dengan pemuka jin. Ia bertugas memberi wangsit mengenai waktu meletusnya Gunung Merapi, termasuk memberi kiat-kiat tertentu kepada penduduk agar terhindar dari ancaman bahaya lahar panas Merapi. Di pundak jin inilah, menurut isu yang sempat beredar, keselamatan penduduk tergantung.
Namun, Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo menilai asap berbentuk Petruk itu tidak ada arti apa-apa. "Asap seperti itu bisa berbentuk apa saja. Kalau ada yang mengatakan itu pertanda akan ada letusan yang lebih besar saya rasa itu hanya mitos saja," ujar Subandriyo.
Ponimin (50) yang disebut-sebut "sakti" seperti Mbah Maridjan, punya penafsiran sendiri. Menurutnya, hidung Petruk yang menghadap Yogyakarta mengandung arti Merapi mengincar Yogyakarta. Permadi, seorang paranormal, dalam sebuah infotainmen di sebuah televisi swasta nasional memiliki pendapat yang hampir serupa dengan Ponimin.
Namun, Masyarakat Cepogo dan Selo yang menjadi "basis kerja" Mbah Petruk pada "masa lalu" justru memiliki versi yang cenderung berbeda. Dalam versi masyarakat Selo, Mbah Petruk seringkali disebut-sebut sebagai anak seorang pejabat atau versi lain Wedana. Pada era ini Selo merupakan wilayah dari kawedanan Ampel yang membawahi Ampel, Cepogo, Paras, dan Selo. Versi ini tidak bertentangan dengan versi cerita cerita warga Cepogo. Nama asli Mbah Petruk sebenarnya adalah Kyai Handoko Kusumo. Beliau ini merupakan penyebar Islam di Merapi pada sekitar era 1700-an. Wilayah geraknya lebih banyak meliputi Cepogo bagian atas dan tidak menutup kemungkinan juga di wilayah yang lain. Dalam cerita tutur digambarkan bahwa ia memiliki bentuk badan yang agak bungkuk. Kyai Handoko Kusumo adalah seorang keturunan Arab. Bentuk hidungnya yang lebih mancung dari kebanyakan orang Jawa itu lah yang membuat dirinya dikenal dengan nama Mbah Petruk oleh Masyarakat setempat. Petruk dalam mitologi Jawa merupa kan tokoh wayang punakawan yang memiliki bentuk hidung sangat mancung. Tentu menurut mereka, menghubungkan “Mbah Petruk” dengan tokoh pewayangan Petruk jelas merupakan sebuah kekeliruan. “Mbah Petruk” yang ini adalah seorang ulama yang di mungkinkan merupakan murid generasi kedua dari Sunan Kalijaga.
Terlepas dari berbagai persepsi maupun versi yang bermacam-macam di atas, tidak selayaknya umat muslim mempercayai segala hal yang berbau kesyirikan, ramal meramal, tathayyur atau tasya’um (menganggap sesuatu bisa mendatangkan bahaya atau manfaat), dan hal-hal yang berseberangan dengan akidah Islam. Rasulullah telah mewanti-wanti tentang hal itu. Satu hal yang wajib selalu kita imani, persepsikan segala kejadian dengan dasar berbaik sangka kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Wallahu a’lam
Penulis Majalah Al 'Ibar
1. Ust. Agus Andriyanto, Lc
2. Ust Rohmanto, Lc
3. Ust. Amri Suaji, Lc
4. Ust. Abdus Salam, Lc
5. Ust. Aris Munandar, S.S.
6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I
7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I
8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.
9. Ustadzah Umi Hajar, Lc
Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran
Pondok Pesantren Hamalatul Quran
Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Telp/Fax: 0274 372 602
email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com
Tags
- ayat kauniyah edisi keempat (1)
- ayat kauniyah edisi keenam (1)
- ayat kauniyah edisi ketiga (1)
- dinamika dakwah edisi kedua (1)
- dinamika dakwah edisi keempat (1)
- dinamika dakwah edisi keenam (1)
- dinamika dakwah edisi ketiga (1)
- ibadah shahihah edisi kedua (1)
- ibadah shahihah edisi keempat (1)
- ibadah shahihah edisi keenam (1)
- ibadah shahihah edisi ketiga (1)
- iklan edisi ketiga (1)
- kabar pondok edisi kedua (1)
- kabar pondok edisi keempat (1)
- kabar pondok edisi keenam (1)
- kabar pondok edisi ketiga (1)
- keluarga sakinah edisi kedua (1)
- keluarga sakinah edisi keempat (1)
- keluarga sakinah edisi keenam (1)
- keluarga sakinah edisi ketiga (1)
- kiat sehat edisi kedua (1)
- kiat sehat edisi keempat (1)
- kiat sehat edisi keenam (1)
- kiat sehat edisi ketiga (1)
- kiat sukses edisi kedua (1)
- kiat sukses edisi keempat (1)
- kiat sukses edisi keenam (1)
- kiat sukses edisi ketiga (1)
- Kisah Hadits edisi kedua (2)
- Kisah Hadits edisi keempat (1)
- Kisah Hadits edisi ketiga (1)
- kisah Quran edisi kedua (1)
- kisah Quran edisi keempat (1)
- kisah Quran edisi keenam (1)
- kisah Quran edisi ketiga (1)
- kisah salaf edisi kedua (1)
- kisah salaf edisi keempat (1)
- kisah salaf edisi keenam (1)
- kisah salaf edisi ketiga (1)
- konsultasi syariah edisi kedua (1)
- konsultasi syariah edisi keempat (1)
- konsultasi syariah edisi keenam (1)
- konsultasi syariah edisi ketiga (1)
- pesona tanah suci edisi kedua (1)
- pesona tanah suci edisi keempat (1)
- pesona tanah suci edisi keenam (1)
- pesona tanah suci edisi ketiga (1)
- refleksi edisi kedua (1)
- refleksi edisi keempat (1)
- refleksi edisi keenam (1)
- refleksi edisi ketiga (1)
- salam redaksi edisi keempat (1)
- salam redaksi edisi keenam (1)
- salam redaksi edisi ketiga (1)
- sejarah islam nusantara edisi kedua (1)
- sejarah islam nusantara edisi keempat (1)
- sejarah islam nusantara edisi keenam (1)
- sejarah islam nusantara edisi ketiga (1)
- wanita shalihah edisi kedua (1)
- wanita shalihah edisi keempat (1)
- wanita shalihah edisi keenam (1)
- wanita shalihah edisi ketiga (1)