Beliau adalah Utsman bin Affan bin Abil ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi almanaf. Beliau dilahirkan tahun ke enam sesudah perang Gajah. Dalam artian umurnya enam tahun lebih muda dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Masuk Islam setelah mendengar ajakan Abu Bakar as-Shiddiq. Oleh karenanya beliau termasuk sahabat yang pertama masuk Islam dan hijrah dua kali; yang pertama ke negeri Habasyah (Ethiopia) dan yang kedua ke kota Madinah.
Sebelum datang Islam, baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menikahkan putri beliau yang bernama Ruqoyyah dengan Utsman. Di waktu perang Badar, Utsman meminta izin dari Rasul untuk tidak ikut perang karena merawat Ruqoyyah yang sedang sakit, dan baginda Nabi mengizinkan. Namun pada akhirnya Ruqoyyah meninggal dunia, dan di hari pemakamannya datanglah penyeru yang memberi kabar gembira akan kemenangan kaum muslimin di perang Badar. Setiba Rasulullah di Madinah, Utsman diberi hasil rampasan perang, dan beliau tergolong orang yang ikut perang Badar padahal tidak ikut berperang. Bahkan baginda Nabi menikahkannya kembali dengan putri beliau yang bernama Umi kultsum. Oleh karena itu beliau mendapat gelar Dzuu Nuuroini (Sang Pemilik Dua Cahaya).
Ulama berkata: Tidak ada yang menikahi dua putri nabi kecuali Utsman bin Affan. Utsman meriwayatkan beberapa hadits dari Nabi berjumlah 146 hadits.
Ciri sosok Utsman bin Affan
Beliau tidak pendek juga tidak tinggi (sedang), tampan, putih kemerah-merahan, lebat jenggotnya, tulang rahangnya besar,pundaknya lebar, lengannya panjang, rambutnya panjang dan kriting.
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Usamah bin Zaid yang berkata, ”Rasulullh shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruhku untuk datang ke rumah Utsman dan membawakan nampan yang berisi daging. Tatkala aku masuk, aku jumpai Ruqoyyah sedang duduk. Kemudian aku melihat Ruqoyyah dan sesekali aku melihat Utsman. Ketika aku kembali kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda kepadaku, ”Apakah kamu masuk ke dalam rumahnya dan menjumpai mereka berdua?” Aku jawab, “Ya.” Kemudian Rasul bertanya lagi, ”Apakah ada pasangan yang lebih serasi dari keduanya?” Aku jawab , “Tidak ada wahai Rasulullah.”
Ibnu Adi meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha yang berkata, “Tatkala baginda Nabi menikahkan putrinya (Umi Kultsum) Nabi bersabda padanya, “Sesungguhnya calon suamimu orang yang paling mirip dengan kakekmu Ibrahim dan serupa dengan ayahmu (Muhammad).”
Pengangkatan Utsman menjadi kholifah
Sebelum Umar meninggal dunia, beliau menunjuk beberapa sahabat untuk berunding dan menentukan pemimpin atau kholifah. Dan tiga hari sesudah pemakaman umar, terpilihlah Utsman sekaligus pembaiatan beliau. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata “Tatkala Utsman dibaiat, beliau adalah orang yang terbaik diantara kita (kaum muslimin).”
Di waktu pembaiatan Utsman, hadirlah Abdurrahman bin ‘Auf. Beliau memuji kebesaran Allah seraya berkata, “Kami memandang bahwa tidak ada yang diinginkan oleh orang-orang kecuali Utsman.” Dalam riwayat lain, Abdurrahman bin ‘Auf memegang tangan Utsman dan berkata, “Kami membaiat engkau atas sunnah Allah dan sunnah rasul rasulullah serta sunnah dua khalifah sesudahnya (yaitu Abu bakar dan Umar). Sesudah Abdurrahman membaiat, kemudian diikuti oleh kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka semua ridha terhadap Utsman.
Beberapa keutamaan Utsman bin affan
1. Malaikat malu dengan Utsman. Ibnu umar menuturkan dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “ Sesungguhnya para malaikat malu dengan Utsman, sebagaimana mereka malu dari Allah dan rasulNya.”
Zaid bin tsabit berkata: Rasulullah bersabda, “Suatu ketika Utsman lewat di depanku dan malaikat di sampingku berkata, ‘Dia adalah seorang yang akan mati syahid dibunuh oleh kaumnya, sesunggguhnya kami malu (karena iri) dengannya’.”
2. Rasulullah bersabda, “Hendaknya kalian menikahkan putri kalian dengan Utsman, sekiranya aku memilkiki putri yang ketiga niscaya aku nikahkan dengannya dan tidaklah aku menikahkan putriku kecuali dengan wahyu dari Allah.
3. Beliau merupakan salah satu dari 10 sahabat yang mendapat kabar gembira dari rasul akan masuk surga.
4. Beliau adalah sahabat yang gemar bersedekah dan memiliki harta yang banyak.
Diriwayatkan bahwa tatkala kaum muslimin dalam keadaan sulit, Utsman membantu kaum muslimin untuk persiapan perang dengan 950 unta dan 50 kuda.
Beliau juga membeli sumur Ruumah dan menyedekahkannya kepada kaum muslimin. Beliau juga membeli taman di sekeliling masjid Nabawi dan digunakan untuk perluasan.
5. Beliau adalah pemimpin yang sangat merakyat. Hasan Al Basri menuturkan tatkala ditanya tentang orang yang tidur siang di masjid beliau berkata,”Aku melihat Utsman tidur siang di masjid dan waktu itu beliau sebagai seorang kholifah, kemudian beliau bangun dan ada bekas kerikil di badannya kemudian kami berkata, ‘Ini adalah Amirul mukminin 2x.”
6. Beliau adalah orang yang pertama kali memerintah muadzin, untuk adzan dua kali di hari Jum’at tatkala kaum muslimin semakin banyak.
7. Beliau adalah sahabat yang mengumpulkan Al Quran dan kemudian dicetak serta dibagi ke berbagai negri.
Di kepemimpinan Utsman, beliau mampu membuka berbagai kota sebagai perluasan kaum muslimin. Salah satu yang dikabarkan yang sungguh terjadi dalam hadits adalah bahwa beliau akan wafat dalam keadaan terbunuh. Sebagaimana disabdakan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang Utsman, “Allah ridha dengannya, Rasulpun meridhainya.” Banyak sahabat yang menangis tatkala kepergiannya.
Utsman bin Affan
18.59 |
Label:
kisah salaf edisi ketiga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Penulis Majalah Al 'Ibar
1. Ust. Agus Andriyanto, Lc
2. Ust Rohmanto, Lc
3. Ust. Amri Suaji, Lc
4. Ust. Abdus Salam, Lc
5. Ust. Aris Munandar, S.S.
6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I
7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I
8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.
9. Ustadzah Umi Hajar, Lc
Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran
Pondok Pesantren Hamalatul Quran
Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Telp/Fax: 0274 372 602
email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com
Diberdayakan oleh Blogger.
Tags
- ayat kauniyah edisi keempat (1)
- ayat kauniyah edisi keenam (1)
- ayat kauniyah edisi ketiga (1)
- dinamika dakwah edisi kedua (1)
- dinamika dakwah edisi keempat (1)
- dinamika dakwah edisi keenam (1)
- dinamika dakwah edisi ketiga (1)
- ibadah shahihah edisi kedua (1)
- ibadah shahihah edisi keempat (1)
- ibadah shahihah edisi keenam (1)
- ibadah shahihah edisi ketiga (1)
- iklan edisi ketiga (1)
- kabar pondok edisi kedua (1)
- kabar pondok edisi keempat (1)
- kabar pondok edisi keenam (1)
- kabar pondok edisi ketiga (1)
- keluarga sakinah edisi kedua (1)
- keluarga sakinah edisi keempat (1)
- keluarga sakinah edisi keenam (1)
- keluarga sakinah edisi ketiga (1)
- kiat sehat edisi kedua (1)
- kiat sehat edisi keempat (1)
- kiat sehat edisi keenam (1)
- kiat sehat edisi ketiga (1)
- kiat sukses edisi kedua (1)
- kiat sukses edisi keempat (1)
- kiat sukses edisi keenam (1)
- kiat sukses edisi ketiga (1)
- Kisah Hadits edisi kedua (2)
- Kisah Hadits edisi keempat (1)
- Kisah Hadits edisi ketiga (1)
- kisah Quran edisi kedua (1)
- kisah Quran edisi keempat (1)
- kisah Quran edisi keenam (1)
- kisah Quran edisi ketiga (1)
- kisah salaf edisi kedua (1)
- kisah salaf edisi keempat (1)
- kisah salaf edisi keenam (1)
- kisah salaf edisi ketiga (1)
- konsultasi syariah edisi kedua (1)
- konsultasi syariah edisi keempat (1)
- konsultasi syariah edisi keenam (1)
- konsultasi syariah edisi ketiga (1)
- pesona tanah suci edisi kedua (1)
- pesona tanah suci edisi keempat (1)
- pesona tanah suci edisi keenam (1)
- pesona tanah suci edisi ketiga (1)
- refleksi edisi kedua (1)
- refleksi edisi keempat (1)
- refleksi edisi keenam (1)
- refleksi edisi ketiga (1)
- salam redaksi edisi keempat (1)
- salam redaksi edisi keenam (1)
- salam redaksi edisi ketiga (1)
- sejarah islam nusantara edisi kedua (1)
- sejarah islam nusantara edisi keempat (1)
- sejarah islam nusantara edisi keenam (1)
- sejarah islam nusantara edisi ketiga (1)
- wanita shalihah edisi kedua (1)
- wanita shalihah edisi keempat (1)
- wanita shalihah edisi keenam (1)
- wanita shalihah edisi ketiga (1)
0 komentar:
Posting Komentar