Postagens populares

Sidebar menu

RSS
Container Icon

Pages

Ali bin Abi Tholib

Beliau adalah Ali bin Abi Tholib bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusyai bin Kilab. Ali memiliki julukan Abu Thurob dan yang memberi nama adalah Nabi Shallallahu alaihi wasallam. Beliau termasuk orang yang masuk Islam pertama kali dari kalangan anak, usia beliau kala itu adalah 10 tahun. Tatkala baginda Nabi hijrah, beliau memerintah Ali untuk tetap berada di Mekah beberapa hari untuk menyampaikan amanah milik penduduk Mekah yang dititipkan kepada Nabi. Ali pun menunaikan perintah tersebut. Beliau ikut berbagai peperangan; seperti perang Badar, Uhud dan peperangan lainnya kecuali perang Tabuk. Dan ketidak ikut sertanya Ali pada perang Tabuk karena baginda Nabi meminta Ali agar menjadi pemimpin di Madinah selama perang Tabuk.
Karakteristik fisik Ali
Beliau berbadan gemuk, rambutnya tebal, perawakannya agak pendek, perutnya besar, jenggotnya lebat memenuhi kedua pundaknya , warnanya putih bagaikan kapas. Beliau meriwayatkan hadits dari Nabi sebanyak 586 hadits.
Keutamaan Ali
Bukhari dan muslim meriwayatkan dari Sahal bin Sa'ad bahwasanya baginda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada waktu menjelang perang Khaibar, "Sungguh aku akan memberikan panji perang kepada seseorang yang di tangannya Allah akan memberikan kemenangan. Allah dan Rasul-Nya mencintainya, dan diapun mencintai Allah dan Rasul-Nya." Maka para shahabatpun melalui malamnya pada saat itu dengan saling berbicara dan penuh teka-teki dalam benak mereka masing-masing. Kepada siapakah gerangan bendera tersebut akan diberikan. Di pagi harinya para shahabat pergi ke tempat Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam dan masing-masing berharap untuk diberi panji-panji tersebut. Kemudian Nabi bersabda, "Dimana Ali bin Abi Thalib?" Maka dikatakan kepada beliau, 'Dia sedang sakit matanya.' Kemudian beliau bersabda, "Utuslah seseorang kepadanya dan datangkanlah kemari." Sesudah Ali datang, Rasulullah meludahi kedua matanya dan berdoa untuknya hingga sembuhlah matanya seakan-akan tidak ada bekas penyakit. Kemudian panji-panji bendera itu diberikan kepada Ali.
Imam Turmudzi meriwayatkan dan Imam Al Hakim menshahihkannya dari Buraidah beliau berkata, 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah memerintakan kepadaku untuk mencintai empat orang dan Dia mengabarkan kepadaku bahwasannya Dia mencintai mereka. " Beliau ditanya, 'Wahai Nabiyullah, sebutkanlah nama-nama tersebut kepada kami. ' Maka beliau bersabda, "Ali diantara mereka dan menyebutkannya sebanyak tiga kali, kemudian Abu Dzar, Al Miqdad serta Salman."
At Turmudzi meriwayatkan dari jalan Ibnu Umar, dia berkata, "Tatkala baginda Nabi mempersaudarakan para shahabat (ketika pertama kali tiba di Madinah setelah hijrah) maka datanglah Ali sedang kedua matanya berlinang air mata seraya berkata, 'Ya, Rasulullah, Engkau mempersaudarakan semua shahabatmu dan engkau tidak mempersaudarakan aku dengan siapapun?' Maka beliau bersabda, "Engkau adalah saudaraku di dunia dan di akhirat."
Abu Hurairah berkata dari Umar bin Khattab, "Ali adalah orang yang terbaik di antara kami dalam hal hukum. Umar juga berkata, "Tidak ada di antara shahabat yang berkata, 'tanyakan permasalahan yang kalian miliki' kecuali Ali."
At Thabrani dan Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas berkata, "Tidaklah Allah menurunkan firmannya, 'Hai orang-orang yang beriman' Kecuali Ali adalah yang terdepan dan yang termulia."
Imam Al Hakim dalam shahihnya menuturkan Imam At Thabrani juga menuturkan dari Umi Salamah radhiyallahu 'anha berkata, "Jika baginda Nabi marah tidak ada yang berani mengajak bicara kecuali Ali."
Abu Ya'la dan Bazzar meriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqqos radhiyallahu 'anhu dia berkata, 'Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa yang menyakiti Ali berarti telah menyakitiku."
Muawiyyah radhiyallahu anhu berkata, "Ali adalah orang yang memiliki pengetahuan yang luas, keras dan kuat. Tatkala berbicara pendek dan bermakna, manakala menghukum atau memutuskan masalah penuh dengan keadilan dan disertai dengan ilmu dan hikmah. Dia tidak terbuai dengan kehidupan dunia dan gemerlapnya. Tatkala kita mengunjungi ia selalu berupaya mendekat dan selalu memberi jika diminta. Sekalipun beliau dekat dengan kami, tidak menjadikan kita banyak bicara karena kewibawaannya. Tatkala beliau senyum seakan-akan adalah permata yang teruntai rapi. Dia selalu memuliakan ahli agama, mencintai fakir miskin, tidak menjadikan orang yang kuat berani di depannya jika salah, dan tidak menjadikan orang yang lemah khawatir karena keadilannya. Demi Allah, suatu hari aku pernah melihat Ali di kegelapan malam dan heningnya malam tersebut dan beliau berada di mihrabnya sambil memegang jenggotnya. Sambil menangis seakan-akan akupun mendengar apa yang dia katakan, "Ya Allah, Ya Allah." Sambil merendahkan suaranya penuh berharap kepada Allah. Kemudian berkata kepada dunia, "Janganlah menipuku, itu tidak mungkin terjadi dan sangatlah mustahil. Godalah orang lain selain aku, aku telah menceraimu aku telah menceraimu aku telah menceraimu. Umurmu sangat pendek, majlismu sangat hina, bahayamu sangat kecil. Oh…bekal yang kupersiapkan sangatlah sedikit, sementara perjalanan sangat jauh dan tidak ada teman yang mendampingi.
Cerita ini adalah jawaban Muawiyah tatkala Dhiror bin Dhomroh Al Kinani bertanya tentang akhlak Ali bin Abi Thalib dan sesudah Muawiyah selesai berbicara Muawiyah menangis tersedu-sedu sementara Dhiror bin Dhomroh menyeka air mata Muawiyah yang membasahi jenggot dan pipi beliau, dan Muawiyah juga menyeka air matanya dengan lengan bajunya. Tidak ketinggalan pula semua yang hadir di majlis tersebut larut dalam tangisan Muawiyah.
Pembaiatan Ali radhiyallahu 'anhu
Ibnu Sa'ad berkata, " Ali dibaiat sehari sesudah pembunuhan Utsman bin Affan di Madinah. Beliau dibaiat oleh para shahabat radhiyallahu 'anhum. Dikatakan bahwasanya Tholhah dan Az Zubair berbaiat dalam keadaan terpaksa. Keduanya menuju Mekah dan AIsyah juga ikut serta, kemudian mereka menuju Bashroh meminta qishosh (tuntutan balas) akan wafatnya Utsman bin 'Affan, sehingga berita tersebut sampai pada Ali. Kemudian Ali menuju Iraq dan berjumpa dengan 'Aisyah, Az Zubair dan Tholhah. Dan terjadilah peperangan yang luar biasa yang disebut dengan perang Jamal. Dan di zaman Ali juga terjadi perang Shiffin yaitu keluarnya Muawiyah dari kepemimpinan Ali pada tahun 37 Hijriyah yang kemudian diakhiri dengan perdamaian yang diwakili oleh Abu Musa Al Asy'ari dari pihak Ali dan Muawiyah diwakili oleh Amr bin Ash. Di zaman Ali muncul kelompok Khowarij yaitu orang-orang yang keluar dari kepemimpinan Ali dan mereka bermarkas di daerah Haruro' (suatu daerah yang terletak di Hufah).
Orang-orang Khawarij memiliki keinginan untuk membunuh para shahabat Nabi; yaitu Ali bin Abi Tholib, Muawiyah bin Abu Sufyan, dan Amr bin Ash. Abdurrahman bin Muljim adalah utusan dari orang Khowarij untuk membunuh Ali. Di waktu Subuh tatkala Ali menuju ke masjid, Abdurrahman bin Muljim menusuk Ali. Kejadian ini bertepatan pada tanggal 17 Ramadhan malam Jum'at. Dua hari kemudian wafatlah Ali tepat pada malam Ahad. Adapun yang memandikannya adalah Al Hasan, Al Husain kedua putra beliau dan Abdullah bin Ja'far. Abdurrahman bin Muljim akhirnya dibunuh, sementara Ali radhiyallahu 'anhu berpulang ke rahmatulloh sesudah meninggalkan banyak kebaikan, kepahlawanan dalam perang, kejujuran, keikhlasan, pembela kebenaran, kemuliaan, serta kemenangan karena keberkahan hidup beliau bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam.@

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Penulis Majalah Al 'Ibar

1. Ust. Agus Andriyanto, Lc

2. Ust Rohmanto, Lc

3. Ust. Amri Suaji, Lc

4. Ust. Abdus Salam, Lc

5. Ust. Aris Munandar, S.S.

6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I

7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I

8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.

9. Ustadzah Umi Hajar, Lc

Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran

Pondok Pesantren Hamalatul Quran

Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 

Telp/Fax: 0274 372 602 

email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Tags

BTricks

BThemes