Seperti kebiasaan di akhir hingga awal tahun, kembali kali ini bumi kita dibikin selalu basah oleh hujan. Dan seperti biasanya juga, di beberapa orang manusia ada yang mensyukurinya, namun juga ada yang kecewa atas kehadirannya. Tukang es, misalnya, sedari sebelum subuh mungkin ia telah mempersiapkan dagangannya sedemikian rupa. Setelah siap, ia harus menempuh tempat dagangannya yang terkadang lumayan jauh dari tempat tinggalnya. Itu pun dengan berjalan kaki, karena mana mungkin gerobak esnya dinaikkan sepeda ontel, satu-satunya kendaraan yang ia miliki. Sesampai tempat jualannya, yaitu di depan sekolah SD yang ramai murid-muridnya, dan baru saja ia istirahat dan menyeka keringatnya, hujanpun turun mengguyur bumi. Kekecewaan pun muncul dari hatinya. Karena, dipastikan dagangannya hari ini pasti banyak...tidak lakunya. Rasa kesal, marah, dan perasaan dongkol pun dilampiaskan dengan kata-kata dan perbuatannya.
Lain dengan sahabatnya si penjual wedang ronde (sejenis minuman hangat). Ia sudah tersenyum senang karena dipastikan dagangannya hari ini akan laris manis. Dengan mantap, penjual ronde itupun melangkah mendorong gerobaknya menuju halte bus dekat sekolahan yang sedang ramai orang yang berteduh. Satu mangkuk, dua mangkuk, dan... ia begitu senang dengan rahmat turunnya hujan hari ini. Dagangannya laris manis, tak seperti biasanya di saat sang mentari tak berpenghalang menghangatkan bumi. Beruntung karena hari itu hujan begitu derasnya hingga sore hari.
Inilah manusia, selalu merasa hidup nyaman tatkala diberi nikmat oleh Allah, dan merasa hidup sempit dan tidak nyaman tatkala pemberian itu tak datang.
Dalam cerita di atas, terkadang kita juga merasakan apa yang dirasakan oleh penjual es, dan juga penjual wedang ronde. Kecewa dengan datangnya hujan, namun di saat lain bahagia dengan kedatangannya. Padahal, jika ingin kita gali lebih dalam betapa kita akan mendapatkan pelajaran berharga dari hujan.
Makhluk Allah yang satu ini tidak akan untung jika tidak menurunkan airnya ke bumi, pun tidak akan rugi jika menurunkannya. Ia hanya mendengarkan titah Allah untuk menahan atau menurunkan hujan. Tak ada imbalan yang ia peroleh kecuali karena ketaatannya kepada Allah. Ia hanya memberi, memberi, dan memberi kepada makhluk hidup Allah yang tidak mungkin hidup tanpa air darinya. Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu menjadi hidup, demikian firman Tuhannya.
Shadaqah sang hujan kepada para makhluk Allah tak memandang untuk siapa. Muslim, kafir, orang taat, orang durhaka, tua, muda, kaya, miskin, semua mendapatkannya secara gratis. Tanpa perlu sedia galon-galon air, maupun antri di jalanan. Pun, demikian dengan seluruh makhluk Allah selain manusia, semua mereka hidup untuk shadaqah, memberi kepada manusia, dan membantu kelancaran hidup mereka. Lihatlah sang mentari yang tak lelah memberikan cahayanya, pepohonan yang memberikan buah-buahan dan oksigennya, hewan-hewan yang bahkan memberikan jiwanya, agar daging mereka dapat dimakan oleh manusia, dan makhluk-makhluk lain yang selalu bershadaqah memberi manusia apa saja yang mereka punya, minimal keindahan 'tubuh' mereka untuk sekedar menjadi pemandangan manusia.
Hujan dan shadaqah
16.08 |
Label:
refleksi edisi keempat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Penulis Majalah Al 'Ibar
1. Ust. Agus Andriyanto, Lc
2. Ust Rohmanto, Lc
3. Ust. Amri Suaji, Lc
4. Ust. Abdus Salam, Lc
5. Ust. Aris Munandar, S.S.
6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I
7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I
8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.
9. Ustadzah Umi Hajar, Lc
Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran
Pondok Pesantren Hamalatul Quran
Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Telp/Fax: 0274 372 602
email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com
Diberdayakan oleh Blogger.
Tags
- ayat kauniyah edisi keempat (1)
- ayat kauniyah edisi keenam (1)
- ayat kauniyah edisi ketiga (1)
- dinamika dakwah edisi kedua (1)
- dinamika dakwah edisi keempat (1)
- dinamika dakwah edisi keenam (1)
- dinamika dakwah edisi ketiga (1)
- ibadah shahihah edisi kedua (1)
- ibadah shahihah edisi keempat (1)
- ibadah shahihah edisi keenam (1)
- ibadah shahihah edisi ketiga (1)
- iklan edisi ketiga (1)
- kabar pondok edisi kedua (1)
- kabar pondok edisi keempat (1)
- kabar pondok edisi keenam (1)
- kabar pondok edisi ketiga (1)
- keluarga sakinah edisi kedua (1)
- keluarga sakinah edisi keempat (1)
- keluarga sakinah edisi keenam (1)
- keluarga sakinah edisi ketiga (1)
- kiat sehat edisi kedua (1)
- kiat sehat edisi keempat (1)
- kiat sehat edisi keenam (1)
- kiat sehat edisi ketiga (1)
- kiat sukses edisi kedua (1)
- kiat sukses edisi keempat (1)
- kiat sukses edisi keenam (1)
- kiat sukses edisi ketiga (1)
- Kisah Hadits edisi kedua (2)
- Kisah Hadits edisi keempat (1)
- Kisah Hadits edisi ketiga (1)
- kisah Quran edisi kedua (1)
- kisah Quran edisi keempat (1)
- kisah Quran edisi keenam (1)
- kisah Quran edisi ketiga (1)
- kisah salaf edisi kedua (1)
- kisah salaf edisi keempat (1)
- kisah salaf edisi keenam (1)
- kisah salaf edisi ketiga (1)
- konsultasi syariah edisi kedua (1)
- konsultasi syariah edisi keempat (1)
- konsultasi syariah edisi keenam (1)
- konsultasi syariah edisi ketiga (1)
- pesona tanah suci edisi kedua (1)
- pesona tanah suci edisi keempat (1)
- pesona tanah suci edisi keenam (1)
- pesona tanah suci edisi ketiga (1)
- refleksi edisi kedua (1)
- refleksi edisi keempat (1)
- refleksi edisi keenam (1)
- refleksi edisi ketiga (1)
- salam redaksi edisi keempat (1)
- salam redaksi edisi keenam (1)
- salam redaksi edisi ketiga (1)
- sejarah islam nusantara edisi kedua (1)
- sejarah islam nusantara edisi keempat (1)
- sejarah islam nusantara edisi keenam (1)
- sejarah islam nusantara edisi ketiga (1)
- wanita shalihah edisi kedua (1)
- wanita shalihah edisi keempat (1)
- wanita shalihah edisi keenam (1)
- wanita shalihah edisi ketiga (1)
0 komentar:
Posting Komentar