Postagens populares

Sidebar menu

RSS
Container Icon

Pages

Pasar sebagai gerbang islamisasi Indonesia

Gerak sejarah Islam berputar sangat menakjubkan. Meluas hingga ke batas cakrawala dunia. Bukan gerakan dari istana ke istana, melainkan dari pasar ke pasar. Para wirausahawan tidak hanya memasarkan komoditi barang dagangan, tetapi, juga menjadikan pasar sebagai arena amal ajaran niaga Islami. Menumbangkan ajaran politeisme dan digantikan dengan ajaran tauhid. Dampaknya, aturan jahiliyah pun roboh, tidak mampu bertahan. Ditegakkanlah Syariah Islam dengan metode budaya bangsa-bangsa yang dijumpainya. Kehadiran Islam disambut sebagai liberating forces –kekuatan pembebasan dari belenggu ajaran yang menyesatkan.
Istilah pasar berasal dari Timur Tengah dari kata, bazaar. Sebelumnya, di Nusantara Indonesia tidak dikenal istilah tersebut. Karena pengaruh Islam dan kontak niaga dengan Timur Tengah, mulailah masuk istilah tersebut. Akibatnya, dikenal pula nama-nama pasar dengan hari-hari Islam: Pasar Senin, Pasar Rabu, Pasar Kamis, Pasar Jumat, Pasar Ahad .
Melalui pasar berkembanglah pula Bahasa Melayu Pasar sebagai bahasa komunikasi niaga dalam pasar. Demikian pula Huruf Arab Melayu menjadi dikenal di Nusantara Indonesia.
Islam masuk ke Nusantara Indonesia melalui gerbang pasar. Diajarkan oleh para wirausahawan yang merangkap sebagai juru dakwah. Menurut Prof. Dr. D.H. Burger dan Prof. Dr. Mr. Prajudi, dalam Sedjarah Ekonomis Sosiologis Indonesia, Djilid Pertama, menyatakan Islam di Indonesia dikembangakan dengan jalan damai dan tidak disertai dengan invasi militer.
Dengan dana pribadi, dan penguasan transportasi kelautan, serta penguasaan pasar, menjadikan Islam secara cepat tersebar ke seluruh kepulauan Nusantara Indonesia. Pengembangannya melibatkan setiap Muslim dengan keragaman profesinya, yang merasa terpanggil kesadaran agamanya, menjadi dai dengan metode yang sejalan dengan profesinya.
Sulaiman As-Sirafi, wirausahawan Muslim dari Persia yang pernah mengunjungi Timur Jauh mengatakan bahwa pada abad kedua hijriyah, di Sula atau Sulawesi terdapat wirausahwan atau pedagang Muslim. Hal ini dapat dipastikan, sebelum mencapai Maluku, singgah terlebih dahulu di Sulawesi. Adapun perdagangan utama di Indonesia Timur saat itu adalah rempah-rempah dan wangi-wangian. Kedua komoditi tersebut terdapat di Maluku dan sekitarnya. Keduanya sangat menarik pedagang-pedagang Islam atau wirausahawan Muslim dari TImur Tengah.
Timbullah pertanyaan, mengapa nama-nama pulau di Indonesia yang letaknya jauh dari Arab, menggunakan nama yang berasal dari bahasa Arab. Jawabnya hal ini memberikan gambaran betapa besarnya pengaruh Islam terhadap penamaan peta dunia dan Nusantara di dalamnya. Dengan kata lain, jauh sebelum Barat pada abad ke-16 mulai tampil sebagai imperialis, terlebih dahulu Islam melahirkan cendekiawan Muslim, termasuk pakar geografi dalam pembuatan Peta Bumi.
Nama-nama pulau, samudra, semenanjung, bukit, semula menggunakan istilah atau nama dengan bahasa Arab. Misalnya Gibraltar semual Jabal ath-Thariq. Hal ini terjadi karena peta bumi diciptakan oleh pakar geografi Muslim dari Arab. Dengan adanya nama-nama berbahasa Arab memberikan gambaran betapa luasnya daerah pengaruh Islam pada masa lalu hingga memasuki Eropa. Akibatnya, di Nusantara Indonesia pun, terdapat nama-nama wilayah darat dan laut atau danau yang berbahasa Arab.

Misalnya Jazirah Maluku disebut demikian karena berasal dari Jazirah Al-Muluk. Di jazirah atau wilayah yang dikelilingi laut tersebut, dikuasai oleh para raja atau al-muluk. Pulau Sumatera disebut pula dengan Andalusia, artinya memiliki keindahan dan kesuburan, sama dengan Spanyol karena itu disebut sebagai Andalusia oleh Mu’awiyah. Danau Toba berasal dari Thayyyiba artinya indah dalam bahasa Arab.
Dengan banyaknya nama wilayah berbahasa Arab dan banyaknya daerah hunian wirausahawan Islam dari Banda Aceh hingga Pulau Banda sebagai bukti Nusantara Indoensia sudah mengadakan hubungan niaga dengan Arabia. Namun, dalam penulisan Sejarah Indonesia pada masa pemerintahan kolonial Belanda sering disebut sebatas hubungan niaga Timur Tengah dengan India dan Cina, tanpa disebutkan Nusantara Indonesia. Hal ini sebagai dampak dari sistem penulisan sejarah yang berdasar Neerlando Sentrisme ditulis dari sudut pandang dan peran Belanda.
Sebenarnya, mungkinkah hubungan niaga yang demikian itu tanpa melalui Nusantara Indonesia. Jika komoditi yang diperdagangkan saat itu adalah rempah-rempah, dan Nusantara Indonesia sebagai wilayah pemasok dan penghasil rempah-rempah yang orisinal. Mungkinkah terjadi niaga rempah-rempah tanpa melalui Nusanrara Indonesia.
Realitas fakta dari nama-nama tempat yang menggunakan bahasa Arab, memandu bagi yang mempertanyakan dari mana datangnya agam Islam yang masuk Nusantara. Jika benar agam Islam berasal dari Gujarat India seperti yang dituturkan oleh Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje, tentu banyak pulau atau wilayah lain yang penting ditemukan daerah hunian pedagang Gujarat.
Namuan, dalam kenyataan cataan sejarah, di kota-kota besar di Jawa ataupun di luar pulau Jawa hingga di Pulau Banda terdapat banyak pedagang Arab. Sebaliknya, sangat langka adanya wilayah hunian pedagang Gujarat. Tidak dapat diragukan lagi di Nusantara dan dunia pada umumnya ditemukan fakta dan data justru adanya banyak pedagang atau wirausahawan Cina.
Demikianlah perjuangan para dai dan pedagang Islam yang datang ke Nusantara yang sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa Islam yang dibawa oleh beliau berhasil menciptakan dan mengaplikasikan perubahan hukum sosial, ekonomi, politik, budaya, serta ketahan dan pertahanan.@ Abu Mujahid

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

ANNAS mengatakan...

Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

dragon.blue.city mengatakan...

Nama Saya Abdullah Ghaffar dan teman-teman lewat email teman Saya Mau menanyakan tentang Kata "Pasar" nacht kata pasar menurut mas Annas berasal dari Timur Tengah yaitu " Bazaar nacht arti kata Bazaar itu sendiri apa yacht, thanks tolong dijawab sebab biar kita semua para kaum muslimin dan muslimah sendiri serta para peneliti dan sejarahwan tahu tentang arti makna kata 'Bazaar'

Posting Komentar

Penulis Majalah Al 'Ibar

1. Ust. Agus Andriyanto, Lc

2. Ust Rohmanto, Lc

3. Ust. Amri Suaji, Lc

4. Ust. Abdus Salam, Lc

5. Ust. Aris Munandar, S.S.

6. Ust. Ulin Nuha, S.Pd.I

7. Ust. Jarot Nugroho, S.Pd.I

8. Ust. Budi Setiawan, S.K.M.

9. Ustadzah Umi Hajar, Lc

Alamat Kantor Redaksi,Periklanan dan Pemasaran

Pondok Pesantren Hamalatul Quran

Kembaran RT 4, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 

Telp/Fax: 0274 372 602 

email: pesantrenhamalatulquran@gmail.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Tags

BTricks

BThemes